-
-
-Hari-hari yang dilalui Jungkook dan Lisa begitu indah walaupun ada peretengkaran kecil diantara mereka. Saat ini mereka berada dikelas, guru yang mengajar dikelas mereka tidak datang karena sakit.
“Jungkook, aku ingin bicara denganmu?” ucap Taehyung.
“Bicara saja hyung.” Jawab Jungkook.
“Aish, kau ini. Aku hanya ingin bicara berdua denganmu. Ikut aku!” Ajak Taehyung.
“Lis aku pergi sebentar dulu ya?” Ucap Jungkook sambil mengusap pucuk kepala Lisa. Lisa hanya menggangguk mendengar ucapan Jungkook. Jungkookpun pergi mengikuti Taehyung.
-
-
-
-
Taehyung dan Jungkook sekarang berada dibelakang sekolah, dibawah pohon yang ada tempat duduknya.
“Kau mau bicara apa hyung.”
“Kau tidak sabaran sekali. Nikmati dulu udara disini, lagian kita sudah jarang sperti ini bukan? Kau selalu sibuk dengan kekasihmu itu.” Ucap Taehyung sedikit menyindir Jungkook yang tidak mempunyai waktu untuk sahabatnya lagi.
“Hehehe. Maafkan aku hyung.” Jawab Jungkook sambil menyengir.
-
-
-
Bel istirahatpun berbunyi. Lisa yang menunggu Jungkook sedari tadi tidak melihat tanda-tanda Jungkook datang.
“Jungkook kemana? Apa dia tak ingin makan? Menyebalkan.” Gumam Lisa.
Lisa akhirnya memutuskan untuk mencari Jungkook. Dan akhirnya menemukan Jungkook yang berada dibelakang sekolah bersama Taehyumg. Lisa hendak menghampiri mereka, tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar pembicaraan Taehyung dan Jungkook.
“Aku tidak menyangka kau bisa meluluhkan hati Lisa yang sekeras batu itu. Ku akui kau memang layak menjadi Internasional Playboy.” Ucap Taehyung.
“Kau baru menyadarinya hyung? Tidak ada yang bisa menolak seorang Jeon Jungkook.” Jawab Jungkook sombong.
“Ya ya ya. Terserah kau saja. Ini kunci mobil sportku, sekarang mobil itu milikmu. Aku tau besok satu bulan hubunganmu dengan Lisa. Selamat kau memenangkan taruhan ini, kalau kau ingin memutuskannya besok, tolong jangan sakiti hatinya.” Ucap Taehyung yang memberikan kunci mobilnya.
Mereka tidak tahu kalau Lisa telah mendengar semua yang dibicarakan oleh mereka berdua. Lisa sangat terkejut dengan apa yang telah ia dengar. Hatinya kembali hancur sehancur-hancurnya. Dia seperti merasakan sakit yang sama saat dia kehilangan ibunya. Matanya bahkan tidak bisa melihat dengan jelas karena sudah digenangi air mata. Dia benci keadaan ini, dia benci menjadi wanita lemah. Dia berlari dengan sekuat tenaga, dia bahkan menumbuk tubuh beberapa murid, tetapi dia tidak mempedulikan itu. Dia sampai dikelas, lalu mengambil tasnya dan pergi meninggalkan sekolah. Walapun belum jam pulang sekolah, dia tidak peduli lagi.
-
-
-
Dibelakang sekolah.
“Terimakasih hyung.” Ucap Jungkook mengambil kunci mobil tersebut. Tetapi dia mengembalikan lagi pada Taehyung, membuat Taehyung mengerutkan dahinya terheran.
“Tapi aku tidak membutuhkan ini hyung. Aku sangat mencintai Lisa, aku tidak akan meninggalkannya. Mungkin aku yang sudah kalah, Lisalah pemenangnya. Aku sudah jatuh cinta padanya dari awal. Aku tidak bisa membohongi perasaanku.” Ucap Jungkook.
“Aku sudah tahu itu. Dari awal kau memang sudah mencintainya. Kau pikir aku tidak mengenalmu, kita bahkan sudah dari kecil bersama. Jungkook yang kukenal selama ini tidak pernah mengutamakan wanita. Tapi lihatlah ketika kau bersama Lisa, kau bahkan selalu berda disisinya. Kau bahkan hampir melupakan para hyungmu.” Ucap Taehyung sambil terkekeh.
“Aku sudah menggila pada Lisa hyung.” Ucap Jungkook dengan kekehannya.
“ya sudah, ayo kembali kekelas. Mungkin Lisa sudah menunggumu, kita sudah cukup lama disini.” Ajak Taehyung.
-
-
-
Sesampai dikelas Jungkook tidak menemukan Lisa. Tasnyapun tidak ada dikursi.
“Hyung, apa kau melihat Lisa?” tanya Jungkook pada Jimin. Ya, anak bangtan sudah didalam kelas setelah mkan dari kantin.
“Tidak, kami juga tidak melihatnya dikantin tadi.” Ucap Jimin.
“Dia kemana? Bahkan tasnya juga tidak ada.” Ucap Jungkook yang sudah panik.
“Hei, tanangkan dirimu dulu. Mungkin dia di rooftop menenangkan pikiran, maksudku bolos lebih tepatnya.” Ucap Taehyung menenagkan Jungkook dengan sedikit bercanda.
“Kau benar hyung, aku akan melihatnya kesana.” Ucap Jungkook yang langsung berlari mencari Lisa.
“Kalau Lisa yang hilang dia seperti anak yang kehilangan ibunya.” Ucap J-Hope yang membuat bangtan tertawa.
-
-
-
Jungkook sampai di rooftop, tetapi dia tidak menemukan Lisa. Dia langsung berlari kearah kantin. Tetapi nihil, dia tidak menemukan Lisa. Dia mencoba menelvon Lisa, tetapi nomornya tidak aktih. Jungkook makin panik, kemana kekasihnya itu. Tempat yang belum dia kunjungi adalah toilet. Jungkook berdiri didepan toilet wanita, oramg-orang melihatnya terheran. Seseorang keluar dari toilet tersebut.
“Apa masih ada orang didalam?” Tanya Jungkook.
“Tidak ada orang lagi didalam.” Jawab murid tersebut.
Jungkookpun kembali kekelasnya.
“Apa kau menemukannya.” Tanya Taehyung.
Jungkook hanya menggeleng lesu.
“Mungkin dia pulang Kook, lagian tasnya juga tidak ada.” Ucap Namjoon menenangkan adiknya itu.
“Semoga saja hyung.” Jawab Jungkook yang tidak semangat.
Gurupun masuk kekelas mereka.
-
-
-
Lisa tidak kembali kerumahnya. Dia hanya mengirim pesan pada pembantunya.
Lisa
“Aku merindukan ibuku. Aku tidak akan pulang. Jangan cari aku.”
Pembatu
“Baik nona, jaga kesehatanmu.”
Don't forget vote.
Borrahaeee 💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Tidak Baik-Baik Saja (LizKook)
FanfictionLalisa Manoban adalah seorang gadis yang dingin dan tidak mempercayai manusia kecuali ibu dan satu orang sahabatnya Kim Taehyung. Dan dia mulai mempercayai satu manusia lagi yaitu Jeon Jungkook. Tetapi kepercayaannya itu dihancurkan.