BAB 25

251 48 49
                                    

A good marriage is the union of two forgivers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A good marriage is the union of two forgivers. – Ruth Bell Graham

|

|

ALL JIYEON POV

"Ada apa, Mam..." Mata Moonbin masih setengah terpejam. Dengan suara serak dia protes karena dibangunkan pada pagi buta. Aku membimbingnya berjalan terseok-seok menuju ruang keluarga. Aku sengaja membangunkannya pada pukul 5.00 pagi.

"Mamaaa ... aku masih ngantuk ...."

"Ssstt ... jangan berisik, Haneul masih tidur." Aku berbisik di telinganya.

"Mama tidak adil, kenapa aku saja yang dibangunin? Haneul saja masih tidur." Moonbin bertambah protes. Langkahnya terhenti ketika dia melihat sesuatu di ruang keluarga. Matanya yang tadi masih menyipit karena menahan kantuk sekarang terbuka melebar. Dia menguceknya berkali-kali.

"Sepeda ...," dia berdesis pelan.

Di sana sudah ada sepeda keren berwarna hitam dan merah. Sepeda itu dipegang oleh Myungsoo Oppa yang juga sudah menunggu di sana. Kepalanya menoleh dengan cepat kepadaku.

"Mama ...."

"Happy birthday, Binnie ...." Aku mengecup pipinya dan memeluknya erat.

"Happy birthday, boy! Ayo, sini, coba sepeda baru kamu." Myungsoo Oppa yang berdiri di sebelah sepeda itu memanggil Moonbin.

Aku sampai harus mendorong bahunya dengan lembut karena dia begitu terpana melihat hadiah ulang tahun yang kami berikan kepadanya.

"Wow ...." Mulut Moonbin komat-kamit tanpa suara. Dia benar-benar mengagumi sepeda barunya. Myungsoo Oppa mengecup puncak kepalanya dan memeluknya dari belakang. Mata Moonbin yang cemerlang bergantian menatapku, sepeda, dan appa-nya. Dari mulutnya terus-menerus mengucapkan kata wow. Senyum superlebar tak lepas dari wajahnya.

"Bilang apa, Binnie, ke Appa? Appa yang mencarikan, loh." Aku mengingatkan Moonbin.

Moonbin berbalik ke Myungsoo Oppa dan berkata, "Terima kasih, Appa."

"Sana peluk Eomma kamu dulu. Eomma yang mengusulkannya," seru Myungsoo Oppa. Moonbin berlari kepadaku. Aku memeluknya erat. Lalu, Moonbin kembali lagi ke sepedanya.

"Boleh tidak aku coba sekarang, Mam?"

Aku mengangguk. "Tapi, jangan berisik, ya. Di luar saja."

"Sini, Appa temani."

Dari pintu aku menyempatkan diri untuk memperhatikan mereka yang berjalan menuju lift, bahkan Moonbin sudah menaiki sepada barunya. Pancaran bahagia tercetak di wajah masing-masing. Ikatan di antara mereka semakin kuat dan dekat. Aku rasa keduanya sudah menerima kembali posisi masing-masing di hati mereka.

For Better or WorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang