22. Terbongkar

110 16 0
                                    

Semerbak angin berhembus, terkena pucuk kain sutra milik Kevin. gelap gulita menyelimuti malam yang kian pudar. Suara merdu penyanyi terkenal ber alun, mendamaikan suasana. Aroma khas kopi menenangkan hati.

Ia menyeruput kopi robuska yang barusaja dihidangkan oleh Ibundanya tercinta. Wajah keriput itu memandang anak satu-satunya dengan sorot mata penuh arti.

"Bun, ngapain liatin Kevin serius amat."

Bundanyapun salah tingkah dibuatnya. "Ngga nyangka aja anak bunda udah besar."

"Bunda tau? makin besar, Kevin makin ngerasa banyak salah tau." setelah menyeruput kopi, ia meletakkan cangkir kecilnya kembali ketempat semula.

"Kenapa? manusia itu tempatnya bersalah. Wajar lah." ia mengusap rambut Kevin.

"Iya, Iya sih."

Norin hanya tersenyum tipis.

Mungkin ini waktu yang tepat untuk membicarakan semua dengan Bundanya.

"Bun?"

"Hmm."

"Suasana hati bunda lagi enakan kan?"

"Tumben amat kamu tanya seperti itu. Iya lumayan si, kenapa?"

"Emm. Menurut Kevin, sebenarnya perbuatan bunda ke Tante Mar dan Rendy itu salah, mending bunda selesaikan ini deh. Toh, bunda udah baikan kan sama Tante Mar. Dan Mr.Roy juga udah mengembalikan uang bunda kan. Terus untuk apa bunda nerusin kejahatan itu?"

Ia menyatukan alisnya, belum tahu apa maksud perkataan anaknya barusan. "Maksud kamu, Vin? Kejahatan apa?"

"E, itu loh Bun, dulu pas ada perselisihan antara bunda sama Tante Mar, terus jadi menyangkut pautkan hubungan Rendy dengan Zara."

Sekarang ia tahu apa maksud anaknya itu. "Semua ini, bunda lakukan hanya untuk kamu, Nak!" disini Norin sedikit meluapkan emosinya, karena dari dulu ia sudah melarang anaknya untuk tidak memerintah dirinya agar menyatukan Rendy dan Zara kembali.

"Tapi Bun, Kevin sadar. Yang kita lakukan itu salah. Cinta tidak harus dipaksa Bun. Sengotot apapun, Zara ngga akan pernah bisa mencintai Kevin."

"Bukannya ini yang Kamu mau?"

Kevin memejamkan matanya dan menghembuskan napas, jangan sampai salah ucap. "Sekarang Kevin sadar, Bun. Perbuatan kita salah.."

"Iya sudah. Kamu mau bunda berbuat apa sekarang?"

"Ya bunda ngomongin masalah ini dengan Tante Mar, Mr.Roy, dan Rendy."

"Tapi Vin, bunda dah cocok sama Zara. Dia anak yang baik, dan kalo kamu menikah dengan Zara perusahaan bunda pasti akan melejit."

"Jangan egois Bun."

"TAPI VIN!!"

"Bunnnnn," Kevin memegang pundak Norin menenangkannya.

"Hmm, ya udah, tapi apa kamu ikhlas?"

"Ikhlas kok, Bun. Lagian Kevin udah punya pacar."

"Siapa?"

"Pastinya seseorang yang setiap detik, menit, jam, bahkan sepanjang hari bisa membuat Kevin tersenyum dan bahagia."

"Heleh, anak bunda bisa aja."

"Heheeee."

~~~

Semenjak percakapan itu terjadi, Norin langsung mengambil tindakan. Ia membuat janji temu dengan Maryati, Mr.Roy, dan Rendy. Ia memilih cafe mewah dan menyewa tempat duduk VIP yang tertutup.

Zara[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang