BAB 2

452 65 56
                                    

A good marriage is the union of two good forgivers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A good marriage is the union of two good forgivers. - Ruth Bell Graham

|

|

Sore itu cerah. Jiyeon menatap buku pelajaran sains milik Moonbin dengan kening berkerut. Sementara itu, di sampingnya, raut wajah Moonbin juga sama. Dia sedang serius menulis di buku tulisnya. Keningnya berlipat-lipat seolah-olah ingin menjadikan setiap kata yang ditulisnya adalah sempurna.

"Mam, kalau yang ini gimana?" Moonbin menggeser bukunya untuk menunjukkanya pada Ibunya. Jiyeon meraihnya dan membacanya sejenak.

"Coba Moonbin baca dulu, ya. Tidak sulit," ujar Jiyeon setelah selesai membacanya. Dia menyodorkan buku teks itu kembali pada Moonbin, membiarkan Moonbin untuk memikirkan jawaban dari PR yang sedang dikerjakannya.

Moonbin mengambil buku teks dari tangan Jiyeon dan membacanya. Tak lama kemudian, senyum terbit di wajah mungil itu. berarti, dia sudah mengerti.

"Tidak sulit. Seperti yang Eomma bilang, ya?"

Moonbin mengangguk. Lalu, dia mulai menulis jawabannya di buku tulisnya. Tiba-tiba Haneul memanggil Jiyeon dari dalam kamar. Ah, gadis kecil itu sudah bangun tidur. Jiyeon bergegas masuk ke dalam kamar. Senyum malaikat bergigi ompong menyambutnya. Tidak biasanya Si Ompong lucu itu senyum. Haneul hampir selalu menangis kalau bangun tidur. Jiyeon ikut tersenyum senang melihat Haneul menyunggingkan senyum lucu itu.

"Mandi, Eomma," ujar Haneul, sementara tangan chubbynya mengucek-ngucek mata. Lagi. Tidak biasanya minta mandi sendiri. Biasanya mesti kejar-kejaran dahulu serta bonus teriak-teriak menolak untuk mandi. Hal yang terjadi sekarang membuat Jiyeon semakin senang.

"Haneul mandi dengan Bibi Jo, ya? Eomma sedang bantuin Oppa mengerjakan pe-er."

Haneul merengek, "Haneul mau mandi sama Eomma!"

Oh, Jiyeon tidak jadi senang. Si Nona Keras Kepala itu merengek. Tangisannya pasti akan pecah jika Jiyeon menolaknya. Akhirnya dia menyerah. "Ya, sudah... yuk, mandi. Bisa buka bajunya?"

Haneul pun berusaha membuka bajunya sendiri. Apa yang dilakukan oleh Haneul menjadi pemandangan yang menyenangkan untuk Jiyeon. Pola tingkah gadis kecil itu yang lucu dan serius ketika berusaha untuk membuka bajunya sendiri. Meskipun sempat kesulitan, akhirnya Haneul berhasil menanggalkan seluruh pakaiannya, baik baju maupun celana. Untuk merayakan keberhasilannya, Haneul menunjukkan kembali gigi ompongnya kepada Ibunya. Tubuhnya yang sudah telanjang bulat berlari lincah seraya memberi Ibunya pelukan yang kencang.

"Good Job!" Jiyeon memuji Haneul, kemudian mencium pipi chubbynya dan rambut panjangnya yang ikal. Tak lama kemudian, Haneul sudah menceburkan diri ke dalam bathup. Jiyeon sempat terkurung lama di kamar mandi. Memandikan Haneul memang tidak membutuhkan waktu yang lama. Yang membuatnya jadi lama adalah karena gadis kecil itu suka sekali bermain air. Entah itu bola, gayung, hingga botol, masuk semua ke dalam bathup berisi air hangatnya. Jiyeon harus membujuknya berkali-kali untuk berhenti bermain air. Dia beruntung karena suasana hati Haneul sedang baik. Gadis kecil itu menurut saja ketika Jiyeon menyuruhnya untuk menyudahi acara mandi sambil mainnya itu.

For Better or WorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang