18.Masuk kehutan

96 15 2
                                    

Kevin dan Nayla memberanikan diri mencari kayu bakar kedalam hutan. Semakin kedalam pohon cemara terlihat sedikit. Menandakan mereka sudah berjalan jauh, bahkan sekarang tak terlihat satupun.

Yang terlihat sekarang hanya pohon liar dan semak belukar mencoba menghalangi jalan. Cahaya matahari yang masuk kedalam hutan itu sangatlah minim, walaupun hari telah menjelang siang.

Nayla menggaruk-garuk lengannya. "Vin, gatel, banyak serangga disini. Cepetan yaaa..." keluhnya.

"Kalo mau cepet, ambilin tuh ranting yang dibawah." Kevin menjawab tanpa melihat Nayla, ia sedang sibuk mengambil kayu yang jatuh.

Nayla pun menuruti apa kata Kevin.
Beberapa jam kemudian kayu dan ranting kecil yang dikumpulkan mereka sudah sangat cukup.

"Vin, udah kan?" tanyanya sambil memegang tumpukan ranting kecil.

"Iya udah, kita jalan keluar dari hutan ini. Hati-hati oke." ucapnya memperingatkan.

Nayla mengangguk. "Gue boleh tanya ngga?" Ia mengekori langkah Kevin.

"Tanya apa?."

"Nayla menyamakan langkahnya disamping Kevin. "Lo tulus buat bantu Zara atau cuma pengin lebih deket sih sama Zara?"

Langkah Kevin tiba-tiba berhenti, ia melepaskan kayu yang dipegangnya. "Kenapa tanya seperti itu?"

Nayla pun ikut berhenti. "Ya aneh aja, gue liatnya tuh aneh gitu. Entah kenapa sih." ia mengangkat kedua bahunya.

Kevin mengambil posisi duduk disembarang tempat. "Kalo boleh jujur. Tujuan pertama cuma pengin Deket aja sama Zara dan pengin semua orang tau kalo akhirnya gue bisa dapetin Zara, ya walaupun dengan cara pacaran pura-pura ini."

"APA!!" Nayla terkejut. "KAMU GILA," ia menujuk telunjuknya ke arah Kevin. "Kam....

Melihat respon Nayla terlalu berlebihan, Kevin membungkam mulut Nayla dengan tangannya. "Dengerin dulu makannya."

Nayla memukul-mukulkan tangan Kevin agar ia melepaskan bungkamannya. Ia pun segara melepaskannya.

"Iya gue dengerin, terus?"

"Tapi setelah gue pikir-pikir yang dilakuin gue tuh salah. Lagian ini idenya bunda gue. Terus bunda gue udah ngga mau nanganin ini. Ditengah-tengah penjelasannya, Kevin menghela napas panjang. "Sekarang gue tulus buat nyatuin Zara sama Rendy. Pertama berat sih buat gue, tapi gue mencoba ikhlas. Kan disamping gue udah ada lo." Kevin menatap Nayla penuh arti.

Nayla pun membalas tatapannya dan menjadi salah tingkah dibuatnya.

"Baper ya?" goda Kevin.

"Ist, Ga! Ngga sama sekali!" Nayla cemberut.

"Baper juga nggapapa kok, gue palah seneng." Kevin mengembangkan senyumnya yang terindah kepada Nayla.

"Ih, udahlah kita lanjut jalan."

"Siap sayang." Kevin lagi-lagi menggoda Nayla.

Secara tiba-tiba rasa cinta pun muncul didalam hati Nayla, entah kenapa ia sangat nyaman berada didekat Kevin.

~~~

Plukkk

Tiba-tiba ranting pohon jatuh mengenai kepala Zara.

"Au, sakit." Zara memegangi kepalanya dan merintih kesakitan.

Rendy mengambil ranting yang baru saja jatuh mengenai kepala Zara. "Halah, jangan manja deh, cuma ranting ringan kaya gini aja sakit."

"Kena bekas luka kecelakaan Ren." Zara masih merasa sakit.

"Alesan." ucapnya

Plakkkkk

Zara[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang