15.mengubah strategi

124 15 0
                                    

Baca sampai akhir biar ngga bingung oke:)

Happy Reading

Keramaian yang menyeruak malam Minggu Zara dan Rendy membuat suara jangkrik tak terdengar sedikitpun oleh telinga mereka.

Mereka menyusuri trotoar dengan langkah kaki yang sengaja disamakan. Kebahagiaan sangat terlihat oleh raut wajah Zara. Bisa menghabiskan waktu bersama kekasihnya adalah hal yang paling terindah baginya.

Ia merangkul pinggang Rendy, sedangkan Rendy merangkul bahu Zara dengan menyusuri keindahan pasar malam bersama.

Beberapa waktu kemudian ada yang menarik perhatian Zara, ia pun melepas rangkulannya. Mengalihkan posisi tangan menunjuk sebuah wahana yang terpampang di tengah-tengah pasar malam.

"Ren, liat deh." Ia menunjuk ke arah yang dimaksud. Rendy pun menuruti kemana tangan itu mengarahkannya. "Dari kecil aku pengen banget naik wahana itu. Tapi ngga pernah diizinin sama ayahku. Katanya sih takut terjadi apa-apa." Zara menunduk sedih. "Ini kesempatannya biar aku bisa naik. Mau ya temenin aku." katanya sambil memegang telapak Rendy memohon.

"Iya, demi pacarku yang cantik ini." Rendy memegang ujung hidung Zara sekejap.

"Yey..." refleks Zara meloncat kegirangan, ia berhasil menjadi pusat perhatian. Semua orang pun melihatnya heran.

"Za hey, sutttttttttttttttt malu tau diliatin banyak orang." Rendy berusaha menghentikan loncatan yang dibuat oleh Zara dan membungkam mulutnya dengan telapak tangan.

Zara berhenti dengan tingkahnya itu. "Hehe iya maaf, abisnya seneng banget sih."  Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Setelah membayar, mereka menaiki wahana berbahan dasar besi yang dilapisi cat warna hijau dan merah, berbentuk bulat. Wahana itupun mulai bergerak memutar naik.
Mereka bisa melihat keindahan pasar malam dari atas.

"Ren, makasih ya udah nurutin keinginanku yang satu ini." Zara tersenyum sumringah sambil memegang besi pegangan didepannya.

"Soal ini sih gampang. Mungkin setelah ini aku sudah tidak bisa mengabulkan permintaanmu."

Zara terdiam berusaha mencerna kalimat yang baru saja dikatakan kekasihnya.

"Kenapa?" ucapnya mengerutkan kening.

"Gue harus jawab sekarang?" Rendy mengerutkan kening ke arah Zara.

Plakkkkkk

Sontak Zara mendaratkan tangannya ke paha Rendy.

"Au, sakit tau."

"Bodoamat! Kenapa kamu bilang pake kata 'gue' kita kan udah janji ngga bakal bilang pake kata 'lo,gue'. Kalo bilang gitu tandannya dah putus tau."

"Ya sekarang itu yang gue inginin."

"Kok jadi gitu sih, apa karena aku banyak permintaan."

Wahana itu berhenti, Rendy bergegas membuka pintu kecil yang mengucinya. Ia pergi tanpa memikirkan Zara yang sedang berada disampingnya.

"Ren, tunggu Ren...."

Zara mengikuti langkah Rendy dengan perasaan campur aduk tak karuan. Tidak tahu benar apa yang dimaksudkan oleh kekasihnya.

"Apa lagi sih Za?" Rendy memberhentikan langkahnya, suara Zara berhasil mengganggunya ia berkali-kali memanggil Rendy tanpa henti.

"Jangan kaya gitu, jelasin dong Ren, apa maksudmu yang sebenarnya."

Rendy menepis dengan kasar tangan yang sedari tadi memegang lengannya.

"KITA PUTUS!!" ucapnya dengan lantang.

Zara[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang