Setelah tahu jika sahabatnya hilang, Nayla segera memberitahu Rendy yang kebetulan seharian ini mereka bersama karena menjadi panitia classmetting di sekolahnya.
"Ren, Zara hilang!" ucap Nayla sambil menggerakkan bahu Rendy dengan panik.
"Apa! Seriusan lo, ayo kita segera cari." ingin Rendy mengatakan kalimat itu kepada lawan bicaranya, tetapi lagi-lagi keadaanlah yang memaksa dia untuk tidak mengatakannya.
"Ya terus gue suruh ngapain." ucap Rendy santai.
"Ist, nyebelin banget sih lo. Bukanya panik terus bantu gue nyari palah sante." ketus Nayla.
Tiba-tiba seseorang lari terburu-buru menghampiri mereka yang sedang berada di ruang Osis.
"Nay, udah tau belum Zara ilang. Padahal kan dia baru siuman." ucap Kevin tak kalah panik dari Nayla.
"Iya Vin, ayo kita cari dia." balas Nayla sambil melirik Rendy tak senang.
Mereka pun meninggalkan Rendy dan segera mengambil tindakan untuk mencari Zara.
Melihat Nayla dan Kevin sudah menjauh dari pandangan Rendy, ia segera membereskan berkas-berkas acara tadi. "Sebaiknya gue juga ikut cari Zara." Rendy pun mencari Zara sendirian.
~~~
Nayla dan Kevin berjalan menuju parkiran mobil, karena saat ini Kevin membawa mobil ke sekolahnya Sedangkan Nayla hari ini di antar oleh ayahnya. Maka dari itu kebetulan mereka bisa bersama mencari tanpa mengendarai kendaraannya masing-masing.
"Vin, kita cari kemana?"
"Udah lo masuk dulu kemobil gue."
Mereka memasuki mobil dengan rasa khawatir.
"Okey, kita cari ke makam ibunya Zara dulu." ucap Kevin sambil menarik sabuk pengaman.
"Lo yakin?"
"Yakin lah."
"Oke."
"Jangan oke-oke aja. Tuh sabuk pengamannya dipakai, kalo lo mati di mobil gue kan ga lucu."
"Ih, Kevinnnnn," Nayla pun mencubit lengan Kevin geram, "ngga liat situasi lagi sedih-sedih malah lo nakut-nakutin gue." Nayla melepas cubitannya.
"Sakit tau." Kevin mengelus lengan yang baru saja dicubit oleh Nayla.
Langsung saja Kevin menginjak gas mobilnya dan bergegas menuju tempat tujuan pertama.
Sedari tadi Nayla hanya bersedih ketakutan. Ia takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Kakinya bergetar, otaknya dipenuhi rasa was-was yang luar biasa.
"Kok ngga nyampe-nyampe sih Vin?" kakinya masih saja bergetar.
"Hehe, gue sedikit lupa." Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Masyaallah. Gue aja yang nyetir sini."
"Est, jangan. Masa cewe yang nyetir disini kan ada cowo. Lo aja yang ngarahin gue. Lo tau makam ibunya Zara kan.."
"Iya udah okey."
Seperti yang dikatakan Kevin, Nayla pun menuruti apa perintahnya dan mengarahkan mobil milik Kevin ke makam.
Dua puluh menit kemudian mereka sampai dimakam tersebut. Mereka turun dari mobil dan memasuki makam.
"Sepi banget Vin, ngeri deh." bulu kuduk Nayla berdiri.
"Ce-elah, lebay." ucap Kevin tertawa.
"Awas yah kalo lo ketakutan."
"Kevin ketakutan? Ga mungkin." ucapnya dengan sombong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zara[COMPLETED]
Teen FictionSuara hujan begitu indah didengar, setelah sekian lama tak hujan Zara sangat merindukannya. Banyak kenangan bersama rintik hujan tahun kemarin. Tak terasa satu tahun telah berlalu Zara dan dia berpisah. Rendy Syahraja.... iya... kekasihnya dulu, Zar...