Chapter-17

22 11 0
                                    

Happy Reading!!

Sudah seminggu sejak el dan nayla jadian, saat saat itu juga mereka semakin dekat, lain dengan Reynand yang memilih menghindari Nayla jangankan saling menyapa bahkan jika tak sengaja berpapasan maka Reynand akan lebih memilih jalan lain, Nayla bahkan sama sekali tidak memerdulikan hal itu pasalnya memang tidak ada kedekatan diantara kedua, karena disini hanya Reynand yang berharap tidak dengan nayla yang hanya menganggap Reynand sebagai kapten basket / seniornya atau sama sekali tidak lebih.

Sore ini Adinda kayline atau akrab disapa Dinda telah tiba di Indonesia, Dinda adalah cinta pertama Reynand dan pacar Ldr El atau singkatnya mantan pacar yang kini sudah lama berjarak dengan el.

"Sayang, kamu mau makan apa?"Tanya El sambil mengelus punggung tangan nayla yang tengah berada ditaman kota yang tidak jauh dari rumahnya.

Weekend Sore ini mereka berdua sedang menyempatkan diri untuk sekedar jalan jalan sore ke taman, mereka memilih duduk dikursi taman yang dinaungi sebuah pohon besar rindang dan dihiasi lampu-lampu Tumblr yang akan menyala pada malam hari, taman kota itu cukup ramai pada sore hari rata rata pengunjung nya adalah anak anak yang sedang menghabiskan waktu untuk bermain.

"Aku gak laper, aku cuma aus kak"sahut nayla pelan yang masih fokus asyik men scroll beranda akun Instagram nya.

"Yaudah, kamu tunggu disini bentar ya, aku mau beli air mineral sbentar"pamit El kepada nayla sambil mengecup puncuk kepala nayla yang beraroma coklat itu.

15 menit berlalu namun El belum juga kembali, nayla merasa panik dan mulai menekan nomor ponsel El berulang kali mencoba menghubungi nya berharap nomor yang dituju akan mengangkatnya realitanya hanya terdengar suara seorang wanita yang menjelaskan "nomor yang anda tuju sedang sibuk"

"Kak El kemana sih"lirih nya yang masih fokus menatapi layar ponselnya.

Dilain tempat ternyata El bertemu dengan masalalunya..

"Din-d-da"ucap El terbata-bata yang melihat dinda sedang ikut mengantre sendirian disebuah Alfamart yang tak jauh dari jalan raya.

Dinda sama sekali tidak mendengar ataupun melihat El karena sedang memakai earphone ditelinganya.

"Gw salah liat kan"lirih El yang masih mengerjap-ngerjap matanya memastikan kebenaran apakah itu dinda atau hanya ilusinya saja.

Beberapa saat El masih tenggelam dalam lamunannya sampai ketika suara petugas kasir yang membuatnya tersentak.

"Mas.. hallo, mas haii?"ucap petugas itu yang melambaikan tangan kearah El.

"E-h-iya-m-bak"lirih El dengan raut muka nampak kaget hingga membuat dinda seketika menoleh,

"Jumlah semuanya ad--

Belum sempat petugas kasir menyelesaikan kalimatnya, el buru-buru membayar uang dengan selembar uang dengan nominal Rp.100.000 padahal jumlah belanjaannya hanya sekitar Rp.40.000, tanpa babibu dirinya tak berniat mengambil kembalian uangnya, pikirannya saat ini hanya cepat-cepat pergi dari tempat itu, jangan tanya perasaan dirinya saat ini, el benar-benar kalut takut akan perasaannya kepada dinda terulang lagi seperti beberapa tahun lalu.

"Sa-yang ma-af y-a ka-mu ja-di lam-a nungg-uin"lirih el dengan nafas yang tersengal-sengal, keringat bercucuran dipeluh nya, disertai dengan mata yang sedikit memerah entah apa sebabnya.

"Eh.. iya gapapa kak"sahut nayla pelan sambil memegangi bisep nya.

"N-ih min-um nya" lirih el sambil menyodorkan sebuah plastik kecil berisikan dua botol air mineral dan sebungkus kacang.

"Makasih kak, udah yuk sini duduk"ajak nayla sambil menarik lengan pacar nya secara lembut.

❤️❤️❤️❤️❤️

"Tadi itu siapa ya?"lirih dinda yang meminum sebotol air mineral namun otaknya masih fokus pada kejadian beberapa menit yang lalu.

"Sayang kamu kenapa? Di alfamart ada preman yang jahat sama kamu ya?"celetuk ana-mama dinda yang masih tiduran dibantal akibat kelelahan setelah 12 jam dipesawat.

"Ih enggak loh mah"lirih dinda yang mulai mencibir akibat ulah mamanya itu.

Diperjalanan menuju rumah lamanya, dinda tak henti-hentinya memikirkan kejadian tadi dialfamart ditambah dirinya yang sangat merindukan Reynand, akibatnya kepala nya terasa penat dan pusing.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

"Udah sore kak, pulang yuk"ajak nayla yang masih bergelayut manja dilengan kekar el.

"Kamu yakin mau pulang sekarang? Mama kamu bolehin sampe malem loh"cicit el sambil mencolek hidung nayla.

"Yakali sampe malem kak"elak nayla sambil memanyunkan bibir nya seperti Donald duck.

"Hehe becanda sayang"lirih el pelan yang mengecup puncuk kepala nayla singkat.

Keduanya lalu bergegas pergi meninggalkan taman, bergandengan tangan, berjalan seirama menuju tempat dimana el memarkirkan motornya, tanpa mereka berdua sadari sepasang manik mata hijau terang terus memerhatikan mereka. Siapa dia?

sore menjelang petang itu mendadak awan menjadi sangat gelap dari biasanya, tiba-tiba rintik rintik kecil hujan mulai turun membasahi cardigan yang nayla kenakanan sore ini, makin lama hujan semakin deras membuat hawa dingin semakin terasa, nayla mengeratkan pegangannya dipinggang el.

"Sayang kamu kedinginan ya, kita stop dulu ya, ujannya makin deres"lirih el samar samar dibalik helm nya.

Akhirnya mereka berhenti didepan sebuah cafe yang jarak nya tak jauh dari taman lantaran mereka juga baru saja jalan beberapa ratus meter saja.

"Dah kita berhenti disini dulu sampe ujannya reda, masuk aja yuk sayang, diluar dingin"lirih el yang langsung menggenggam pergelangan tangan nayla.

"Kamu tunggu bentar yah sayang"pamit el begitu sampai dan sengaja memilih tempat dipojokan dekat kaca agar tetap bisa melihat air hujan.

Ternyata el sedang memesan 2 coffe rasa mocachino kesukaannya dan coffe caramel kesukaan nayla , seperti nya el sedikit demi sedikit tahu kesukaan nayla.

"Tinggal nunggu datengnya deh"lirih el yang menopang dagu dengan kedua tangan nya.

"Kamu barusan mesen rasa apa kak?"tanya nayla yang masih penasaran dengan pacarnya itu.

"Rasa yang pacar aku suka laaah"lirih el sambil mencubit pipi nayla gemas.

"Emangnya tau kak?

"Menurut kamu?

"Hah?

"Kamu cantik"

Suara pelan disertai tatapan tajam namun terkesan lembut yang el lemparkan kearah nayla, degup jantungnya kembali berantakan, rasanya seperti nyata diterbangkan kelangit ke tujuh.

Bersamaan dengan seorang waitress yang membawa nampan berisikan 2 gelas coffe, terpaksa mereka berdua harus memberhentikan aktivitas saling tatap menatap itu. Shit ganggu pikir el sedemikian rupa.


TBC...


Jangan lupa votment guys🍂

See you next chapter 💓

Published:17/Desember/2019

CINTA SEGI EMPAT (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang