14. Wine

1.3K 129 3
                                        

Mark mengemudikan mobilnya asal. Entah sudah berapa kali ia melewati jalan ini. Pikirannya menerawang. Seseorang yang ia harapkan kembali ternyata sudah milik orang lain.

Mark menepikan mobilnya dan meletakkan kepalanya di setir mobil. Ia menangis. Ia tidak bohong kalau ia benar benar tidak bisa melepaskan Perth.

Beberapa menit kemudian ia sadar dari tangisnya dan melihat sekitar jalan. Hingga matanya menangkap sebuah bar.

"Mungkin dengan sedikit minum hatiku bisa lebih tenang", ucapnya lalu menuruni mobil.

Ia berjalan menuju bar yang nampaknya mulai ramai.

Aroma alkohol dan dentuman musik menyambut Mark begitu ia memasuki bar.

Ia segera memesan minumannya dan menatap orang orang yang sudah mulai gila di dance floor. Ada yang bercumbu, berdansa, bahkan ada juga yang hampir bercinta di sana. Heol gila. Mark tidak sebodoh itu untuk melampiaskan semua sakit hati dan kekesalannya pada orang lain.

"Pesananmu tuan", ucap seorang bartender sambil meletakkan sebotol wine di depan Mark.

Mark mulai meneguk wine nya. Bohong kalau dia hanya akan minum sedikit. Nyatanya sudah ada 3 botol kosong didepannya dan satu botol digenggamannya yang baru berkurang sepertiga.

Sampai akhirnya kesadaran Mark benar benar hilang setelah botol ke 4 nya tandas. Ia sudah tak mampu mengangkat kepalanya. Ia menjatuhkan kepalanya di meja.

👦👦



Disinilah Gun sekarang. Di bar milik kakaknya. Baru saja ia keluar dari ruang kakaknya memberikan kunci rumah karena ia berniat menginap di apartemennya malam ini.

Tapi matanya menangkap seseorang yang familiar meski suasana bar sedikit redup.

Karena penasaran, Gun mendekati pemuda itu. Begitu sampai di dekatnya...

"Mark?", ucap Gun terkejut

Kalian mau tau mengapa Gun mengenal Mark? Tunggu sebentar ya..

"Aishhh kau mabuk disini? Apa kau tak mau pulang eoh?", teriak Gun melawan dentuman musik

Mark tetap tidak menjawab. Sedangkan ini sudah pukul 2 pagi dan bar ini pasti akan segera ditutup.

"Astaga anak ini... Aku akan mengantarmu pulang, tunjukkan rumahmu ok?", kata Gun sambil berusaha membopong tubuh Mark

"Aiihhh kau berat sekali. Kalau aku tidak menyayangimu aku tak akan mengantarmu pulang. Biar saja kau ditendang oleh kakakku", ujar Gun kesal sambil meletakkan tubuh Mark di kursi pemumpang depan.


Flashback
Jadi, sebenarnya Gun sudah mencintai Mark sejak awal bertemu Mark saat SMA. Mengapa bisa? Kakak Gun merupakan teman kakak Mark. Kakak mereka dulunya adalah sepasang kekasih sehingga Mark dan Gun dapat saling mengenal. Mulai dari situlah mereka semalin dekat dan Gun menyukai.. ah tidak.. mencintai Mark.

Namun ternyata takdir berkata lain. Gun memperkenalkan Mark pada Perth. Sampai akhirnya Mark dan Perth saling mencintai dan akhirnya menjalin hubungan.

Gun hanya bisa pasrah. Ia tidak ingin temannya sakit hati. Namun, pada akhirnya Marklah yang menyakiti Perth.. bukan, menyakiti terdengar halus.. menghancurkan lebih tepatnya








-------
Ada apa sebenarnya antara Mark dan Perth? Mengapa seperti ini?

Tunggu kanjutannya ya readersku

Jangan lupa vote dan komennya ya

LOVE SLAVE "PerthxSaint"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang