Semua terencana begitu menyenangkan, berjalan begitu indah, dan terjadi begitu sempurna. Namun, saat itu semua tidak lagi berjalan sesuai rencana, mampukah mereka mempertahankan pernikahan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A good marriage is the union of two forgivers. – Ruth Bell Graham
|
|
Jadi, sudah resmi.
Dia, Park Jiyeon, setelah sempat merasakan kembali hiruk pikuk kerja kantoran selama dua bulan, dengan segudang masalah yang melingkupinya, akhirnya harus kembali menjadi ibu rumah tangga.
Selain karena permintaan suaminya, sebenarnya keputusan itu datang dari kesadaran dirinya sendiri. Dia ingin mempertahankan keutuhan rumah tangganya serta meminimkan risiko adanya masalah yang semakin menjalar-jalar. Kehadiran Seungho memang menawarkan kenyamanan di tengah badai yang sedang menghantam. Hanya saja, dia sadar jika dirinya sampai terlena dan lupa diri akan kedekatan mereka, hidupnya dan keluarganya akan hancur lebur.
Faktor lainnya adalah anak-anaknya. Sedikit banyak Jiyeon melihat mereka berubah. Nilai Moonbin yang turun dan Haneul yang semakin bertingkah. Akhir-akhir ini, gadis kecil itu makin sering tantrum atau menangis meraung-raung sampai mogok makan segala. Jiyeon tidak sanggup melihat semua itu terjadi kepada mereka, sedangkan Myungsoo tidak bisa diandalkan lagi. Hmmm, mungkin bukan tidak sanggup, tetapi lebih karena tidak tega. Jiyeon terus-menerus didera perasaan bersalah hingga sampai pada satu titik hati kecilnya berkata, "I'm a bad mom". Sedih sekali ketika dia sampai harus melabeli dirinya sendiri seperti itu.
Jiyeon tidak tahu apakah keputusannya itu adalah yang terbaik karena sampai dia mengundurkan diri dari kantor, Myungsoo belum juga mendapatkan pekerjaan.
Jiyeon mencoba untuk tidak menyalahkan siapa pun. Namun, dia tidak bisa menghindarinya untuk terus mempertanyakan kepada diri sendiri apakah dirinya patut untuk menyesal akan keputusannya untuk keluar dari pekerjaannya. Buntutnya, dia malah menyalahkan semuanya. PHK, Myungsoo, Seungho, dan banyak lainnya.
Lambat laun Jiyeon sadar, menyalahkan semua orang tidak akan membuat masalahnya jadi membaik. Dia berpikir perkataan Jieun mungkin benar. Dirinya harus melewati itu semua agar bisa meraih kebahagiaan yang sudah tersedia di ujung jalan yang sedang dilaluinya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.