Epilog

726 21 0
                                    

Sudah 5 bulan sejak aku pulang dari rumah sakit. Semua orang masih menanyakanku kenapa aku tak ingat Rey. Namun bayangan atau ingatan tentang Rey tak ada di otakku.

Aku sedang berjalan ke kampusku. Yap, aku dah kuliah. Kuliahnya bareng Dina dan Nia^-^ keren yah.

Mengingat Dina dan Nia, tahu ga? KHILNANDY keren loh!!

Ini updatenya :

Yani pergi ke Paris untuk jadi desainer. Kau harus lihat rancangannya. Nurul jadian ama seseorang di kuliahnya. Andita masih menunggu dilamar Kak Ihsan. Konan jadian ama temen lesnya yang sekarang dah sukses. Dina akhirnya ga friendzone dan jadian ama Diloy.

Fio jadian ama Bayu. Bayu bilang Sabila tak sama saat mereka pertama kali jadian. Jadi Bayu membiarkan Sabila memutuskannya lalu jadian ama Fio. Setidaknya kali ini bukan psikopat. Issa kuliah dijurusan designer interior lalu Nia jadi penulis buku misteri yang laris.

Aku. Jones.

Aku memakai jeans dan kaus bergambar seperti cat yang muncrat ke kausku. Berjalan dengan riang.

Aku ingin tahu siapa itu Rey, semua orang bertingkah seakan aku harus mengingat Rey.

Seiring memikirkan pria itu, aku berjalan melewati toko barang bekas lalu aku menghentikan langkahku.

Best thing bout tonight that we're not fighting

Laguku mengalun dari radio model lama dari dalam toko bekas itu.

It could it be that we have been this way before.

Aku berhenti untuk mendengarkan lagu itu. Sejak aku pulang dari rumah sakit, aku belum mendengar lagu ini. Tapi ntah mengapa hatiku hancur, dadaku sesak dan aku sulit bernapas. Mendengar lagu ini aku..patah hati

Lamunanku berhenti saat aku menoleh ke arah orang yang memandangiku. Seorang wanita dengan mata coklat dan rambut bergelombang tersenyum paksa padaku.

"Hei, Hailey" kata wanita itu.

"Siapa kau?"

"Kuduga kau tak akan mengenalku. Aku masih tak percaya kau tak mengenak adikku. Ya, aku kakaknya Rey. Aku tahu kau tak ingat dia" wanita ini mulai menitikan air mata "tapi dia meninggal. Untukmu. Jadi.. aku rasa aku tidak boleh marah padamu, adikku tak akan suka itu. Tapi dia menulis surat, saat dia sakit" wanita itu menyodorkan kertas padaku "untuk menghargainya, terimalah"

Aku mengambil kertas itu lalu wanita itu berlari sambil menangis. Sambil dialuni laguku, aku membaca surat itu

Dear Hailey,

Hei, apa kabar? Apa yang aku pikirkan? Tentu kau baik-baik saja. Kalau tidak, kau pasti tak akan membaca surat ini. Maafkan aku, Hailey, tapi aku tak punya pembersih tinta jadi.. yah, nikmati saja.

Jadi, aku menulis surat ini jaga-jaga aku akan buta tahun ini, karena jika aku buta, huh, aku tak akan bisa menulis. Kurasa itu hal bagus, maka aku tak usah mengerjakan pr. Dan aku tahu bahwa kau tahu dengan jelas bahwa aku tak terlalu jago dalam hal mengerjakan pr.

Mm, hari ini kau datang ke rumahku. Aku tak ingin kau melihatku dalam keadaan kacau seperti keadaanku saat menulis surat ini. Tapi Hailey, jujur, aku merindukanmu, maka aku memandangmu dari balkon kamarku. Lalu, saat aku melihatmu berjalan pergi dari rumahku, aku sadar, jika aku akan buta hari ini juga, itu saat terakhir aku melihat wajahmu, dan aku tak ingin itu.

Hailey, aku juga menulis ini, karena kurasa aku akan terlalu malu untuk mengatakannya nanti. Aku jujur terpuruk akan keadaanku. Aku tak peduli jika aku tak bisa melihat dunia lagi, tapi aku terpuruk karena aku tak akan bisa melihatmu lagi. Aku kehilangan penglihatanku seperti kehilangan senyummu dan matamu. Aku berdoa pada Tuhan tiap hari untuk membiarkanku dapat melihat, supaya masih dapat melihatmu memarahiku karena sangat idiot.

Hailey, kumohon, jangan membiarkanku membuatmu menangis, jangan menangis di depanku dengan pikiran aku tak akan melihatnya, karena aku akan merasakannya.

Hailey, kumohon juga, jangan tinggalkan aku, karena aku tak akan pernah meninggalkanmu. Aku tak bisa berpikir untuk kehilanganmu karena, sebagian besar hal yang kupikirkan adalah kau. Jadi, jika aku kehilanganmu,aku tak tahu harus berpikir apa lagi. Mungkin aku jadi gila.

Hailey, aku menyayangimu. Lebih dari apapun. Jika kau masih ingat saat kau bilang 'i will fall for you over again' Yah, itulah yang kurasa. Tetaplah di sisiku dan tersenyum. Seperti apa yang biasa kau lakukan.

Jadi sekian, maaf kalau kata-kataku kacau. Kau tahu aku tak terlalu pintar. Nah, setidaknya, jika aku buta, aku masih dapat mendengarmu memanggilku bodoh. Ya kan?

Tambahan, aku ingin kau tahu, saat kau memanggilku bodoh, aku tak pernah marah karena aku selalu menganggapnya seakan kau bilang aku mencintaimu. Atau..mungkin kau sudah menebaknya.

Love Rey.

Hem.

Aku mengalihkan pandanganku dari surat itu. Aku tak tahu kenapa, tapi membaca ini membuat air mata  mengucur dari mataku. Luka di hati semakin  menyakitkan dan seiring aku menyelesaikan membaca surat ini, lagupun selesai.

"Bodoh" aku menghela napas dan tersenyum.

---

Akhirnya selesai.. maaf ya kalau GJ, tapi yah, namanya juga pemula.

Jangan lupa vommentnya yahhhh

:*

If OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang