•••
Pukul 11 malam Jungkook baru benar-benar tiba dirumah dengan menjinjing sebuah kotak kue ukuran sedang ditangannya. Dikarenakan harus menyelesaikan beberapa pekerjaan terlebih dahulu, pria satu anak itu menjadi sedikit pulang terlambat beberapa hari ini. Terdengar bunyi langkah kaki panjang yang masih terbalut sepatu pantofel hitam memasuki rumah yang sudah mulai gelap-menandakan penghuni rumah muungkin sudah terlelap.
"Sepertinya Eunbi sudah tertidur..." ujarnya lemah karena kelelahan pulang dari kantor di jam segini. Jungkook mulai menaiki tangga rumah menuju kamar tidur mereka dengan satu tangan yang bertugas melepaskan simpul dasi yang masih mencekik lehernya.
Di ambang pintu kamar, dilihatnya sang istri tengah tertidur sambil membelakanginya. Jungkook meletakkan kue diatas meja nakas di samping kasur mereka dan menggantungkan jas yang tadi dipakainya pada gantungan pakaian di dalam lemari. Masih dengan kemeja kantornya, Jungkook membawa tubuh lelah itu untuk duduk ditepian ranjang- menatap Eunbi dalam diam.
Hatinya mencelos saat melihat bekas airmata di pipi mulus milik istrinya itu. Tanpa diminta, tangan Jungkook bergerak menuju pipi Eunbi untuk mengusap bekas airmata yang masih sedikit tampak oleh netranya, menggunakan ibu jarinya.
"Maafkan aku, Sayang... tidak seharusnya seperti ini." Jungkook berucap pelan dengan suara lembutnya. "Kau dan Seobin berhak bahagia." Jungkook kembali berucap dengan sangat pelan, takut-takut suaranya dapat membangunkan sang istri yang sudah terbang kealam mimpinya.
Dua detik berikutnya, Jungkook melumat halus bibir tipis Eunbi tanpa permisi, dengan durasi yang cukup lama demi menyalurkan rindunya pada sang istri tersayang.
"Selamat malam, Sayang-ku."
Jungkook bangkit dari duduknya, melangkah keluar dengan membawa sekotak kue yang dibawanya tadi menuju kamar sang anak. Kaki jenjangnya berhenti tepat didepan pintu kayu bercat putih dengan logo superhero Iron Man yang menempel di pintu tersebut.
'Jeon Seobin Room'
Jungkook memegang ganggang pintu tersebut dan membukanya secara perlahan agar tak menimbulkan suara decitan pintu. Netra kelamnya disambut dengan bias cahaya kamar yang hanya diterangi lampu tidur disamping kasur sang anak. Jungkook berjalan pelan memasuki kamar putra semata wayangnya itu lalu meletakkan sekotak kue ulang tahun itu diatas meja belajar kecil di dalam kamar Seobin.
Pria Jeon tersenyum simpul kala melihat putra semata wayangnya tengah meringkuk dengan memeluk sebuah boneka kelinci berwarna pink. Hadiah dari dirinya pada saat ulang tahun si kecil yang pertama.
Dengan langkah pelan Jungkook mendekat pada kasur Seobin. Mendudukkan tubuhnya dipinggiran kasur sang anak, kemudian Jungkook melihat arloji yang melingkar dipergelangan tangannya, dimana waktu telah menunjukkan pukul 23.30 KST, dan ternyata masih ada waktu 30 menit lagi sebelum tanggal 4 Desember berakhir.
"Selamat ulang tahun jagoan kecil, ayah." Bisik pria Jeon lirih di telinga sang anak. Jemari panjang Jungkook terulur untuk mengelus surai halus milik Seobin, berniat agar buah hatinya semakin nyenyak dalam tidurnya.
neoneun nae salme dasi tteun haetbit,
Lantunan suara lembut Jungkook terdengar di dalam kamar identik dengan tokoh superhero itu.
Sebuah lagu pengantar tidur yang biasa Jungkook senandungkan agar sang buah hati tercinta dapat terlelap dalam mimpinya setiap malam. Seobin sangat menyukai suara merdu sang ayah, jika Jungkook berada dirumah, ia akan selalu meminta sang ayah untuk menemaninya tidur. Namun, sekarang-maksudnya akhir-akir ini Jungkook sangat sulit untuk meluangkan waktunya untuk anak dan istrinya. Dengan alasan kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL GIFT IN DECEMBER✔
Fanfiction[ COMPLETE ] Melakukan pengkhianatan yang dilakukan oleh Jungkook kepada Eunbi demi menyelamatkan perusahaan. Dan perlakuan buruk yang diterima oleh Eunbi dari keluarga Jungkook, mampu membuat luka yang begitu mendalam bagi wanita itu serta putra s...