Bell pertanda jam istirahat telah usai menggema di Koridor SMA WHS,semua murid murid berlomba lomba untuk memasuki kelas mereka masing masing,karna bu izzati sudah berdiri di depan gerbang sambil membawa sebuah tongkat panjang,bukan bu izzati namanya kalo ga bisa bikin murid SMA WHS disiplin.
"Ayo anjir,gc udah ada pawangnya tu di gerbang!" pekik ila sambil berlari meninggalkan teman temannya yang masih saja santai.
Sekolah itu memiliki tiga gerbang gerbang yang pertama yaitu gerbang yang menghubungkan ke arah gerbang kedua tetapi harus melewati lapangan sebesar GBK terlebih dahulu,sedangkan yang kedua gerbang yang menghubungkan ke dalam kelas kelas,dan gerbang yang ketiga gerbang yang menghubungkan ke arah kantin.
"Elahhh,santai si takutan amat" pekik Nazwa sambil berjalan santai menuju gerbang bersama Ririn,aura,despita,puja,Reni dan tiara.
"Nazwa!Ririn!aura!despita!puja!Reni!tiara!dari mana saja kamu?!kamu dengarkan bell masuk sudah berbunyi!" omel bu izza ketika Nazwa dkk hendak memasuki gerbang kedua,yaitu gerbang yang menghubungkan ke arah kelasnya berada.
Nazwa dkk speechless mendengar celotehan dari guru killer nya ini,jika melawan sama saja cari mati,ya walaupun mereka bad girls tapi mereka juga takut kalau harus ke ruang BK bukannya takut dengan ruang atau guru BK tersebut melainkan kepada kedua orang tuanya,pasti mereka akan di panggil oleh bu izzati kalau sudah berurusan dengan ruang BK,jadi mereka memilih bungkam.
Ila tampak kegirangan di sana di tangga yang menghubungkan kelas 11 ipa 2.
"So pity" ucap ila dengan nada di sedih sedihkan,habis itu ia tertawa puas.
"Lagi di kata di pintu udah ada pawangnya masih aja 'elahh,santai si takutan amat' giliran udah kena baru speechless." ucap ila tertawa diakhir katanya,ia pun berjalan menuju ke ruang kelasnya yang terletak di lantai 3
"Udah cepet kalian lari,10 putaran!!" perintah bu izzati dan hanya di balas anggukan saja tanda patuh dari mereka.
Nazwa dkk memulai hukumannya baru saja 1 putaran mereka tampaknya sangat kelelahan bagaimana tidak lapangannya saja besarnya sebesar stadion GBK yang gedenya MasyaAllah.
"Aduhhh aduhh wehh gw kaga kuat asli" ucap aura terenggah enggah.
"5 puteran lagi,gc" ucap Nazwa,
saat ini mereka sudah berhasil memutari lapangan sebesar stadion GBK sebanyak 5 putaran dan tentunya di awasi oleh bu izzati.
Setelah selesai 10 putaran.
"Finish!!!" ucap despita Terduduk di bibir lapangan dan diikuti oleh yang lainnya.
Despita dan Reni terduduk dengan tangan di belakang dan kepala di dongakkan dengan mata tertutup menatap teriknya matahari,lalu mengikuti teman temannya yaitu merebahkan badannya di pinggir lapangan.
"Gilaaaa,itu guru kaga kasian apa,seenak jidat kalo ngasih hukuman!" celoteh Ririn sambil mengibas ngibaskan tangannya.
Bu izzati mendekat ke arah Nazwa dkk "UDAH CEPAT MASUK KE KELAS KALIAN!LAIN KALI KALO BEL MASUK BUNYI KALIAN CEPAT CEPAT MASUK KE KELAS BUKANNYA MALAH MENYE MENYE!PAHAM KALIAN!" tegas bu izzati lalu meninggalkan Nazwa dkk yang masih tergeletak di pinggir lapangan.
"Nyebelin!emang bawa pulang" ucap puja kesal namun mengundang gelak tawa dari teman temannya.
"Dihukum aja masih bisa ketawa ya,setres bet temen gw,haha" ila hanya terkekeh dari koridor 11 IPA 2 ketika melihat teman temannya yang tergeletak di pinggir lapangan sambil tertawa.
"Udah ayo masuk" ucap Ririn yang di angguki oleh seluruh teman temannya.
Mereka semua berjalan dengan darah yang mendesir,keringat yang bercucuran,detak jantung yang sudah berdetak sangat kencang,di tengah tengah perjalanan tiba tiba saja Ka salsa memanggil meirina.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLEMAKER
Teen Fiction[ON GOING] Ini cerita kami, kami memang pengacau tapi bukan berarti kami buruk. Teguran teguran bukan menjadi penghalau bagi kami. Menyesal bukan berarti kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Kami merupakan pengaruh besar bagi se...