A good marriage is the union of two forgivers. – Ruth Bell Graham
|
|
MYUNGSOO POV
Aku baru tahu bagaimana satu kesalahan yang tidak disengaja bisa berakibat menjadi sesuatu yang besar, dan sulit untuk diperbaiki?
Aku menyadari itu saat Jiyeon menamparku dengan kalimatnya tentang apa yang aku lakukan bersama perempuan itu.
Waktu itu aku sungguh tidak tahu bagaimana aku bisa terlena dengan perempuan itu. Aku tidak pernah beranggapan bisnis yang aku jalani bersama perempuan itu akan membawaku pada hal tidak terpuji itu.
Mendengar Jiyeon berkata dia dan anak-anak akan baik-baik saja tanpa aku seperti aku yang baik-baik saja tanpa mereka menyebabkan sesak di dada. Membuatku sedih karena aku tidak pernah akan baik-baik saja tanpa mereka. Bagaimana aku baik-baik saja jika kenyataannya aku tidak bisa tidur dengan baik seperti sebelumnya. Tidak berselera makan, tidak bisa tersenyum.
Sudah berapa hari aku tidak bertemu mereka? Aku tidak tahu, aku bahkan tidak mampu menghitungnya. Rasanya sudah seperti bertahun-tahun. Tidak ada yang mampu membuatku bergairah melanjutkan hidup. Sejak pulang dari rumah Kyungri Noona hanya Jiyeon dan anak-anak yang memenuhi seluruh pikiranku.
Jika ada kata lain selain menyesal, aku pasti akan menggunakan itu untuk mendeskripsikan perasaanku. Aku sangat menyesal. Andai saja aku tidak terlarut dalam keterpurukan akibat PHK dan tidak kunjung mendapat pekerjaan.
Andai saja enam bulan ini, saat kehidupan kami didera masalah, aku masihlah tetap Myungsoo yang Jiyeon kenal 10 tahun ini, saat kehidupan kami penuh kebahagiaan.
Namun, sekali lagi aku sudah tidak bisa memutar waktu meskipun betapa aku ingin memutarnya. Yang aku bisa lakukan adalah memohon maaf dari Jiyeon dan anak-anak.
Aku meraih ponselku, menghubungi Jiyeon meskipun tidak ada jawaban. Sudah aku lakukan puluhan kali. Aku membuka pesan, kemudian mengetik untuk seorang Jiyeon yang aku rindukan.
Myungsoo
Ji, mohon beri aku kesempatan untuk menjelaskan. Banyak hal yang mau aku jelaskan. Maafkan aku.Tidak ada balasan dari Jiyeon. Sama seperti hari-hari kemarin.
Myungsoo
Ji, ayo pulang? Aku kangen kamu.
Tolong jangan tinggalkan aku.
Aku bodoh sudah menyakiti hatimu.
Tapi aku tidak sanggup jika kamu meninggalkanku.Myungsoo
Aku juga kangen anak-anak.
Aku kangen Haneul, kangen Moonbin...
Aku kangen apartemen yang ramai suara mereka..Aku yakin Jiyeon tidak akan membalasnya. Tetapi setidaknya, Jiyeon pasti membacanya.
Myungsoo
Aku kangen kamu.. Kangen anak-anak...
Aku kangen kalian... Aku kangen kita...Jadi, aku akan terus mengirim pesan untuknya. Dia harus tahu bahwa aku selalu butuh dia dan anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Better or Worse
RomanceSemua terencana begitu menyenangkan, berjalan begitu indah, dan terjadi begitu sempurna. Namun, saat itu semua tidak lagi berjalan sesuai rencana, mampukah mereka mempertahankan pernikahan?