"Saint"
Saint langsung menoleh ke sumber suara. Ternyata Perth sudah selesai mandi.
"E..eh iya Perth. Ada seseorang yang menelfonmu. Aku tak sengaja mengangkatnya. Lebih baik sekarang kau jawab. Aku takut jika itu penting" ucap Saint sambil menahan tangisnya
"Oh" Perth hanya menganggukkan kepalanya dan setelah melihat siapa yang menelfon, ia pergi menjauh dari Saint dan mulai berbicara dengan sang penelfon.
Saint tidak bisa menahan tangisnya lagi. Ia segera ke kamar mandi dan menumpahkan air mata yang sejak tadi berusaha ia tahan.
Tidak biasanya Perth seperti ini. Jika hanya teman, kenapa tidak mengangkat telfonnya di depan Saint. Ia merasa Perth menyembunyikan sesuatu di belakangnya.
Setelah puas menangis, ia kembali ke luar kamar mandi. Dan menemukan Perth yang buru buru memakai jaketnya seperti hendak keluar.
"Eh Saint, aku akan keluar malam ini. Kau tak usah menungguku pulang. Aku mungkin akan pulang tengah malam" ucap Perth sambil mengancingkan ritsleting jaketnya
"Emm bagaimana dengan makan malammu Perth, kau tak..."
"Kau makan saja, aku akan makan malam di luar"
Belum sempat Saint menyelesaikan ucapannya, sudah lebih dahulu dipotong oleh Perth yang diiringi dengan suara pintu yang ditutup.
Saint kembali menangis. Semalaman ia menangisi sikap Perth. Sampai akhirnya ia lelah dan tertidur
👦👦
Sudah 2 minggu sejak perubahan sikap Perth. Sama sekali tidak ada perbaikan yang membuat Saint terbiasa.
Menurut kata Plan, Jane adalah teman sefakultas mereka. Belakangan ini memang Plan mengakui jika Perth memang sedang dekat dengan Jane. Tak jarang ia menolak ajakan Plan untuk makan siang bersama dan memilih untuk makan siang dengan Jane.
Hal itu tentu membuat Saint makin curiga sekaligus kesal tentunya.
Ia menuruti saran Plan untuk menemui Perth di kantin fakultas untuk mengajak ia makan siang bersama. Hhah, meskipun Perth dan Saint satu apartemen, terhitung hanya beberapa jam mereka bertemu.
Jadi, Saint merasa sedikit gugup saat ini.Baru saja memasuki pintu kantin, matanya menangkap pemandangan tak enak di ujung sana. Ia melihat Perth yang sedang makan dengan seorang wanita di depannya dan tak lupa dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya.
Saint hanya bisa tersenyum sinis dan meninggalkan kantin dengan hati yang tercabik cabik
👦👦
Hari ini TEMPT, sedang ada jadwal untuk mengisi acara di cafe yang biasa mengundang mereka.
Sebelum tampil, mereka menghabiskan waktu untuk minum bersama sambil menunggu satu member mereka yang entah hilang kemana. Gun.
Setelah menunggu kurang lebih selama 45 menit akhirnya Gun datang. Tapi mereka langsung membulatkan matanya ketika tahu siapa yang datang bersama Gun.
"Mark?" ucap Perth
"Sawaddikrab Phi" ucap Mark sopan kepada seluruh teman Gun yang dibalas anggukan oleh mereka.
Setelah Gun dan Mark duduk untuk bergabung minum, mereka tak bisa menyembunyikan rasa penasaran mereka.
"Jadi? Bagaimana kau bisa bersama Mark?" tanya Tittle. Meskipun ia sudah tahu kalau masalah Mark dan Perth sudah selesai, tapi ia tetap merasa tidak nyaman dengan keberadaan Mark
"Emm.. jadi... ak.. aku dan Mark.. emm.. kami sudah berpacaran" ucap Gun sambil menunduk
"Hhah?" ucap mereka bersamaan. Bahkan Plan sampai menyemburkan minumannya
"Gun, kau tak bercanda?" tanya Tittle masih tak percaya
"Aku tidak bohong Phi. Kau khawatir kejadian yang menimpa Perth juga menimpaku? Kau tenang saja, Mark sudah sepenuhnya berubah. Ia takkan menyakitiku" bela Gun
"Aku berjanji akan menjaga Phi Gun dengan baik. Phi Tittle bisa memegang ucapanku" tambah Mark
Tittle hanya mengangguk "kupegang ucapanmu. Jangan berani berani melukainya atau kau akan berhadapan denganku"
Sementara mereka selesai berdebat, mereka baru sadar bahwa ada yang asik dengan dunianya sendiri. Ia sedang tersenyum senyum menatap layar ponselnya yang sedang menampilkan roomchatnya entah dengan siapa
Yap.. dia Perth
"Kau tak bosan mendekati wanita lain sementara kau punya pacar yang merindukanmu di rumah?" sarkas Plan yang kebetulan duduk disamping Perth
"Apa maksudmu Plan? Kami hanya membahas tentang ospek tahun ini" ucap Perth sedikit tidak suka dengan perkataan Plan
"Apakah teman ospek harus setiap hari makan siang bersama, mengantar pulang larut malam, atau bahkan pergi makan malam bersama? Apa kau tidak memikirkan perasaan Saint?" jawab Plan kesal
"Aku hanya.." Perth bingung harus berkata apa
"Sebaiknya jangan terlalu dekat denga orang lain Perth. Benar perkataan Plan. Kau sudah sibuk dengan menjadi panitia ospek. Setidaknya gunakan sisa waktumu bersama Saint. Apa gunanya kalian pacaran tapi tak punya waktu satu sama lain?" Tittle menambah yang diangguki oleh Gun. Sementara Mark hanya diam tak ingin ikut campur
"Bukan begitu maksudku Phi" sanggah Perth
"Lalu apa?" bentak Plan
"Jadi..."
------------------------------------------------------
Hai semuaaa... apa kabar? Semoga baik baik aja yaaa..
Okay seperti biasa author minta maaf kalau ada typo. Daannn jangan lupa votenya.. komen juga gapapa kok hehe😊😁😘
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SLAVE "PerthxSaint"
Fanfiction~FULL RELEASED~ Berawal dari kebetulan.... Menemukan arti dari sebuah cinta yang sebenarnya... ReggnaP