A good marriage is the union of two forgivers. – Ruth Bell Graham
|
|
ALL JIYEON POV
Aku bernapas lega ketika gedung apartemenku sudah terlihat dari kejauhan. Macetnya hari ini sungguh keji. Untuk pulang kemari saja harus menghabiskan waktu selama satu jam. Begitu mobil sudah terparkir di basement, aku bergegas menuju lift. Saat aku membuka pintu depan, anak-anak langsung berhamburan keluar. Mungkin sudah bosan dan kelaparan.
"Eommaaa/Mamaaa ... ada Appaa!"
Aku terkejut mendengarnya. Keningku berkerut dan hati yang bertanya-tanya. Myungsoo Oppa sudah pulang? Sekarang masih siang. Buat apa Oppa pulang ke rumah jam segini? Karena penasaran, aku pun segera melepas sepatu dan berjalan menuju ruang kerluarga. Haneul sudah berada di pangkuan Myungsoo Oppa yang sedang duduk santai di sofa. Pakaian kerjanya sudah berganti dengan pakaian rumah.
"Hai, Oppa."
"Hai, Sayang" sapa Myungsoo Oppa agak lesu.
"Kenapa sudah pulang? Oppa sakit?"
"Jiji, duduk sini. Aku mau bicara."
Oh-oh. Ini bukan model "bicara" yang aku atau semua orang inginkan. Auranya tidak enak, firasatku buruk. Memang, sih, kita tidak boleh berprasangka buruk dahulu, tetapi aku kenal Myungsoo Oppa. Aku duduk di sebelah Myungsoo Oppa dengan perasaan gelisah yang mulai merayap, perlahan tetapi pasti, mulai dari ujung kakiku.
"Aku mau jelasin sesuatu. Tapi, tolong, jangan marah. Semua ini juga di luar dugaanku ...." Myungsoo Oppa menahan napas, membuat penjelasannya jadi sedikit menggantung. Hatiku ikut tergantung dengan tali tipis yang siap putus. Aku menunggu dengan cemas sambil berharap bahwa firasatku semuanya salah. Namun, ....
"Hari ini aku sudah tidak kerja dengan Minseok Hyeong lagi. Dia memintaku keluar."
Tes! Tali yang menggantung hatiku putus seketika. Bahkan, aku bisa mendengarnya jatuh berdebum ke kakiku. Myungsoo Oppa di-PHK lagi? Aku menggelengkan kepala karena PHK ini rasanya tidak masuk akal. Myungsoo Oppa kerja dengan saudaranya. Sepupunya sendiri. Hatiku meradang. Sumpah, ini keterlaluan! Lebih mengenaskan daripada kita sudah bekerja selama berpuluh-puluh tahun lalu didepak begitu saja.
"Kenapa?" Aku menahan diri untuk tidak berteriak.
Myungsoo Oppa mengembuskan napas. "Sebenarnya, aku sudah feeling, Sayang. Ada yang tidak suka ketika aku bergabung di sana."
Myungsoo Oppa pun bercerita apa yang sebenarnya jadi permasalahan. Karena memang perusahaan keluarga, banyak dari pihak ayah Myungsoo Oppa yang membantu di perusahaan tersebut, termasuk adik-adik ayahnya, yaitu pamannya Myungsoo Oppa. Rupanya paman-nya ini, yang merupakan salah seorang direktur di sana, merasa terancam dengan masuknya Myungsoo Oppa yang notabene masih muda dan ternyata pintar karena ide-idenya yang cemerlang. Myungsoo Oppa sebenarnya sudah merasa karena sering kali disindir mengenai posisinya di perusahaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Better or Worse
רומנטיקהSemua terencana begitu menyenangkan, berjalan begitu indah, dan terjadi begitu sempurna. Namun, saat itu semua tidak lagi berjalan sesuai rencana, mampukah mereka mempertahankan pernikahan?