Hayoung
Matahari sudah kembali ke peraduannya saat upacara ku benar benar berakhir. Aku sendiri telah berada di balkon istana ku—tengah memandang ke arah luar istana yang terlihat begitu ramai. Ada pesta rakyat malam ini dan suasana malam itu menjadi begitu ricuh. Tentu saja merayakan ulang tahun ku yang sempat tertunda saat aku menghilang. Mendadak aku jadi ingin pergi kesana. Walaupun tubuh ku benar-benar lelah, tapi ada sesuatu yang menarikku untuk meraih mantel dan pergi ke luar.
" Nona, Anda ingin pergi kemana? " tanya seorang pelayan ketika aku hendak membuka pintu kamar.
" Aku akan keluar sebentar. "
" Tapi Nona, makan malam akan se— "
" Katakan pada Raja bahwa aku sangat kelelahan. "
Aku pun langsung pergi keluar sambil memakai kerudung hitam ku. Saat melewati lorong, semua pengawal mencoba memperhatikan gerak-gerik ku supaya aku tidak kabur. Namun untungnya, aku telah mengetahui tentang jalan rahasia menuju luar istana sehingga aku bisa pergi tanpa ada yang mengetahui. Akan tetapi, disana juga ada penjagaan ketat. Aku tidak bisa melakukan apa-apa karena pengawal-pengawal itu terus mengawasi ku. Apalagi keberadaan ku di dapur kecil yang sudah tidak terpakai sangatlah mencurigakan. Sebenarnya, ada jalan rahasia dibalik lemari kecil dekat perapian. Sangat sulit untuk membukanya tanpa ketahuan.
" Putri, apa yang kau lakukan disana? "
Akhirnya salah seorang pengawal yang penasaran bertanya. Ini tandanya ia sudah curiga.
" Aku mencari sendok model lama. " jawabku, mencari alasan.
" Semua peralatan makan model lama sudah dipindahkan ke gudang peralatan makan. "
" B-baiklah. "
Aku masih berdiam diri dan pengawal itu menatapku heran. Ia bahkan sudah hampir memegang sakunya untuk menarik sebuah revolver. Untung saja aku langsung berpamitan dan pergi dari situ. Perjalanan melewati lorong semakin menyebalkan. Aku ingin keluar tapi tidak ada cara dan tiba-tiba saja aku teringat akan Jungkook. Mataku membulat lalu aku segera berlari ke ruangan Bangtan. Kebetulan pintunya terbuka sedikit sehingga aku langsung masuk dengan cepat. Beberapa orang yang menyadari keberadaan ku langsung menatapku heran dan aku hanya menggigit bibir bawahku malu.
" Mencari ku Nona Manis? " tanya Jungkook yang baru saja muncul dari balik salah satu pintu paling ujung
Mendengarnya beberapa anggota lain mulai berdecak pelan. Sebisa mungkin aku mencoba untuk tidak terlihat begitu menginginkan untuk menemui Jungkook. Daguku sedikit kunaikkan dan aku mulai bicara seakan ada urusan penting dengan pria itu.
" Ada hal yang harus kubicarakan. Ini bersangkutan dengan kakakku, Pangeran Kim. "
Jimin dan Taehyung tiba-tiba tertawa dan mereka terdengar seperti mengolok-olok alasan palsu ku. Jungkook sendiri hanya menaikkan salah satu sudut bibir dengan angkuh sementara anggota sisanya melanjutkan pekerjaan masing-masing seakan tak pernah merasa terganggu. Aku yang semakin malu mencoba mengendalikan suasana sebaik mungkin.
" Ini penting Jungkook. " ujarku.
" Baiklah, tunggu aku. Besok kami sudah diharuskan pergi, jadi harus berkemas sekarang. Lagian Raja tidak mengundang kami makam malam nanti. Jadi kurasa aku sedang lowong. "
Jungkook langsung pergi memasuki salah satu ruangan dan aku yang sedari tadi berdiri di depan pintu langsung menghela napas panjang. Tiba-tiba saja Yoongi menghampiri ku dan memegang pundakku. Wajahnya mendekat ke telingaku lalu ia membisikkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Bastard, Jeon ✓ [Book 1]
Fanfic[Completed] Melarikan diri dari istana karena memiliki tekanan batin, jelas menjadi kesempatan bagi Jeon Jungkook. Ia membawa Hayoung masuk ke dalam dunianya. Menculik dengan embel-embel kasih sayang namun berakhir dengan menyakiti lebih dalam. Kim...