Setelah pengakuan Perth tadi malam, tidak ada pembicaraan lagi antara mereka. Saint dan Perth sama sama pergi tidur setelah itu.
👦👦
Sinar matahari pagi menyapu wajah indah Saint. Matanya berusaha menyesuaikan cahaya pagi ini sebelum membukanya. Saint bangun dan duduk di ranjang dan merasakan badannya jauh lebih baik dari tadi malam. Tanpa banyak pikir, ia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Namun, ia baru sadar jika Perth tidak ada dikamar. Memikirkan Perth, ia jadi ingat pengakuan Perth dan lagi lagi membuat wajahnya memanas dan berlari menuju kamar mandi untuk menenangkan pikirannya.
Beberapa menit kemudian..
Saint keluar dari kamar mandi dan melihat punggung lebar yang sedang menyiapkan makanan. Tentu saja itu Perth.
Mendengar pintu kamar mandi yang dibuka, Perth segera menoleh ke sumber suara dan tersenyum
"Saint, kau sudah selesai rupanya. Aku tadi membelikanmu sarapan. Mari kita makan bersama", ajak Perth
Saint hanya mematung sambil menundukkan kepalanya.
"Emm..Saint, kau tidak apa apa? Apa kau tidak suka dengan makanannya? Kalau iya, biarkan aku membelikanmu yang baru", tanya Perth
"Aa tidak. Aku suka dengan makanannya. Jangan membuang buang uangmu untuk hal hal yang tak penting Perth", jawab Saint yang membuat Perth sedikit meringis.
Saintpun duduk di meja makan. Posisinya menghadap Perth.
Saint hanya mengaduk aduk makanannya sambil sesekali menyuapkan seujung sendok ke mulutnya. Melihat Saint yang tidak nafsu makan membuat Perth frustasi. Saint jadi lebih pendia dari biasanya
"Saint, apa kau baik baik saja. Atau kau sakit? Mengapa kau mengaduk aduk makananmu seperti itu?" tanya Perth khawatir
Saint hanya membalasnya dengan gelengan tapi tidak memandang Perth sama sekali
Perth yang memang dasarnya lelaki yang peka langsung paham dengan kondisi saat ini. "Apa itu karena ucapanku tadi malam? Kalau kau merasa tidak nyaman, jangan terlalu dipikirkan Saint. Anggap saja aku tidak mengungkapkan kebenaran tadi malam", jelas Perth yang dalam setiap ucapannya mengandung kepedihan tapi masih berusaha tersenyum
Sedangkan Saint, mendengar penuturan Perth ia langsung menegakkan wajahnya dan segera menatap wajah Perth. Dan tanpa sadar matanya berair dan air mata membanjiri wajahnya.
Perth yang panik dengan reaksi Saint, ia segera berlutut di depan Saint sambil memegang tangannya.
"Saint, mengapa kau menangis?" tanya Perth
Saint masih terus menangis. Bahkan saat ini lebih keras dari sebelumnya. Perth tak tau harus berbuat apa lagi.
Setelah beberapa saat, Saint pun mulai mengatur nafas dan mulai berbicara. "Dengan mudahnya kau bilang aku tak perlu memikirkan apa yang kau ucapkan tadi malam? Apa kau tak puas membuat hatiku terguncang setiap saat aku bersamamu? Apa aku dapat melupakan semua perhatianku yang dapat membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya? Sialan kau Perth" jelas Saint sambil memukul dada Perth kesal tak lupa dengan bibirnya yang melengkung ke bawah.
Perth hanya mampu mematung. Ia tak tau lagi harus bicara apa. Ia tidak pernah menyangka kalau Saint merasakan hal seperti ini sebelumnya.
Setelah sadar, Perth mulai merespon
"Jadi...", ucap Perth"Aku tak akan mengucapkannya sebelum kau mengucapkannya lagi padaku", jawab Saint masih dengan mode kesalnya
Perth hanya mampu tertawa kecil sambil mengusak rambut Saint. Dan meraih dagu Saint agar menghadap dirinya yang masih berlutut di depan Saint.
"Aku mencintaimu Saint"
"Aku juga mencintaimu Perth" balas Saint sambil memberikan senyum termanisnya
Astaga melihat senyum Saint ditambah mata sembabnya sekarang membuat Perth tak tahan dan segera menarik Saint ke pelukannya.
"Jadilah kekasihku Saint. Dan kumohon jangan tinggalkan aku", ucap Perth setelah melepas pelukannya
"Aku akan selalu bersamamu. Karena aku milikmu", jawab Saint sambil menundukkan kepalanya karena malu
Perth tak mampu lagi menahan betapa bahagianya dia sekarang. Ia segera menarik dagu Saint dan mencium bibir Saint pelan.
Cukup lama sampai merasa tak ada penolakan, Perth memberanikan diri melumatnya perlahan yang membuat Saint menutup matanya.
Semakin lama ciuman itu semakin menuntut dan tak tahu bagaimana caranya mereka sudah berpindah ke ranjang dengan posisi Perth menindih tubuh Saint.
Ciuman itu mulai merambah ke telinga, leher, bahu sampai dada Saint sehingga menciptakan tanda keunguan yang memenuhi badan Saint. Sedangkan Saint hanya mampu mengeluarkan desahan tertahan sambil mencengkram rambut belakang Perth, saat Perth mulai menciumi dadanya.
Mereka sama sama berantakan sekarang. Pakaian berceceran di mana mana. Perth sudah tak bisa menahan nafsunya saat wajahnya sudah di perut bagian bawah Saint. Ia kemudian menatap wajah Saint yang menurutnya sangat menggoda dalam keadaan seperti ini.
Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Saint hingga hidung mereka bertabrakan.
"Jadilah milikku sepenuhnya hari ini Saint"
Pagi yang indah itu dipenuhi dengan erangan tak berujung sampai matahari berada pada puncaknya.
------------------------------------------------------
Hai.. selamat hari rabu hwhwGa kerasa ya sebentar lagi puasa. Aku sempet mikir work ini mau tetep up pas puasa tapi upnya malem apa hiatus dulu kira kira sampe lebaran?
Kalau kalian punya saran, boleh comment yaa.. eheh votenya juga😘😘😘😊
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SLAVE "PerthxSaint"
Fanfic~FULL RELEASED~ Berawal dari kebetulan.... Menemukan arti dari sebuah cinta yang sebenarnya... ReggnaP