Aku melakukan semua yang Rey suruh. Lalu aku duduk, menonton tv untuk menunggu Rey.
Kring... kring..
Line dari Bayu. Tumben.
Bayu : Hailey
Hailey : apa Bay?
Bayu : Hailey, aku turut berduka.
Hailey : ada apa?
Bayu : Rey kecelakaan, saat dia ingin ke rumahmu
Hailey : jangan bercanda
Bayu : Rey menderita glukoma, kurasa matanya menjadi buta saat dia menyetir
Deg..
Hailey : tidak mungkin
Bayu : maafkan aku
Aku tak tahu lagi harus berpikir apa. Aku keluar dari rumahku dan mulai berlari. Ntah apa yang kupikirkan. Aku hanya berharap semua ini bercanda. Berharap bahwa Rey menungguku di jalan ke rumah.
Aku kelelahan dan berlutut. Menangis. Sekeras yang kubisa lalu.. hitam.
***
Aku terbangun dengan kepala pusing. Seakan seperti deja vu aku menemukan tanganku terikat ke belakang dan kakiku terikat ke kursi. Aku merasanya nyeri di bagian kepalaku, namun nyeri itu teralihkan oleh kekagetan yang kupunya setelah melihat siapa yang ada di depanku.
"Hai, Hailey" kata orang itu.
"Fikri? Bagaimana kau bisa di sini?" Tanyaku walaupun aku tau aku dalam bahaya.
"Aku dibebaskan dari hukuman penjara karena para juri bodoh itu mengira aku tak waras. Lalu aku menggunakan uang ayahku untuk keluar dari RSJ sialan, dan di sini aku, balas dendam pada orang yang memisahkanku dari cinta sejatiku" jelasnya dengan panjang lebar lalu melotot ke arahku.
"Jadi kenapa aku di sini? Apa kau ingin memakanku? Seperti apa yang kau hendak lakukan pada Fio?"
"Tidak!! Daging menjijikanmu tak layak untuk ku makan!!" Katanya sambil memukulku di kepala. Dia beralih lalu mencekikku "aku akan membunuhmu!"
"Ya, sudah ku tebak"
"Tapi sebelumnya, aku akan menyiksamu!! Supaya kau tau rasanya berada di RSj dengan sekumpulan orang gila" dia mulai tertawa dengan seram.
Aku tak tahu kenapa, aku tak peduli. Rey meninggal. Aku benci kau Rey!! Mengapa kau begitu bodoh!! Mengapa kau masih mengunjungiku kalau kau tahu kau akan buta!! Kenapa kau harus.. bodoh!!
Dalam keisakan hatiku, dengan senyumab psikopatnya, Fikri mengangkat kursi kayu yang ada di dekatnya lalu memukulku dengan kursi itu, yang membuatku terjatuh. Kepalaku terbentur lantai dan semuanya gelap.
Apa aku mati?
Tidak, karena aku masih kesakitan.
Aku ingin mati.
Rey. Kau bodoh
Aku benci kau.
Kenapa kau tinggalkan aku?
Lalu aku mendengar sirene polisi dan pada akhirnya semuanya gelap. Benar-benar gelap.
***
Aku membuka mataku. Menemukan diriku di rumah sakit, dengan semua orang yang kutahu mengelilingi kasurku. "Hai" kata Fio.
"Apa yang kulakukan di sini?" Tanyaku lalu nyeri di kepala datang.
"Fikri. Dia menyakitimu. Maafkan aku Hailey, ini semua salahku!! Aku.. aku membuatmu seperti ini!!" Fio mulai menangis dan kuperhatikan kepalaku diperban dan pipiku di perban juga, lalu hampir segalanya menyakitkan.
"Ini bukan salahmu, bukan salahmu kau banyak yang suka" candaku untuk mencairkan suasana.
"Hah, jangan bercanda saat-saat seperti ini" kata Fio dengan sedikit tawa sambil menghapus air matanya.
"Jadi apa yang terjadi?" Tanyaku pada orang lain di ruangan ini. Dan kuakui, ada banyak orang lain..
"Kau sepertinya pingsan saat aku datang dan mendobrak pintu. Aku sedikit bertarung dengannya sampai polisi datang, dan kali ini, dia dipenjara, benar-benar di penjara" jelas Penta sambil menunjukan memar di wajahnya.
"Makasih" kataku mencoba tersenyum.
Dia membalas senyumku "sama-sama"
"Hei, aku turut berduka cita akan Rey" kata Andita yang di'shh' kan yang lain. "Kenapa?"
"Kamu tak lihat dia lagi terbaring ga berdaya? Masa kita tambah rasa sakit dia" tegur Dina sambil menjitak Andita.
"Aw"
"Iya, lagi pula, Rey meninggal karena ingin menyelamatkan Hailey, kau mengerti kan, Ley?" Tanya Guntur sambil memegang kakiku.
"Kok dibawa-bawa lagi?? Ngomonginnya nanti dong, pas dia baikan" kata Bayu sambil memegang pundak Guntur.
Lalu mereka mulai berargumen. Tapi tak satupun yang lihat aku-.-"Teman-teman" kataku yang membuat mereka mengoceh. "Aku mau tanya.." Mereka terdiam seperti siap menjawab pertanyaanku.
"Siapa itu.. Rey?"
KAMU SEDANG MEMBACA
If Only
RomanceMengingat semua cerita kita membuatku menangis. Kadang aku terjebak dalam masa lalu dan ingin kutinggal di dalamnya. Lalu aku berdiri, seperti orang bodoh melihatmu meninggalkanku. Andai saja aku bisa menghentikanmu, semuanya akan berubah. Tapi ak...