17. Punishment

19.8K 1.9K 577
                                    

Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komen.
Kira-kira vote yang keberapa kah kalian?

•••

"Ka-u ingin mem-bunuhku,eoh? Bi-sa-kah ki-ta ber-isti-ra-hat se-ben-tar?"

Sejak tadi Eunbi mencoba untuk menghentikan Jungkook yang masih saja menggagahinya. Bukannya berhenti, lelaki itu terus saja mengikuti hawa nafsunya. Seluruh badan Eunbi bener-benar terasa lemas, bayangkan saja tubuh sebesar Jungkook yang berada diatasnya. Kan gila! 10 menit saja rasanya tulang-tulang kecil Eunbi ingin copot rasanya. Apalagi selama ini, seperti mereka baru saja melakukan malam pertama, tak pernah puas dan selalu ingin lagi.

"Aku tak bisa menahannya, kau terlalu nikmat, Sayang." Bisik Jungkook dengan nafas yang tersenggal-senggal.

Kembali Eunbi hanya bisa pasrah di bawah kungkungan suaminya dengan suara desahan yang tertahan.

"Jangan-jangan bunda sudah tidur." Junki melirik kearah jam di dinding tak jauh dia berdiri sebelum masuk kedalam kamar Eunbi. Memastikan keadaan untuk memasuki kamar ibu tirinya itu.

"Masih jam 9 kok, sepertinya bunda juga masih bangun, lampu kamarnya pun masih menyala."

Junki dengan langkah pelan berjalan menuju kamar Eunbi. Sedikit ada rasa keraguan dihati Junki untuk mengetuk pintu coklat yang tertutup rapat didepannya.

"Bagaimana jika bunda sudah tidur ya? Takutnya Junki nanti malah mengganggu bunda." Ragu remaja laki-laki itu untuk mencari bukunya di dalam kamar Eunbi.

Junki terlihat bingung, berfikir antara ingin mengetuk atau langsung masuk saja kedalam kamar tersebut. Karena Eunbi pernah mengatakan padanya untuk tidak usah canggung dengannya. Dan anggap Eunbi sebagai ibunya.

Junki-ya, jika ada perlu dengan bunda langsung masuk saja ya jika kamar bunda tidak dikunci.

Junki sangat mengingat jelas perkataan Eunbi beberapa hari lalu. Akhirnya ia pun memberanikan diri untuk mencoba masuk kedalam kamar Eunbi.

"Ah, kata bunda tak apa langsung masuk saja kok." Ujarnya ingin memegang knop pintu kamar tersebut.

"Junki-ya, ayo. Temankan aku pergi sebentar." Soobin yang datang tiba-tiba entah darimana langsung saja menarik tangan sang adik dan membawanya menuju pintu keluar rumah.

"Eh? Mau kemana malam-malam begini? Aku besok sekolah, jika aku terlambat kau mau tanggungjawab,hah?" Omel Junki pada sang kakak yang tak memperdulikan dan tetap menyeret sang adik.

BEAUTIFUL GIFT IN DECEMBER✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang