Chapter 19

291 20 0
                                    

Penta POV

Aku, Bayu, Rey dan Guntur sedang di rumahku. Biasa, main PS, gitar, dan lain-lain.

Ugh, Guntur.. dia makan semua snacknya!!

"Hei!! Hei!! Rey!! Bantu aku siapin snacknya lagi!!" Kataku pada Rey yang kebetulan tidak sedang main.

"Ya, tentu"

Kami berjalan dari ruang tv ke dapur. Yah, ntah, kami berdua diam saja.

"Jadiii,.. Rey" kataku memulai percakapan.

"Yeah?" Tanyanya sambil membuka sebungkus chiki.

"Jadi, tentang tadi.. mm, aku sedikit mendengar apa yang kau bicarakan dengan Hailey, tapi apa aku salag dengar? Karena aku mendengar kau bilang 'kurasa aku menyukaimu'" kataku dan mulai tertawa.

"Yeah, aku memang bilang itu" katanya dengan santai. LOL. Aku hanya tertawa.

"Jadi.. mm, kau apa?" Tanyaku terkejut.

"Apa? Apa ada masalah?"

"Bung!! Aku suka dia!! Kau paksa aku untuk mengakuinya sendiri!! Dan kau bilang itu dengan santai??" Bentakku sambil memegang kepalaku.

"Whoa!! Kau pikir aku baru mengenalmu? Aku tau kau!! Kau tidak dapat tetap suka padanya bahkan dalam sebulan!! Aku tahu kau akan move on dalam,ntahlah.. sekarang juga mungkin!!" Bentaknya lagi. Ntahlah, dunia seperti menyuruh kami untuk saling membentak.

"Ntahlah, kali ini aku merasa.. beda. Aku.. ditolak" kataku mulai melemah.

"Jadi.."

"Ntahlah, bung. Aku tak pernah ditolak. Aku selalu.. yah, ini.. ketika kau bilang Hailey menyukaiku aku terpikir 'Hah, biasa' lalu aku menyukai perasaan bahwa bahkan cewek seperti Hailey menyukaiku! Aku bangga. Lalu ketika dia bilang bukan aku, aku.. aku kecewa dan ntah kenapa aku ingin dia menyukaiku" jelasku panjang lebar.

"Ouh, aku tak tahu"

"Kau benar menyukainya?" Tanyaku mulai mencurigai.

"Yeah, kurasa"

"Ya sudah, tapi kau lebih baik hati-hati, karena sekali aku punya kesempatan, aku tak akan melewatkannya" kataku menyelesaikan mengeluarkan coklat dan memasukannya ke dalam mangkuk. Semua snack telah siap dan kami kembali ke ruang tv. Seakan tak ada yang terjadi.

Aku hanya berharap.

Hanya berharap

Satu hal saja.

Semoga

Semoga saja

Aku hanya berdoa.

Se-mo-ga

Guntur tak menghabiskan snacknya dalam sekejap.

***

"Ley, aku putus" kata Anna di kelas bimbel.

"Apa? Kau katakan itu langsung?" Tanyaku setelah menghapus coretan pensil yang disebabkan karena aku kaget.

"Yeah"

"Kapan?"

"Kemarin"

"Bagaimana? Kenapa?"

"Dia bilang dia tidak sanggup lagi. Ntah apa yang dia tidak sanggup" katanya lalu menjatuhkan kepalanya ke meja.

"Ohh, aku.. aku.. aku turut berduka/?"

"Kenapa? Aku ataupun Hagai tak meninggal! Kenapa kau berduka?" Tanyanya.

If OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang