Chapter 12

303 23 0
                                    

"HAIII" aku menemukan seseorang menutup mataku dari belakang. Tinggi orang itu lebih dariku sehingga sepertinya tidak susah untuk menutup mataku.

"Aaahhhh" aku berteriak dan hampir sakit jantung setelah melihat Rey tersenyum bahagia padaku.

"Selamat pagi" katanya dengan riang.

"Kenapa? Apa sesuatu yang MENYENANGKAN datang?" Kataku datar.

"Ngga, emang ga boleh ceria" katanya lalu melewatiku dan masuk ke kelas.

"HAIIIIII" siapa lagi nih pikirku setelah menemukan seseorang melakukan persis apa yang dilakukan Rey padaku.

"Apa?" Kataku setelah melihat wajah orang yang menutup mataku. Issa.

"Ciee, ngapunggggg" katanya sambil tersenyum menggoda.

"Apasih? Shutt jangan comell" kataku sambil menyetuh bibirku dengan telunjukku.

"Iya deh iyaa" kata Issa lalu pergi masih dengan nada menggoda.

Ada seseorang di balkon. Biasa, Bayu. Lalu aku menengok ke belakang. Fio. Lalu dibelakangnya lagi. Sabila.

Oh, ntah kenapa aku menjadi penghalang.

Fio dan Sabila keduanya terdiam. Apalagi dengan kemiripan wajah mereka. Oh, aku pusing.

Untuk menyelamatkan sahabatku, aku menggandeng bahunya supaya Sabila tak curiga.

"Cieee!! LEY!!! Ini si Penta pengen nikah" kata Kusuma saat aku baru melangkah sekali di kelas.

"Hah?" Tanyaku masih kebingungan.

"Hmmm" katanya lagi.

"Ada apa Ley? Kenapa mereka ngejek kamu Penta?" Tanya Fio yang tersadar dari lamunannya.

"Aku... tahu" kataku ketika sadar bahwa ada Rey. "Kamu bilang?"

"Bilang apa??" Kata Rey pura2 bego. Emang bego sih tuh anak.

"Tentang yang aku bilang kemarin"

"Yah, mungkin aku ngasih tau beberapa detail pada Penta."

"Bego lo" kataku lalu beranjak ke bangkuku.

"Ayo, Ley. Jangan cuekin aku donggg, kan sayang ke akuu" goda Penta.

"Ihh, Hailey sama aku ajaa" goda Gale ikut-ikutan.

"Mau gelut Le?" Ancam Penta.

"Punten Pen, buat kamu aja" kata Gale sambil memeragakan gerakan minta ampun.

"Kenapa sih Ley? Tiba-tiba Penta?" Tanya Nurul setelah aku menaruh pantatku di bangku.

"Aku cerita ntar" kataku tepat sedetik sebelum bel berbunyi.

***

"Cerita. Sekarang." Perintah Nurul di arboretum.

"Oke, jadi, Rey punya ide gila bahwa dia bisa membantuku mendekati orang yang kusuka--"

"Tapi Rey lah yang kau suka" potong Nurul.

"Tepat sekali. Kupikir bahwa tidak mungkin aku menyatakan cinta pada Rey. Maka... yahh, aku mungkin membuat sedikit kebohongan"

"Jadi kau bilang pada Rey bahwa kau suka pada Penta?" Tanya Nurul.

"Ya, betul" kataku untuk mengakhiri ceritaku.

"Ohhh, Ley, kau dalam masalah besar" katanya sambil menggertakan gigi.

"Hah? Kenapa?"

"Penta... kenapa harus Penta? Dia banyak yang suka Ley, dari wajahnya dan tingkahnya yang menyenangkan, banyak yang suka. Kau bisa saja jadi sasaran pembullian" katanya.

If OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang