MOS hari ini berjalan dengan lancar. Saint dan Mean berjalan menuju ke parkiran kampus karena tadi Perth berjanji untuk mengantar mereka kembali ke asrama.
Dalam perjalanan menuju ke parkiran...
"Mean, aku berpikir untuk mencari pekerjaan secepatnya. Aku tidak mungkin terus menerus mengandalkan uang dari kampus. Kebutuhan perkuliahan pasti akan sangat banyak. Belum lagi untuk makan sehari-hari", lirih Saint sambil memandang lurus ke depan.
"Saint, apa kau bercanda? Kau akan sangat sibuk kuliah. Belum lagi jika ada tugas-tugas yang diberikan para dosen yang harus segera dikerjakan. Dan sekarang kau berpikir ingin bekerja? Kau tidak akan punya waktu untuk beristirahat", ucap Mean khawatir
"lalu aku bisa dapat uang dari mana Mean, jika aku tidak bekerja?"
"masih ada aku Saint. Aku kan membantumu. Aku dapat uang berlebih setiap bulannya. Kau bisa memakainya"
"aku tidak mau merepotkan orang lain Mean. Terima kasih atas tawaranmu. Tapi aku benar-benar ingin mandiri sekarang"
"baiklah jika itu maumu. Tapi jangan sungkan meminta bantuanku Saint. Kapanpun kau membutuhkanku, aku akan selalu ada untukmu"
"terima kasih Mean. Kau sahabat terbaikku",balas Saint lembut
Sesampainya di asrama......
"Saint, aku akan pergi keluar setelah ini. Jika kau takut sendirian, kau kunci saja pintunya. Aku akan membawa kunci cadangan pergi bersamaku", kata Perth sambil memasang resleting.......................
jaketnya
🌚🌚🌚🌚
"ah baiklah aku akan mengunci pintunya", balas Saint
"jadi, kau takut disini sendirian heum?"🌚, goda Perth
"ti..tidak.. aku menguncinya agar tidak ada seseorang yang masuk dan mengambil barang-barang kita. Siapa tahu disini banyak tangan-tangan jahil bukan?", elak Saint
"hahaha... baiklah aku pergi dulu ok", pamit Perth sambil mengacak-acak rambut Saint gemas.
Saint hanya mampu mematung dengan perlakuan Perth barusan.
Setelah sadar, Saint langsung mengunci pintu ruangan seperti yang ia katakan pada Perth.
"ada apa denganku?", tanya Saint pada dirinya sendiri sambil memegangi dadanya.
🍁🍁🍁
BARBARIAN CAFÉ
Perth dan Plan memasuki area café yang sedikit terlihat ramai. Mata mereka menelurusi setiap sudut café.
Sampai akhirnya mereka menemukan dua orang yang sedang melambaikan tangan ke arah mereka. Merekapun ber high five ala laki-laki
"lama kita tak berkumpul ya?", ucap yang nampak paling tua di antara mereka. Dia adalah Title.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"kita lama tak berkumpul karena kau yang selalu berkencan dengan berkas-berkas sialanmu itu", sarkas salah satu dari mereka yang bermata tajam.
Ia adalah Gun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka kecuali Gun hanya mampu tertawa menanggapi jawaban Gun.
"bagaimana kuliah kalian? Aku dengar kalian berdua memilih tinggal di asrama", tanya Title sambil menunjuk Plan dan Perth Plan dan Perth yang sedang memilih minuman segera menegakkan kepala untuk menanggapinya.
"ah ya itu benar. Aku di suruh ayah dan ibuku tinggal dan asrama. Mereka bilang agar aku punya banyak teman. Tapi percayalah aku merasa tidak betah berada di sana. Bahkan kau tau? Di sana tidak ada AC. Entah sampai kapan aku bisa bertahan hidup di situ", keluh Plan Title hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar penuturan Plan.
"dan kau Perth? Apa kau merasa betah di sana?", tanya Title sambil mengaduk minumannya
"aku merasa betah dan baik-baik saja disana. Lagi pula tinggal di asrama itu kemauan ku sendiri", jawab Perth
"eh... tapi kalian sekamar bukan?", tanya Gun sambil terus fokus pada oreo cheesecake di depannya
"tidak", jawab mereka berbarengan
"semuanya di acak. Bahkan aku berbeda lantai dengan Perth. Tapi untungnya aku mendapat roommate tidak menjengkelkan jadi masih bisa ditolelir", jelas Plan
"apa kau juga mendapat roommate yang baik Perth?", tanya Title yang sedikit khawatir pada Perth mengingat dulu ia pernah... eh back to story
"Berasal dari Chiang Mai. Ia anak beasiswa. Pendiam. Aku rasa dia anak baik-baik", terang Perth sambil membayangkan wajah Saint
'manis dan menggemaskan tentunya', lanjut Perth dalam hati
"syukurlah kalau begitu", Title merasa sedikit lega mendengar penuturan Perth meskipun belum bertemu langsung dengan roommatenya
Merekapun melanjutkan perbincangan ke hal lain di luar seputar kampus.
Namun, ada kejanggalan di sini. Ada seseorang yang tidak terlalu fokus dengan obrolan sambil mengaduk-aduk minumannya tanpa ada niatan untuk meminumnya.
'mengapa aku merindukannya?', ujar seseorang dalam hati