4. 🍁Terciduk🍁

477 198 291
                                    

Happy Reading

𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🍁

"Makasih," ucap Chesilya membuat Alfa menatapnya tak percaya.

"Lo kesambet apaan sih, Sil?" tanya Alfa, pasalnya ia baru pertama kali mendengar Chesilya mengucapkan kata 'Makasih'. Entah setan apa yang merasukinya. "Lo kesambet apaan sampe bilang 'makasih' segala?" lanjut Alfa memperjelas membuat raut wajah Chesilya berubah menjadi datar.

"Emang nggak boleh gue bilang 'makasih'? Okey kalo gitu nggak jadi 'makasih'nya!" ucap Chesilya.

"Lah njir, ada-ada aja lo mah, Sil," kekeh Alfa seraya mengacak-acak rambut Chesilya gemas.

Chesilya memukul lengan Alfa pelan. "Berantakan tau!" ketus Chesilya, lalu melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Baru saja beberapa langkah, ada suara yang membuat Chesilya menghentikan langkahnya.

"Masih ingat rumah kamu?" Tanya Yudha.

Chesilya langsung melihat jam yang melingkar di pergelangannya, benar sekarang sudah pukul 11 malam. Bukannya ia lupa pulang, tetapi ia terjebak hujan sehingga ia harus menunggu reda terlebih dahulu bersama pria itu, Alfa.

"Masih!" jawab Chesilya singkat.

"Habis dari mana aja kamu jam segini baru pulang?" tanya Yudha dengan raut wajah yang penuh selidik, tetapi percayalah di hatinya Yudha merasa khawatir.

"Bukan urusan anda!" jawab Chesilya malas. Lebih tepatnya, malas berdebat. Chesilya langsung saja melangkahkan kakinya ke dalam kamar.

"DASAR ANAK GAK TAU DIRI!" bentak Yudha membuat Chesilya sedikit terkejut di dalam kamarnya. "Bundaa ... " lirih Chesilya.

****

Sinar mentari sudah muncul memantulkan cahayanya ke arah kaca jendela kamar Chesilya. Gadis itu sedang merapikan rambutnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, ia sudah siap-siap berangkat ke sekolah. Ia tidak mau telat lagi, apalagi sekarang hari senin. Pasti ada upacara bendera terlebih dahulu.

Chesilya langsung menuruni tangga. Ia berniat ingin sarapan pagi terlebih dahulu, tapi karena di meja makan sudah ada Michelle dan Yudha, ia mengurungkan niatnya itu. Ia jadi tidak nafsu makan lagi saat teringat perdebatan semalam antara dirinya dan Yudha. Chesilya langsung melewati meja makan begitu saja. Menurutnya, ia sudah biasa bersikap seperti ini. Dan sudah kebal juga dengan sikap Yudha.

Hubungan dirinya dan Yudha sekarang tak sedekat dulu. Bahkan tak lagi bisa di sebut dengan panggilan 'ayah dan anak'. Hampir 2 tahun hubungannya itu renggang saat Rika—bundanya, pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

Chesilya tersentak kaget saat keluar dari rumahnya sudah ada seorang pria yang berdiri tegap membelakangi depan rumahnya. Pria itu sedang memainkan ponselnya dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya.

"Alfa?" panggil Chesilya membuat Alfa menoleh ke belakang. "Eh Sil. Udah siap?" tanya Alfa membuat Chesilya bingung.

"Lo ngapain ke sini?" tanyanya. "Jemput lo lah. Masa jemput ayah lo!" jawab Alfa sambil terkekeh.

"Tapi gue bisa sendiri," kata Chesilya sambil melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Alfa.

"Eh Sil, masa gue di tinggal sihh?! Tungguin dong!" teriak Alfa. Alfa langsung saja naik ke motornya dan mengejar Chesilya.

"Sil tunggu dong. Masa gue di tinggal," ucap Alfa.

"Bodo amat. Siapa suruh jemput gue?!" ujar Chesilya tanpa memberhentikan langkah kakinya.

Stay in Here [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang