Chapter-11

24 17 0
                                    

Happy Reading!!

"Lo gapapa nay?

Tanya seorang dari tempat duduk yang ada didepan kasur uks itu diketahui adalah ichi sahabat nayla, namun karena nayla belum sepenuhnya tersadar dia hanya menjawab dehaman saja, menoba untuk mengumpulkan semua nyawanya lalu beberapa kali mengerjap-ngerjap matanya yang pandangannya kini masih terasa kabur.

"Gw dimana chi?"lirih nayla dengan suara parau.

"Tenang aja, lo ada di uks kok, bentar lagi fanie juga nyusul dia katanya lagi beli makanan buat lo."jelas Ichi sambil mengelus lengan nayla lembut.

"Ow emm...

Lantaran masih sangat pusing alhasil nayla kembali memejamkan matanya sampai pada akhirnya suara cempreng khas Fanie membuat nayla terbangun dan ichi melotot ke arah Fanie.

"Hayyy gengsss"Pekik Fanie yang membawa 2 kantong berisikan roti dan minuman.

"Ehh...maaf ya gw bangunin elo ya nay"lirih Fanie pelan sambil mengangkat tangannya membentuk huruf "V"

"Ehh iya ini buat lo Nay, dimakan ya.. gw suapin sini"sambungnya sambil menyodorkan kedua plastik itu disudut kasur.

🔥🔥🔥🔥🔥

Kriinggg... kriinggg.. kringgg..

Bel tanda masuk kelas telah berbunyi, seluruh siswa/i berhamburan memasuki kelasnya masing-masing kecuali dengan pria bermata hijau terang itu dia masih berdiri mematung didepan ruang basket, mendadak raut wajahnya berubah seketika melihat si ketos berjalan kearah nya sambil membawa setumpukan dokumen yang dibungkus map warna warni yang diketahui adalah dokumen yang akan dibawa saat TM siang nanti.

"Rey, ini"sapa El sambil menyodorkan dokumen itu ketangan Reynand, dengan malas Reynand menarik dokumen itu dan langsung pergi meninggalkan El tanpa menoleh maupun basa basi.

"Reynand bocah, masalah pribadi dibawa-bawa kesekolah, dasar bocah"celetuk El sambil mengibas-ngibaskan tangannya dan menatap punggung Reynand yang mulai tak terlihat.

☄️☄️☄️☄️☄️☄️☄️

"Bro, sendirian aja lo, sepi lagi nih tempat... anjay"pekik Revino yang memecah keheningan diatas Rooftop itu.

"Jangan-jangan lo lagi olahraga solo 5 jari yaa"celetuk Davi sambil menunjuk-nunjuk wajah Reynand hanya menaikkan sebelah alis kanannya.

"Maksud lo apaan olahraga solo 5 jari?"tanya Agam dengan wajah polosnya.

"Ye.. sok polos juga si satu ini, coba kasih tau dulu nand, apa itu olahraga solo 5 jari "cerocos Davi sambil menyilangkan kedua tangan diperutnya.

"Astagfirullah Davi, si otak mesum, sini lu gw jitak"pekik Revino sambil berkacak pinggang.

"Yee... ampuunnn senpai"sahut Davi yang memasang tangan nya didepan dagu membentuk seperti "chibi-chibi"

"Awas lu yaaa, gangguin kakak gw.

Kegaduhan terjadi lantaran aksi saling kejar antara Revino dan Davi, Agam yang menyaksikan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sedangkan Reynand masih fokus dengan hal yang ada dipikirannya.

"Sebenernya Reynand itu mikirin apa sih? Sampe segitunya."lirih Agam dalam hati.

"Apa gegara kemaren dia pas mabuk"sambungnya lagi Didalam hati yang sedari tadi menatapi Reynand yang berulang kali mengusap wajahnya gusar dan menghela nafas nya kasar.

"Apalu liat-liat"

Tanpa disadari Reynand tiba-tiba menoleh kearah Agam hingga membuat Agam terlonjak kaget lantaran sorot mata Reynand benar-benar menyulutkan api kekesalan.

"E-enggak kok nand hehe, sensi aja masnya"sahut Agam terbata-bata, Reynand langsung memalingkan wajahnya dan menutupi nya dengan kedua telapak tangannya.

Suasana di Rooftop sekolah sungguh sepi, hanya ada mereka berempat, hal ini telah menjadi rutinitas mereka berempat yang bolos saat jam pelajaran berlangsung.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Mah, kapan kita pulang ke Indonesia?"tanya seorang gadis berambut panjang itu"

"Mamah masih mengurus untuk sekolahmu disana sayang, tunggu yah hampir selesai kok"sahutnya lembut.

"Em... aku gasabar pengen ketemu Reynand, mah.

Pandangan gadis itu kini beralih kearah layar laptop yang ada didepannya menampilkan sebuah foto 2 orang anak kecil yang diketahui adalah dirinya dan Reynand.

"Aku kangen kamu"lirih gadis itu yang sesenggukan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Sore ini langit kembali mendung, seperti nya hujan akan segera turun mengguyur ibu kota lagi seperti-seperti kemarin.

Ditaman depan sekolah inilah Nayla duduk menunggu jemputan nya, seharusnya dia pulang diantar El namun karena El ada urusan keluarga mendadak akhirnya acara El mengantarkan Nayla pulang dibatalkan dan el sudah pulang sekitar 20 menit yang lalu.

Lain halnya dengan Ichi maupun Fanie yang lebih dulu pulang bersama doi nya masing. Sepertinya ini efek karena Nayla jomblo, toh jomblo banyak yang suka mah gapapa menurut nya.

"Ini pak udin kok lama bgt sih"gerutu Nayla sambil meremas tali Tasnya.

"Katanya mau jemput tepat waktu tapi ini mah udah ngaret 1/2 jam, huft.

Wajah Nayla yang semula sumringah lantaran seharian dia berada di uks otomatis dirinya tidak mengikuti pelajaran dimana hari ini adalah guru killer semua yang mengajar dikelasnya kini berubah menjadi wajah muram seperti tidak diberi uang jajan seminggu.

"Sial, udah rintik"

Nayla langsung beranjak dari tempat duduknya dan langsung berlari ke koridor sekolah untuk sekedar berteduh.

Dari arah berlawanan terlihat seorang laki-laki berbadan atletis berjalan tegap kearah nayla, wangi parfum khas lelaki itu langsung menyeruak dihidung nayla, dirinya yang sedari tadi menunduk kini langsung mendongakan kepalanya lantaran merasa familiar dengan wanginya.

"Kak Reynand"sapa nayla kepada Reynand yang berjalan melewati nya itu , sungguh menyebalkan pikirnya. Dijawab aja enggak boro-boro di tengok aja enggak.. nayla layaknya sebuah patung atau benda mati lainnya yang Reynand lewati begitu saja mungkin karena moodnya saat ini sedang tidak bagus.

"Kapten es batu" celetuk nayla yang pandangannya langsung melengos kearah lain.

Tanpa disadari Reynand telah berada disamping nayla, nayla yang menoleh seketika terlonjak kaget, mengira karena Reynand adalah makhluk halus lantaran tiba-tiba saja muncul.

"Eeeeehhhh.... K-kak R-reynand"lirih Nayla terbata-bata.

"Tadi lo ngatain gw apa hah? Bisa diulangin? Ucapin Yang keras coba! "pekik Reynand sambil mencengkeram bahu nayla.

Degub jantung nayla tak terkontrol dirinya benar-benar takut, takut diapa-apakan oleh Reynand, pasalnya disana hanya ada mereka berdua.

"Eem-eenggak kk-kook" lirih nayla yang menggigit bibir bawahnya.

Saat itu juga hujan turun dengan derasnya, untunglah Nayla telah berteduh yang artinya baju seragam nya itu tidak akan basah terkena oleh air hujan, seketika senyum sumringah terlihat diwajah nayla yang menampilkan kedua gigi calingnya.

Manis"batin Reynand dalam hati, tanpa sadar seulas senyum tipis terbit dari sudut bibirnya namun sama sekali tidak mengetarakan dirinya sedang tersenyum. Mungkin jika orang lain yang melihat tidak akan mengira bahwa Reynand saat ini sedang tersenyum.





Jangan lupa votment

See you next chapter 🍁❤️

Maaf typo bertebaran 🙄

Published:09/Desember/2019

CINTA SEGI EMPAT (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang