Keesokan paginya Jungkook pergi sendirian. Dia tidak bersama hyung-hyungnya karena dia ingin pergi bersama Lisa kesekolah tanpa memberi tahu Lisa terlebih dahulu.
Jungkok memencet bel rumah Lisa. Pembantu Lisa membukakan pintu.
"Eh tuan Jungkook, silahkan masuk." Ucap pembantu.
"Lisanya ada bi?" Tanya Jungkook.
"Ada tuan, tapi nona Lisa belum bangun." Ucap pembantu.
"APA? Dia masih tidur jam segini bi? Kenapa bibi tidak membangunkannya?" Ucap Jungkook kaget mendengar ucapan pembantu Lisa tersebut.
"Saya tidak berani membangunkannya tuan. Dia akan sangat marah kalau diganggu tidurnya." Ucap pembantu menunduk.
"Ya ampun Lisa. Yasudah kalau begitu antar aku kekamarnya bi." Pinta Jungkook yang diangguki pembantu Lisa tersebut.
Jungkook sudah sampai didepan pintu kamar Lisa. Pembantu Lisa pergi meninggalkan Jungkook. Karena dia takut dimarahi Lisa karena mengganggu tidurnya. Sebelum pembantu tersebut pergi, dia mengatakan bahwa pintu kamar Lisa tidak dikunci. Itulah kebiasaan Lisa yang tidak pernah mengunci kamarnya.
Jungkook membuka pintu kamar Lisa. Kamar Lisa sangat sunyi tidak ada foto ataupun hiasan dikamarnya. Tetapi ada satu foto diatas meja belajar Lisa, foto dua orang anak kecil yang tertawa bahagia. Jungkook berjalan kearah tempat tidur Lisa. Dan dilihatnya lah seorang gadis yang tidur dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Bahkan wajah gadis tersebut tidak terlihat. Jungkook membuka selimut tersebut.
"Astaga!" Jungkook terkejut dengan apa yang dia lihat. Dia membuka selimut yang mengarah dikepala tempat tidur Lisa tersebut, tapi yang dia temukan adalah kaki panjang bukan kepala gadis tersebut. Bahkan kaki tersebut berada diatas bantal. Kebiasaan tidur Lisa memang selalu begitu. Dia tidak pernah tidur menggunakan bantal.
Lalu Jungkook membuka selimut yang didalamnya pasti kepala gadis itu.
"Hyaaa. Lalisa Manoban! Bangun! Sudah jam berapa ini? Pantas saja kau selalu terlambat kesekolah." Ucap Jungkook.
"Euhh. Kenapa kau menggangguku tidurku bi?" Ucap Lisa yang masih memejamkan matanya.
"Hyaa. Aku bukan pembantumu. Ayo bangun. Apa kau mau ku gendong ke kamar mandi secara paksa ha?" Ucap Jungkook.
"Mwo? Lisa membuka matanya dan terkejut dengan suara itu. Itu memang bukan suara pembantunya.
"Kau? Apa yang kau lakukan dikamarku ha? Siapa yang mengizinkan kau masuk?" Ucap Lisa yang langsung bangun melihat Jungkook yang sudah berada didepannya.
"Apa aku harus meminta izin dulu masuk kekamar kekasihku sendiri? Cepat mandi atau aku yang memandikanmu?" Ucap Jungkook menggoda Lisa.
"Hyaa. Aku bisa mandi sendiri. Pergilah dari kamarku." Ucap Lisa kesal karena Jungkook.
"Aigooo. Jangan marah begitu chagiya." Ucap Jungkook yang gemas lalu mencubit pipi Lisa.
Cupp. Jungkook mencium kening Lisa.
"Cepatlah mandi. Aku akan menunggumu diluar." Ucap Jungkook lalu pergi dari kamar Lisa.Lisa mematung dengan apa yang terjadi.
Lisa menampar pipinya sendiri. Dan dia meringis kesakitan. Berarti dia tidak sedang bermimpi. Ini memang benar-benar terjadi. Dia mengedip-ngedipkan matanya."Apa yang terjadi padaku? Kau harus biasa saja Lisa. Tenang Lisa tenang." Ucap Lisa menetralkan suasana hatinya. Lalu dia pergi kekamar mandi. Sebelum pria cerewet itu mengomel.
-
-
-
-Beberapa saat kemudia Lisa turun kebawah.
"Kau sudah siap? Sarapan lah dulu." Ucap Jungkook pada Lisa.
"Aku tidak pernah sarapan. Aku tidak bisa." Ucap Lisa menolak.
"Kau harus membiasakannya Lisa. Makanlah roti ini." Ucap Jungkook yang menyuapkan roti pada Lisa.
"Aku tidak mau Jungkook. Jauhkan roti itu." Ucap Lisa yang mundur perlahan menjauhi suapan Jungkook.
Jungkook frustasi dengan kelakuan kekasihnya itu.
"Ayolah Lisa sedikit saja." Ucap Jungkook memohon. Dan akhirnya Lisa memakan roti tersebut. Lisa tidak tahan melihat pupy eyes yang diperlihatkan Jungkook.
"Ayo kita berangkat." Ajak Jungkook pada Lisa.
"Mwo? Aku tidak mau pergi denganmu." Tolak Lisa.
"Kau bilang ingin mencintaiku Lisa. Jika kau selalu menolak untuk bersamaku. Bagaimana cinta itu akan tumbuh?" Ucap Jungkook yang menunduk sedih dengan tolakkan Lisa.
Melihat itu Lisa merasa bersalah. Jungkook benar jika dia selalu menghindar bagaimana bisa dia akan mencintai laki-laki itu.
"Hei. Maafkan aku. Kebiasaanku yang selalu menolak semua orang ini susah dihilangkan. Aku akan berusaha juga Jungkook. Ayo pergi bersama." Ucap Lisa lembut pada Jungkook. Ini pertama kalinya seorang Lalisa Manoban meminta maaf dan bersifat lembut. Ini seperti sebuah magic.
-
-
-
-Jungkook dan Lisa sampai disekolah. Mereka keluar dari mobil. Semua siswa yang melihatnya tak percaya. Seorang Jungkook pergi bersama manusia batu yang sangat dingin.
"Ayo!" Ucap Jungkook yang menggenggam tangan Lisa.
"Jungkook." Ucap Lisa pelan sambil melihat tangannya yang sudah digenggam Jungkook. Dia agak risih karena semua mata memperhatikan mereka berdua.
"Kenapa? Apa kau malu berjalan denganku?" Tanya Jungkook.
"Aniya. Tapi aku tidak suka dilihat orang-orang seperti itu Kook." Ucap Lisa menunduk.
"Hei. Kalian, apa yang kalian lihat ha? Apa ingin aku mencolok mata kalian itu?." Ucap Jungkook pada siswa yang dari tadi melihat kearah Lisa dan Jungkook. Mendengar ucapan Jungkook mereka langsung mengalihkan matanya. Mereka takut dengan ucapan Jungkook yang terkenal dengan kenekatannta. Apapun yang diucapkan Jungkook pasti dia akan melakukannya.
"Apa kau akan selalu menunduk seperti ini?" Ucap Jungkook pada Lisa yang masih menunduk.
Lisa mengadah arah kearah Jungkook. Lalu menggelengkan kepalanya. Jungkook tersenyum melihat tingkah gadisnya itu. Lalu dia membawa Lisa kekelas tanpa melepaskan genggamannya.
-
-
-
-
-Mereka sampai dikelas. Bangtan yang melihat Jungkook dan Lisa terkejut karena genggaman Jungkook juga belum lepas.
"Kenapa kalian melihat kami seperti itu?" Tanya Jungkook heran.
Mereka masih terdiam dan mematung melihat yang terjadi.
Jungkook memutar bola matanya kesal melihat para hyungnya itu. Lalu dia membawa Lisa duduk kekursi mereka.-
-
-
-
-
-Jangan jadi pembaca gelap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tidak Baik-Baik Saja (LizKook)
FanficLalisa Manoban adalah seorang gadis yang dingin dan tidak mempercayai manusia kecuali ibu dan satu orang sahabatnya Kim Taehyung. Dan dia mulai mempercayai satu manusia lagi yaitu Jeon Jungkook. Tetapi kepercayaannya itu dihancurkan.