Untuk apa memendam kebencian kepada seseorang. Toh, hidup hanya sekali. Nikmatilah dengan sebaik-baiknya.
-Bi Inem
Selang infus menjalar ke salah satu bagian tubuh Zara dan perban putih membalut kepalanya. Irama jantungnya terdengar dari alat yang bernamakan pasien monitor. Ia masih terbaring lemah di ranjang dengan luka-luka bekas kecelakaan yang baru saja dialaminya.
Mr.Roy duduk disebelah ranjang tempat Zara dirawat. Berharap secepatnya Zara bisa membuka mata dan sadar kan diri.
"Zara, anakku. Ayo bukalah matamu." ucap Mr.Roy memegang tangan Zara.
Dred-dred..
Ponsel Mr.Roy berbunyi dari saku celana miliknya. Iapun merogoh saku itu dan mengangkat panggilan telefon.
"Hallo."
Ternyata Yang menelponnya adalah bawahan Mr.Roy.
"Tuan, tolong segera ke kantor. Ada masalah sedikit yang harus segera diselesaikan." ucap seseorang itu dari ponsel Mr.Roy.
"Kamu gila ya! Pagi-pagi buta begini masa saya harus pergi ke kantor!" bentak Mr.Roy.
"Maaf tuan, tapi ini sangat penting."
"Iya sudah saya akan segera kesana." tutup Mr.Roy.
"Anak saya bagaimana ini, masa saya harus tinggal sendirian disini." batinnya.
"Apa saya telfon Kevin saja ya, ah baiklah saya akan telfon dia."
Ia mencari kontak Kevin dan menelponnya. Satu panggilan belum juga diangkat olehnya, Mr.Roy pun mengulangi panggilan tersebut. Setelah mencoba sebanyak tiga kali akhirnya panggilan telfon tersebut diangkat oleh Kevin.
Kevin mengangkat ponsel yang sedari tadi berbunyi dengan mata tertutup, tapi ia masih bisa tahu siapa yang menelfonnya.
"Hallo, Om." ucap Kevin menguap, mungkin ia masih merasa ngantuk, wajar saja jam masih menunjukan pukul 02.05 pagi.
"Kevin tolong Om, Zara sedang dirawat di rumah sakit. Tolong kamu segera ke rumah sakit Cemara."
Mata Kevin langsung membelalak yang tadinya ia merasa berat untuk membuka matanya sekarang rasa kantuk itu hilang seketika.
"Hah, ada apa dengan Zara Om?" ucap Kevin terkejut.
"Udah, jangan banyak tanya kamu. Cepat kesini." Perintahnya.
"Okeh-okeh Baik Om."
Kevin segera beranjak dari ranjang dan bersiap-siap menuju rumah sakit yang dimaksudkan oleh Mr.Roy.
Ia Mengambil kunci mobil di atas meja belajarnya dan melangkahkan kaki keluar. Menyalakan kendaraanya dan melaju dengan cepat.
"Aduh, gue tadi lupa ngga tanya Zara dirawat di kamar nomor berapa lagi." ucap Kevin ketika masih mengendarai mobilnya diperjalanan.
"Gue tanya ah."
Ia mengambil ponsel yang tergeletak di laci mobilnya itu, menekan tombol panggilan dan menarik ponsel ke telinganya.
Tak butuh waktu lama Mr.Roy pun langsung menerima panggilan telfon dari Kevin.
"Hallo Om, btw kamar Zara nomor berapa ya Om."
"Nomor tujuh belas, kamu sudah sampai Vin?"
"Belum Om, Kevin masih di jalan."
"Iya Tuhan, Kevin...... Om kira kamu sudah sampai. Iya sudahlah cepat datang kesini, Om mau pergi ke kantor ada kepentingan mendadak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zara[COMPLETED]
Teen FictionSuara hujan begitu indah didengar, setelah sekian lama tak hujan Zara sangat merindukannya. Banyak kenangan bersama rintik hujan tahun kemarin. Tak terasa satu tahun telah berlalu Zara dan dia berpisah. Rendy Syahraja.... iya... kekasihnya dulu, Zar...