"We back!"
_Troublemaker_'happy reading 🌻'
Duduk tegap. Pandangan menatap ke depan. Tangan terlipat di atas meja. Buku serta pulpen,pensil dan kawanannya berada di atas meja. Tidak ada tas di atas meja melainkan terdapat di bangku. Tidak ada yang berani berbicara,berucap,maupun membantah. Hanya diam menjelma bagai patung.Semua orang yang ada di kelas 11 IPA 2 menatap penuh gumoh kepada rumus rumus yang tertera jelas di papan tulis.
Lihatlah!, betapa menjengkelkan nya matematika itu padahal hanya satu butir soal dengan beberapa kata sederhana. Tapi kenapa jawabannya harus beranak dan berbelit belit. Harus di kalikan lah,di bagi lalu di kalikan silang lagi,harus di sederhana dan lain sebagainya.
Saat guru bertanya hanya satu dua orang yang menjawab pertanyaan. Tapi jika guru bertanya 'benar tidak?' dan dengan senang hati murid murid akan menjawab 'benar bu' padahal tidak tahu apa apa. Tidak tau benar atau salah. Yang terpenting menjawab dan terbebas dari amukan sang guru.
Detik berubah menjadi menit terasa lamban saat ini—bahkan sangat lamban! Ketika sedang berlangsungnya mata pelajaran bernama matematika.
Dari arah belakang, perhatian murid laki laki itu selalu terbagi dua. Setiap beberapa detik menatap papan tulis yang tidak ia mengerti apa apa,lalu di detik berikutnya menatap ke arah jam dengan tatapan gerah.
Decakan dalam hati. Kata kata 'bosan' yang hanya bisa sampai tenggorokan tanpa bisa keluar dari mulut mereka. Jika satu saja di antara mereka merapalkan sebuah kata kata yang tak enak di dengar seperti desahan frustasi. I want to talk goodbye to stay in class.
"Kapan ni guru kuar,pusing gua." memalingkan wajahnya sebentar lalu kembali menatap guru yang tengah menjelaskan materi di depan sana.
Puja menatap jam bundar yang terpasang tepat di atas papan tulis. Menunjukkan pukul 09.20 padahal hanya tinggal 10 menit saja. Tapi kenapa serasa 10 jam?!. Kegiatannya terpergok oleh sang guru tanpa sadar.
"Ada apa puja?" Tanya guru tersebut memberhentikan penerangan materinya.
Semua orang menoleh ke arah puja. Sedangkan yang di tatap menggaruk tengkuknya yang tiba tiba saja gatal.
"Kenapa selalu ngeliat ke arah jam?" Tanya Bu Maya. Guru itu mendongak, memperhatikan jam yang ada di atasnya. " Masih 7 menit lagi. Masih lama" imbuhnya.
"Sekarang kembali ke depan." Perintah guru tersebut dan melanjutkan materi yang sempat tertunda.
✌️✌️✌️
Setelah sekian lama menunggu waktu 7 menit seperti berasa 7 jam akhirnya bell pertanda waktu istirahat berbunyi.
Semua orang bersorak senang ketika mendengar bell tersebut. Terlebih lagi guru cantik yang mengajar mata pelajaran matematika itu sudah keluar tepat bell istirahat berbunyi.
"Bolos mapel kedua yok?" Ajak Nazwa saat mereka sudah berada di kantin. Duduk di meja kebanggaan.
Despita menatap horor ke arah nazwa,"bolos?" Despita mengulangi pertanyaannya nazwa.
Nazwa mengangguk mantap,"Iya. Kita udah lama gak bolos mapel,gak ngerjain PR,dihukum di tengah tengah lapangan. Ya gitu dah intinya."
"Lo gak inget kita taubat gegara skors sialan itu?." Kali ini puja yang menyahut angkat bicara.
"Emang kita taubat? Sejak kapan?" Tanya ila. Memangnya sejak kapan teman temannya itu taubat? Tambah blangsak iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLEMAKER
Teen Fiction[ON GOING] Ini cerita kami, kami memang pengacau tapi bukan berarti kami buruk. Teguran teguran bukan menjadi penghalau bagi kami. Menyesal bukan berarti kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Kami merupakan pengaruh besar bagi se...