Setelah dapat pencerahan dari seungmin, chan bertekad buat bikin lagu. Dengan bantuan changbin sama pacarnya minho —jisung yang kebetulan suka nulis puisi ataupun kata kata gitu— yang bikin dia makin dapat pencerahan. Hampir dari pagi sampai pagi dia ngedekem dikamar buat bikin satu lagu. Cukup pusing, tapi dia harus tetep kerja keras buat yakinin ayahnya yang bersikeras nyuruh dia meneruskan jejaknya turun di dunia bisnis.
Chan gak mau jadi anak durhaka yang menentang perintah orang tua bahkan dia sempet berontak. Tapi, dia juga punya cita-cita, dia gak mau nyerah gitu aja.
Jadi, sesuai sama yang dikatakan seungmin, dia mau nunjukin ke ayahnya seberapa seriusnya dia dibidang yang dia mau.
Chan bukanlah orang yang selalu taat aturan, dia gak suka terlalu ditekan. Chan juga punya sisi jiwa bebas.
Ini udah hari ketiga. Dua hari kebelakang itu seharian dia pake buat nyari inspirasi sama nentuin genre lagu yang bakal dia bikin, nyari inspirasi, tema sama sekalian bikin liriknya juga. Terus hari ini dia bikin instrumen buat lagunya. Udah jam 3 pagi, dan dia masih belum tidur juga. Dia mulainya dari sekitaran jam 7 malem sih soalnya siangnya dia tidur. Ngantuk lah dua hari dia tidur cuma dua jam.
Tanpa dia tahu, selama tiga hari ini adeknya suka ngintip dari luar kamarnya dan sekarang juga. Gak heran sih kalau adeknya itu kebangun gara-gara dia bikin berisik malam-malam gini.
Dengan ragu, adeknya ngetuk pintu kamar chan dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya dia menggenggam satu botol minum, dia tau kalau chan, kakaknya itu kalau sibuk suka lupa buat minum.
Dia takut dimarahin kakaknya sebenernya. Tapi gimana lagi, dia juga gak mau kakaknya sakit.
Butuh beberapa kali ketukan buat dia dibukain pintu. Mau nyelonong, gak sopan.
"Kak, aku...boleh masuk?"
Chan cuma angguk. Habis itu chan masuk lagi ngeduluin adeknya.
"Kak chris"
"Ya?"
Dia nyodorin botol minum yang dia bawa ke chan berharap diterima. Ya abis gimana...kakaknya itu udah kurang tidur, kurang makan, masa kurang minum juga.
Chan ngambil minum yang dibawa adeknya sambil mengernyit bingung.
"Minum dulu. Kakak udah kurang tidur kurang makan jangan sampai kurang minum juga."
Chan senyum terus ngusak rambut adeknya itu dengan gemas.
Gemes banget dia sama adik satu-satunya itu. Pendek, mungil, tangannya kecil, cantik lagi. Tapi sayangnya adiknya ini cowok bukan cewek. Dan sayangnya juga suaranya serem. Muka kucing suara harimau. Tapi tetep aja chan gemes.
"Makasih ya"
Chan balik ke meja belajarnya ngberesin kerjaannya yang belum selesai, nulis-nulis sesuatu di kertas. Sedangkan adiknya udah tidur terlentang di tempat tidur chan sambil natap langit-langit dan sesekali matanya menelusuri isi kamar chan yang dominan sama warna hitam.
Kalau dipikir-pikir lagi, kakaknya itu bajunya cuma item aja kali ya yang warna lain cuma beberapa. Soalnya dia juga jarang ngeliat chan pake baju warna lain.
Ini aki-aki satu hidupnya gak berwarna apa gimana, pikirnya
Ya abis gimana ya dari dindingnya aja warnanya cuma hitam-putih beda sama kamar punya dia yang dominan sama warna-warna pastel.
"Kak?"
"Hm?"
"Gak mau tidur dulu? Udah setengah empat"
"Bentar lagi. Nanggung."
"Katanya papa bakal nyampe dirumah jam 4. Kalau papa liat kakak kayak gini, yang dimarahin bukan aku"
"Gapapa. Kakak udah biasa kena mar—"
"Tapi aku gak mau kakak dimarahin!"
Chan kaget. Tangannya langsung berhenti nulis sesuatu karena denger adeknya yang baru kali ini adiknya berani pake nada tinggi pas ngomong sama dia. Adiknya itu soft banget. Teriak paling pas manggil orang kalau orangnya agak jauh. Gak pernah ngegas, gak pernah kasar, gak pernah ngebentak, dia gak suka dibentak. Ya intinya soft lah.
"E-eh..m-maaf kak. Aku...aku gak maksud gitu. Jangan marah...maaf..."
Chan nyamperin adiknya yang lagi duduk sambil nunduk di atas kasurnya. Langsung aja chan peluk adiknya.
"Dari semuanya, kamu lebih tau kakak orangnya kayak gimana. Kamu lebih tau cita-cita kakak dari kecil itu apa, kamu tau kakak gak mau ngikutin jejak karirnya papa. Kita ini sama dek, sama-sama gak suka dipaksa buat ngelakuin apa yang kita gak suka. Dan kakak kayak gini karena kakak suka, jadi gak masalah kalau semisal papa marah lagi karena ini"
Chan mundurin badannya sedikit buat ngelihat wajah adiknya.
"Kakak harap kamu bisa ngerti, dek" tambah chan.
"Kakak...gak marah?" Chan terkekeh sebelum menjawab. "Kakak gak bisa marah sama kamu"
"Jangan terlalu keras, kakak juga butuh istirahat"
Felix turun dari kamarnya bertepatan dengan ayahnya yang baru saja menutup pintu masuk ke rumah.
"Papa udah pulang? Mama kemana?" Tanya felix mengingat kedua orang tuanya itu pergi ke luar kota beberapa hari yang lalu karena ada urusan bisnis.
"Mama pergi ke rumah nenek, nanti siang baru pulang" Felix mengangguk. Kemudian dia teringat sesuatu.
Felix mengambil tempat untuk duduk di samping ayahnya yang sedang duduk sambil melonggarkan dasi di sofa.
"Pa, i want tell something"
Tapi aku ragu, lanjutnya dalam hati
"Cepet ya, papa mau istirahat."
Felix menyiapkan dirinya sebelum berbicara.
"Papa, apa gak bisa biarin kakak ngejar apa yang dia mau?" Kata felix dengan hati-hati. Dia tidak ingin ayahnya tersinggung atau parahnya membuat ayahnya marah karena perkataannya.
"Apa maksud kamu?"
Nada dingin dari ayahnya membuat felix takut dan merutuki dirinya sampai dia rasanya tidak ingin melanjutkan perkataannya tadi. Tapi dia harus bagaimana, sudah terlanjur.
"I mean...aku tau papa pasti ngerti apa yang aku omongin barusan. Papa selalu ngasih aku kebebasan untuk memilih sedangkan papa selalu menentukan pilihan buat kakak, jadi rasanya gak adil kalau cuma aku yang dikasih kebebasan. Jadi aku cuma mau minta papa bebasin kakak buat ngejar cita-cita dia."
Felix melihat ayahnya yang memijit pangkal hidungnya. Dia tau ayahnya lelah tapi dia juga tidak tega melihat dan membiarkan kakak satu-satunya bekerja terlalu keras untuk meyakinkan ayahnya.
"Papa mau istirahat, duluan ya"
Felix buru-buru beranjak begitu melihat ayahnya yang akan membuka pintu kamarnya.
"He tried too hard for his dream, pa. Dia bahkan rela gak tidur buat papa yakin."
Dengan satu tangan yang memegang pegangan pintu, ayahnya masih terdiam. Felix memdekati ayahnya untuk mengatakan sesuatu yang...sebenarnya dia sendiri tidak yakin ini bisa berhasil membujuk ayahnya.
"Let me do it, biar aku yang gantiin posisi kakak buat lanjutin jejak papa."
To be continue...
Bukankah udah jelas adiknya chan itu siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu ; chanmin
FanfictionSeungmin itu bikin candu dan chan suka itu ⚠bxb ⚠︎mpreg ©chantamong