10

12.6K 1.7K 98
                                    















Penilaian akhir semester atau pas udah selesai. Anak sekolahan biasanya males buat datang ke sekolah kalau ujian udah selesai, tinggak nunggu prmbagian rapor doang. Termasuk chan. Dia kalau gak ada urusan ya gak akan pergi ke sekolah setelah ujian.

Tapi kali ini dia lagi ada di sekolah. Gak kok, chan gak ada remedial, dia datang ke sekolah karena wali kelasnya ngehubungin dia katanya data data diri dia gak terdaftar. Jadi mau gak mau dia harus datang ke sekolah sambil bawa ini itu yang berhubungan dengan data diri dia sesuai dengan yang sudah diintruksikan oleh wali kelasnya.

Setelah ngasih datanya ke ruang guru, chan nongkrong sendirian di tangga perpus yang letaknya dekat dari sana. Lumayan lah wifi jalan, keceng pula. Kalau udah nemu wifi kenceng gini tuh chan males kemana-mana apalagi pulang ke rumah. Palingan di rumah juga dia tidur, makan, minum, rebahan, nonton, rebahan, rebahan dan rebahan. Kalau di rumah lagi ada ayahnya ya palingan debat lagi masalah fakultas.

Nah kan jadi kepikiran lagi dia.

Dia sih sebenernya gak mau jadi anak durhaka, cuma, masa dia relain mimpinya gitu aja.

"Kak chris?"

Chan yang merasa dirinya dipanggil noleh ke belakang. Pas lihat siapa yang manggil dia kaget.

"Eh? Aku ngagetin ya? Maaf ya, kak?"

Chan masih melongo sampai gak sadar orang yang manggil dia udah ada didepannya sambil melambaikan tangan tepat di depan mukanya.

"Kak?"

Chan akhirnya sadar, terus dia gelengin kecil kepalanya.

"Kaget ya?"

"O-oh..nggak kok" jawab chan sambil garuk-garuk kecil kepala bagian belakangnya.

Dia kaget bukan main sih sebenernya.

Ya gimana gak kaget, dia pikir yang manggil dia itu bidadari, eh ternyata seungmin toh.

"Abis dari mana?" Tanya chan

Sebelum jawab, yang ditanya duduk di space yang tersisa. Gak luas tapi gak sempit juga. Tadinya seungmin mau pamit pulang, tapi ternyata malah turun hujan. Yaudah, sambil nunggu hujan reda, apa salahnya dia duduk dan ngobrol bareng kakak kelasnya ini?

"Dari perpus, abis balikin buku"

Setelah itu chan diem, seungmin juga diem, gak ada lagi yang buka suara yang ada cuma suara hujan yang jatuh ke atas genteng dan tanah dan samar-samar suara beberapa murid yang tertawa.

Bau tanah ternyata enak juga, tapi kenapa orang malah marah kalau dikatain bau tanah? Padahal kan enak, bikin tenang gini

"Kak?"

Atensi chan teralihkan. Suara seungmin menghancurkan pikiran chan yang absurd.

Chan noleh ke seungmin, nunggu kalimat apa yang akan keluar dari adik kelas yang dia incer beberapa bulan kebelakang.

"Maaf sebelumnya. Soal fakultas...gimana? Udah ada pencerahan?"

Chan menghela nafas, pandangannya menuju ke lantai yang mulai basah karena cipratan air hujan.

Ini dia bingung mau jawab apa.

"Belum kayaknya"

"Hm? Tapi...udah diomongin?"

"Ya...dan papa masih keras seperti biasanya"

Seungmin diem, dia kayak lagi mikirin sesuatu dan chan dambil ngeliatin seungmin yang lagi mikirin sesuatu.

"Kenapa gak coba buat yakinin papa kakak aja?"

"Caranya?"

"Bikin lagu. Yakinin papa kakak lewat lagu yang kakak bikin. Tunjukin seberapa kerja kerasnya dan seberapa seriusnya kakak di bidang yang kakak mau, sedikit demi sedikit papanya pasti ngerti kalau anaknya punya bakat dan minat di bidang ini bukan di bidang itu. Gimana?"

Tanpa sadar chan senyum denger kata demi kata yang diutarakan seungmin.

Bikin lagu? Kenapa gak kepikiran sampai sana? Dan kenapa...kayaknya tiap dia ngobrol sama seungmin, seolah seungmin itu selalu ngebuka jalan yang ketutup, seolah seungmin itu selalu nunjukin jalan buat dia. Kayaknya dia harus terus terusan deket seungmin biar terus dapat pencerahan.

"Makasih ya. Kayaknya aku gak salah pilih orang"





























































To be continue...

Btw guys minta sarannya dong, idol yang cocok buat jadi orang tuanya chan siapa?

Candu ; chanmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang