4. Other People

1.7K 173 4
                                    

Berbeda dengan kondisi Mean dan Plan, Perth dan Saint sudah mulai akrab. Mereka mengobrol banyak hal. Seperti saat ini...

"aku kuliah di sini sebenarnya tidak sendirian. Aku bersama 2 orang lainnya. Namun salah satunya memilih tinggal di rumah karena rumahnya tak jauh dari sini. Kami satu band sejak SMA. Sebenarnya band kami beranggotakan 4 orang. Tapi satu orang lainnya, yang tertua di antara kami sudah bekerja. Tapi kami masih sering bertemu untuk sekedar menyanyi dan berkumpul di café", cerita Perth.

"ah, ini sudah jam berapa?", ucap Perth sambil melihat jam tangan di pergelangan tangannya.

" 1 jam lagi MOS dimulai. Ayo kita berangkat ke kampus. Kau bawa kendaraan?", tanya Perth yang disambut gelengan oleh Saint.

"lalu kau kesini naik apa? Atau kau diantar orang tuamu?"

"tidak, aku berjalan kaki dari kampus menuju ke sini bersama seorang temanku", jawab Saint

"kalau begitu kau berangkat ke kampus bersamaku saja ok?" ajak Perth

"tidak, jika aku berangkat bersamamu pasti temanku akan berangkat sendirian. Aku tidak mau meninggalkannya jalan kaki sendirian", lirih Saint

"tak usah khawatir. Lagi pula aku bawa mobil. Temanmu bisa berangkat bersamaku. Selain itu ,temanku ikut berangkat bersamaku juga. Jadi aku bisa berkenalan dengan temanmu kau juga sebaliknya. Agar aku memiliiki lebih banyak teman yang sekampus denganku", jelas Perth




🍁🍁🍁










Sambil berjalan menuju lantai satu, ruang Mean dan juga teman Perth yang juga kebetulan berada di lantai satu. Mereka kembali berbincang.

"ehm...Perth", panggil Saint

"ya?", Perth menoleh pada Saint yang berjalan di sebelahnya.

"kau sepertinya dari kalangan orang berada, kau bahkan punya mobil. Tapi mengapa kau tinggal di asrama? Begitu pula dengan temanmu", tanya Saint heran

"aaaaaa.... Memangnya orang yang sepertiku tidak boleh tinggal di asrama?", jawab Perth sambil mengerutkan keningnya

"bu.. bukan , maksudku bukan begitu. Maksudku mengapa kau tidak tinggal di apartmen atau di rumahmu saja. Tadi kau bilang rumahmu juga di Bangkok. Lagi pula sepertinya fasilitas disini tidak sebaik di rumahmu"

"aku hanya ingin mandiri. Meskipun orang tua ku masih menafkahiku dan sempat menawariku untuk membeli apartmen di dekat sini. Lagi pula aku mulai merasa nyaman di sini. Aku juga ingin menambah banyak teman. Apa lagi jika semua temanku seperti dirimu, aku akan merasa sangat betah di sini", cetus Perth tanpa mengalihkan pandangannya dari Saint.

Saint hanya mampu menunduk mendengar penuturan Perth. Dan entah mengapa...






Pipinya memanas...

😊😊😊😊

"ini dia kamar temanku", ucap Perth yang membuat Saint mendongakkan kepalanya

"eum, ini juga kamar temanku Perth", ujar Saint sambil menatap Perth "hahaha... ini kebetulan sekali. Teman kita juga satu kamar", lanjut Perth sambil mengetuk pintu kamar di depannya

Tok...tok...tok...

Setelah beberapa kali mengetuk pintu, pintu pun terbuka menampakkan 2 orang pria yang memiliki tinggi yang berbeda.

Mean dan Plan keluar dari kamar itu. Dugaan Perth dan Saint benar. Teman mereka juga tinggal di ruangan yang sama.

Tanpa membuang waktu, mereka berempat langsung menuju parkiran asrama dan berangkat ke kampus.



















"oohhh... sekarang kau berteman dengan orang kaya huh?", seringai seseorang yang mengawasi pergerakan Saint dari belakang pohon

LOVE SLAVE "PerthxSaint"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang