Chapter 15

365 24 2
                                    

"Apa?? Jangan bohong!!" Tanyaku mendengar berita yang diberikan Fio.

"Tidak mungkin aku berbohong!! Serius!!" Katanya sambil membuat tanda silang di dadanya.

"Tapi, bagaimana?" Tanyaku dengan kagetnya.

"Ya, kemaren dia chat aku lagi!! Dan katanya dia ingin jalan bareng aku!! Itu kencan atau apa??" Dia berteriak kegirangan. Untung kami sedang di bimbel. Ya, aku, Andita, Anna, dan Fio jalan-jalan bareng. Tapi sebelumnya dia harus menungguku les. Sekarang, kami masih menunggu bel masuk bimbelnya.

"Kedengarannya memang seperti kencan, tapi bukankah aneh? Sejak tiga hari yang lalu dia mengechat Nurul terus lalu mengabaikanmu dan tiba-tiba dia mengajakmu untuk kencan?" Kata Anna menyimpulkan perkara.

"Ya, itu memang aneh, kau harus berhati-hati" kata Andita sambil mengunyah rotinya.

"Apa-apaan? Kalian harusnya bahagia buatku!!" Bentak Fio.

"Kami bahagia, cuman saja semua orang harus berjaga-jaga akan hal yang akan terjadi bukan?" Tanyaku sekaligus meminta persetujuan dari Anna dan Andita.

"Ya, betul!!" Bela Anna

"Fio, sungguh, kami menyayangimu" kata Andita sambil merangkul Fio.

"Ya, tapi aku tetap akan pergi bersamanya" kata Fio lalu memakan chikinya.

"Ya, tentu" kata Anna menepuk pundakku. Aku tahu apa maksud dari tepukan itu. Aku harus lakukan sesuatu.

***

"Oke, maaf aku tak sedang mengingau, aku pikir kau sedang mengajakku berkencan" kata Rey setelah mendapat penjelasanku.

"Kau tak mengingau, aku memang mengajakmu berkencan tapi pura-pura" kataku menjelaskan ulang.

"Kenapa pura-pura? Kau tak ingin berkencan beneran denganku?" Godanya sambil memasang muka menjijikan.

"Mimpi saja!! Aku harus mengikuti Fio"

"Ohh, yang seperti itu. Oke, aku ikut. Tapi, wowowow, bukankah itu berarti kau tak mempercayainya?" Tanyanya mulai mengikuti percakapan

"Itu berarti aku menyayanginya dan aku peduli padanya. Jadi kau ikut atau tidak?"

"Tentu, ini akan menyenangkan" katanya meloncat-loncat kegirangan.

"Oke, janga banyak bacot oke, kita harus cepat ke toko kostum dan baju" kataku dengan misterius.

"Kenapa?"

"Karena kita harus menyamar"

***

Kami pergi ke toko kostum yang dekat TSM dan memilih peran kami. "Jadi apa yang harus kulakukan pada penampilanku?" Tanya Rey sambil melihat pajangan wig.

"Oh, kau cowok!! Penyamaran yang kau butuhkan hanyalah permen karet dan kacamata hitam!! Aku harus menutupi rambutku. Makanya aku ke sini" kataku sambil berjalan menuju kasir dengan wig di tanganku. "Beli yang ini"

"Di supermarket juga ada" keluhnya.

"Di sini lebih banyak pilihan" kataku sambil menyodorkan uang pas pada kasirnya dan mengambil wigku.

"Oke, sekarang apa?"

"Apa kau punya pakaian kembaran dengan kakak perempuanmu?" Tanyaku dengan nada menginterogasi.

"Tidak"

"Maka ayo kita beli" kataku memimpin ke mall TSM.

Ntah darimana aku dapat keberanian untuk menarik Rey kemana-mana namun aku hanya melakukannya. Lagipula, waktu yang kami punya hanya hari ini, besok, Sabtu, adalah waktu kencannya. Jadi, kurasa aku tidak terlalu memikirkan perasaanku pada Rey.

If OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang