Rey berjalan mendekatiku. Ngapain dia? Apa ini tentang yang di TSM? Tunggu, dia bukan ke aku, oh iya ya, bangkunya kan di belakang aku hehe.
Kenapa sih Hailey? Kenapa jadi mikirin kayak gitu? Lalu aku teringat lagi, tentang bisikannya di TSM. Seperti sihir, dia membaca pikiran aku. Seperti sihir, aku tertegun. Padahal yang dikatakan hanya...
"HAILEEEYYYY BANGUNNNNN" teriak cewe yang kutebak pasti menyebalkan. Teriakkannya membuat aku kaget dan jatuh dari kursiku. Untungnya, aku hanya diketawain satu kelas.^^
"Oncommmm!!!! Lu badan sekecil semut suara segede king-kong" kataku pada cewe yang sebenarnya Nurul.
"Ya kamu ngelamun, tar lagi kita harus ganti baju, kan olah raga" kata Nurul sambil membantuku bangun.
"Ih,iya iya." Kataku sambil menyiapkan baju olah raga. Punya temen kok gini ya, sekali ngelamun langsung diteriakin. Bisa bongek aku lama-lama.
***
Tugas dari guru OR, Pak Acep, sudah selesai sehingga kami bebas mau ngapa-ngapain juga.
Aku, Andita, Fio, Konan, Nurul, dan Anna duduk menunggu cewek lainnya mau ganti baju. Supaya bareng ceritanya.
Yang cowok sepertinya menikmati waktu bermain bola. Namun, kenapa sedaritadi, aku ngeliatin Rey.
Bingung.
Apaan ini?
HAILEY GILAAAA KAWAN-KAWAN!!!!!!
Ah, mungkin cuman gara-gara Rey daritadi ngegol-in. Keren yah. Hah? Nggak, biasa aja. Ihhhh, Hailey sinting, stress aahhhh!!!!
"Hey, ngelamun aja, ayo ganti baju" ajak Fio yang membuat mataku berbinar.
"Ahhh, i lovee you so much. Kamu satu-satunya orang yang ga neriakin aku kalo ngelamun" kataku sambil meloncat memeluk Fio.
"Alay lu, ayu ah jangan banyak bacot" katanya yang membuatku patah hati.
***
"Nia, udah pulang aja" tanyaku saat melihat Nia lewat tepat saat bel berbunyi.
"Iya kan belnya artinya udah pulang, harus pulang dong" katanya dengan ekspresi yang mengatakan padaku 'cepetan mo ngomong apa ah, banyak bacot lu'
"Mau belajar yah di rumah?" Tanyaku dengan senyuman hangat. Wiidih, alay.
"Nggak lah, mo baca novel dan tidur. Dah ya, bye" katanya langsung kabur pergi.
"Ley, kita les masih lama, jalan-jalan yukk!!!" Ajak Acha yang tiba-tiba muncul di belakangku.
"Ayo, mau jalan ke mana?" Tanyaku.
"BIP aja yang deket" usul Acha sambil loncat-loncat.
"Ayo, tapi kamu ga mau modus dulu ke Daffa?" Tanyaku yang membuat dia nyengir.
"Mau, makanya tungguin" katanya langsung kabur ke kelas Daffa.
"HAILEEEEYYYYY" teriak seseorang. Wah, hari ini Hailey berinteraksi dengan banyak orang, Hailey terhura.
"Apa, Bill?" Tanyaku setelah mengetahui bahwa orang itu Billa.
"Ley, besok sekolah kita ulang tahun jadi kita harus hias kelas sekarang, nah, ada satu tugas buat kamu" katanya yang terengah-engah sambil memegang bahuku.
"Buat kapan?" Tanyaku.
"Besok bongek!! Baru aja kubilang, BESOK B-E-S-O-K" katanya dengan tidak ramah. Saking tidak ramahnya, aku hanya bisa membeku dan memberi sikap hormat.
***
Keesokan harinya, Fio mengantarkan kami berdua naik motor. Mau tau kenapa? Karena sekarang dah jam 06.35. Tak ada pilihan lain, saudara.
Untungnya aku sampai di sekolah tanpa perut mual dan kepala pusing. Boong ketang, aku ini udah mau pingsan. Boong lagi, aku tar lagi pingsaa...
Hah, ada yang nangkep.
Bukan kayak tiduran gitu terus kepalanya dipegangin sih, tapi cuman kedua bahuku dipegangin sehingga aku sadar lagi.
Siapa lagi coba yang nangkep?
Hayo tebak? Bisa gakk?? Ahh!! Pasti ga bisa!!
Ih, kalo ga bisa, bilang aja. ^^
Pengen tau banget?.-.
Ah kepo deh...
Ahh, ga ketebak yahh? Sini tante kasih clue.
Orangnya.... Pak Satpam.
WKWKWKWKKKWKWKWK pasti pada ngira si Rey yahh. Ngarep sono!!
Yah, berkat Pak Satpam, aku bisa diri lagi. Nama Pak Satpamnya Pak Ade btw. Bukan Pak Satpam sih, tapi ngejagain sekolah juga kerjanya.
"Hehe, aku kekencengan yah?" Tanya Fio sambil memasang muka MuTaDos-nya. (Muka Tanpa Dosa)
"Lo pikir? Aku ampe hampir terjungkal dari motor. Untung aja ga ada tabrakan." Solotku sepanjang kami berjalan ke kelas.
***
Pulang sekolah. Waktu terbaik kedua setelah istirahat. Namun tidak sangat baik karena Billa langsung menyerahkan kertas gambar gede dan spidol.
Yap, aku harus ngegambar. Duduk di meja guru ah supaya tempatnya gede. Aahh, gambar doodle aja.
Hmmm. Aku menggambar dengan tenangnya sampai pandanganku teralihkan.
Ada alunan gitar.
Lalu saat aku melihat ke depan, Rey, Penta, Radit dan Ruben sedang di belakang kelas sehingga mereka tepat di depan mataku.
Rey dan Penta yang memainkan gitar. Mereka memainkan alunan musik dari klasik ampe pop. Keren...
Aku menggelengkan kepala. Fokus, kamu harus ngegambar. Sampai akhirnya Rey memainkan lagu favoritku. Fall for You.
Aku tertegun. Apa dia bisa baca pikiranku?
***
Di MES aku dan Fio lagi nonton GGS berdua. Aku sih ga terlalu suka dan muntah tiap ada adegan menjijikan, tapu Fio terhanyut dalam adegan itu. HOEEKKKK...
"Fi, aku mau tanya" kataku tiba-tiba.
"Apa?" Ya ampun, saking fokusnya pada GGS, dia jawabnya datar amat.
"Kamu pas suka ama Bayu, tertegun gak kalau dia ngelakuin sesuatu?" Tanyaku.
"Iya"
"Kamu jadi memperhatikan dia aja gak daripada yang lain?"
"Iya"
"Oh, sh*t" kataku tiba-tiba
"Ih, gila. Lo kenapa?" Tanyanya.
"Jangan-jangan, aku jatuh cinta"
----
Iuh, kata-kata terakhirnya sedikit geuleuh sih, tapi yah, emang itu namanya.
Oh ya, sorry kalo chapternya pendek. Pokonya ceritanya bakal lama deh, chapternya juga bakal banyak banget.
^^semangat bacanya yah.
Oh iya, vote dan commentnya jangan lupa yah.

KAMU SEDANG MEMBACA
If Only
RomantizmMengingat semua cerita kita membuatku menangis. Kadang aku terjebak dalam masa lalu dan ingin kutinggal di dalamnya. Lalu aku berdiri, seperti orang bodoh melihatmu meninggalkanku. Andai saja aku bisa menghentikanmu, semuanya akan berubah. Tapi ak...