Chapter-18

28 12 2
                                    

Happy Reading!!

"Sialan gw telat"gerutu Nayla yang terus berlari menyusuri bahu jalan.

Sekitar 10 menit lagi upacara bendera akan dimulai, namun Nayla seperti nya akan terlambat, pasalnya pak udin-supirnya mengantar mama papanya sejak pagi tadi, semalam el bilang akan menjemput Nayla, tapi mendadak el tidak bisa dihubungi, barangkali ponsel nya memang tidak aktif atau diluar jangkauan pikirnya.

beberapa kali Nayla menjumpai angkutan umum dijalan mirisnya kursi penumpang sudah terisi penuh. Harapan terakhir nya adalah sahabat nya namun Jarak rumah Fanie dan ichi dengan dirinya terlampau jauh jadi mustahil jika ingin nebeng dengan mereka. Mungkin ini adalah hari kesialan nya.

Decitan ban mobil Reynand berhenti beberapa meter didepan nayla saat ini. sedangkan Nayla masih dengan posisi awal berjalan cepat mencoba menetralisir nafasnya yang sangat tidak beraturan. Tersengal-sengal hingga membuat dada Nayla sedikit sesak.

Tiiiiinnnn..!!!!!

Suara klakson mobil yang berada disamping nya itu membuat Nayla terhenti, mencoba menoleh ke samping ternyata ada Reynand yang membuka kaca mobilnya.

MASUK..

Pekik Suara bariton Reynand menyuruhnya agar masuk ke dalam mobilnya, Nayla yang merasa agak asing lantaran hampir seminggu lebih dirinya tidak bercengkrama atau hanya bertegur sapa pun tidak, bagaimana bisa hari ini Reynand memanggil nya dan menawari tumpangan?

Buruan, nanti lo telat!!

Pekiknya sekali lagi membuat nayla yang sedang melamun sedikit tersentak, apakah hari ini adalah mimpi?

Tiinn!!!

"Eh-eh-iya"

Lantaran nayla yang saat itu juga sedang kepepet, alhasil dirinya pun nurut-nurut saja, mungkin hari ini dia harus memotong urat malunya, melupakan kejadian seminggu lalu dimana Reynand dipukuli oleh pacarnya sendiri karena dirinya, walaupun bukan Nayla langsung yang terlibat, tetap saja dirinya merasa tidak enak terlebih hal itu membuat Reynand acuh terhadap Nayla.

Suasana mendadak terasa kikuk, Kini hanya terdengar suara Radio yang sengaja Reynand nyalakan agar tidak terlalu sunyi, walaupun faktanya memang sunyi nan sepi bahkan diantara keduanya tidak ada yang berniat membuka obrolan Reynand yang masih fokus menyetir sedangkan Nayla yang lebih memilih memainkan ponsel canggihnya.

Tak butuh waktu lama, mobil Reynand telah memasuki gerbang sekolah dan menuju Parkiran, Nayla segera mengikatkan tali sepatunya yang terlepas saat dia berlari tadi, untung nya nayla tidak tersandung akibat tali sepatunya yang sendiri.

"Makasih ya ka--

"Gak usah makasih, gak penting"

Nayla merasa sedikit jengkel, bagaimana tidak, dirinya yang berniat mengucapkan terimakasih atas pertolongan Reynand pagi ini, malah diabaikan bahkan kalimat nya dipotong terlebih dahulu.

"Untung senior"batin nayla dalam hati.

"Lo gak turun?Lirih Reynand yang sudah berada diluar, sambil membuka pintu didekat kursi yang nayla duduki.

"Eeh-iy-iya so-ry"

"Anjir malu"gerutu nayla dalam hati.

Banyak siswi yang menatap kearah mereka dengan tatapan tidak bersahabat, tak jarang banyak yang saling berbisik, ntah apa yang dibicarakan.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Sepanjang menyusuri koridor menuju kelasnya, Nayla berulang kali mengecek ponselnya barang kali ada notif dari el yang mengabarinya, terakhir online semalam dimana mereka berdua saling chatting dan video call.

CINTA SEGI EMPAT (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang