Perbincangan itu telah terselesaikan. Setelah pulang, Norin memberitahu Kevin tentang semuanya. Semua berjalan dengan mulus. Akhirnya rasa bersalah yang dirasakan Kevin akan segera berakhir. Semoga saja berakhir dengan baik.
Namun ada satu hal yang mengganjal, setelah itu, apa yang akan dilakukan Rendy untuk mengembalikan kondisi seperti dahulu. Apakah Kevin harus bertanya kepadanya. Ah rasanya aneh jika bertanya soal itu. Sudahlah, besok saja ia menunggu tindakannya, semoga esok hari adalah hari terindah bagi mereka. Huft, tak sabar rasanya.
~~~
Rok pendek, baju merah muda, snikers berwarna putih, rambut tergerai dibiarkan tertiup oleh angin pagi. Wajahnya yang ceria memasuki gerbang utama SMA Emputantular kebanggaannya. Disinilah ia banyak mendapat pembelajaran hidup. Suka duka selalu dialami dengan senyum manis. Disinilah ia mendapatkan jati dirinya.
Seperti biasanya sebelum pembelajaran dimulai Zara selalu mengobrol ringan dengan teman-temannya.
"Eh, Za, gue salut bet dah sama pacar lo Kevin. Udah ganteng, romantis. pokoknya paket komplit deh." Disela-sela perbincangan mereka, tiba-tiba ratu gosip muncul.
"Emang dia benar-benar idaman." jawab Zara dengan nada gurauan.
"Udah move on nih sama Rendy?" ucap salah-satu temannya.
Zara hanya menggeleng-nggelengkan kepala, tertawa lepas. Ia tahu ini hanya obrolan pagi bolong. Eh adanya siang bolong ya, Haha, anggap saja begitu.
Disisi lain mendengar ucapan teman-temannya, pastinya Nayla jeoules. Tapi ia ingat dengan janjinya. Demi Kevin, ia akan menepati walaupun terasa sakit.
"Emang gue sama Kevin pacaran yak?"
"Idih, pura-pura amnesia?"
"Kalian ngga pacaran, tapi kalian pasangan suami-istri tau ngga, Haha."
Semuanya pun tertawa girang, kecuali Nayla. Yang sedari tadi murung mendengarkan semua ini. Rasanya seperti tombak yang nenujam sampai tembus kedalam tubuhnya.
Ia mengabaikan perbincangan yang dibicarakan teman-temannya dengan membaca buku yang kebetulan berada didepannya. Dan diam, menunduk ditengah-tengah orang-orang yang asik menggosip riang. Huft, rasanya seperti dikucilkan sekampung.
"Eh, kalian tau ngga? Setiap kali ada pasangan yang keliatan bahagia, pasti ada bumbu-bumbu perusak gitu."
Seseorang yang duduk didepan Zara ingin membuat suasana lebih mencekam dan pastinya asik diperbincangkan.
"Ah masa si?"
"Iya, lo sadar ngga si Za? Itu-tuh orang paling lo percaya ternyata menghianati?"
"Yang jelas dong, Clar."
"Kamarin gue liat Nayla jalan sama Kevin kaya orang pacaran romantis banget. Padahal jelas-jelas Kevin pacar sahabatnya sendiri." ketusnya.
Zara berusaha mencerna yang baru saja dibicarakan temannya itu.
"Gila lo Nay,"
"Parah si."
"Sahabat macam apa nih?"
"Wih, berani bet dah."
Emosi Nayla, sudah memuncak dan tidak bisa lagi ditahan. Sabar juga ada batasnya kan. Ia tiba-tiba membanting buku yang lumayan tebal.
Namun tidak sesuai ekspektasi, ternyata buku itu mengenai tangan Nayla.
"STOP!!!!!!!" ia berdiri dan menggebrak meja.
Entah apa yang dirasa, seperti ingin tertawa namun hatinya sedang terbakar. Emosinya sedang memuncak. Tidak lucu rasanya ketika sedang marah dan sudah memperlihatkan kemarahan didepan umum, tiba-tiba tertawa. Akhirnya Nayla tetap profesional ya walaupun tangannya lumayan sakit. Jadi ia tetap dengan ekspresi marah, brutal tidak karuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zara[COMPLETED]
Teen FictionSuara hujan begitu indah didengar, setelah sekian lama tak hujan Zara sangat merindukannya. Banyak kenangan bersama rintik hujan tahun kemarin. Tak terasa satu tahun telah berlalu Zara dan dia berpisah. Rendy Syahraja.... iya... kekasihnya dulu, Zar...