Happy Reading
𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🍁
Sinar mentari pagi hari ini sudah bersinar terang. Membangunkan seorang gadis cantik dari tidurnya. "Huamm."
Chesilya Chatrina Sam, gadis cantik berusia 16 tahun. Kini ia mulai bersekolah lagi, tepatnya di sekolah barunya. Chesilya yang biasa di panggil Chesil baru saja pindah ke Kota Jakarta ini. Ia akan bersekolah di sekolah ternama, yaitu SMA Garuda.
"Buku udah, pulpen udah, surat pindahan udah, hm apalagi ya?" gumam Chesilya yang sedang memeriksa tas sekolahnya.
"Oh iya topi, sekarang kan upacara, uh hampir aja lupa." Chesilya langsung saja mengambil topinya itu di dalam koper. "Lahhh, topi gue dimana, ya?"
"Ahhh masa hilang?! Perasaan kemarin udah dimasukkin ke dalam koper dehh. Aduhh gimana, nih?!" ucap Chesilya, ia berteriak heboh. Ia melihat jam yang berada di pergelangan tangannya dan sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Ia harus cepat-cepat pergi ke sekolah, karena yang ia dengar di Jakarta ini baru saja jam setengah 7 sudah macet. Apa itu bener?
"Ah bodo amatlah!" pasrah Chesilya, ia punya feeling bahwa dirinya akan terkena hukuman. Chesilya pun bergegas menuruni satu persatu tangga rumahnya itu. Terlihat di ruang makan sudah ada Yudha—papanya dan adiknya yang sedang sarapan.
Adik Chesilya yang bernama Michelle Charyna Sam. Usia mereka hanya beda satu tahun. Gadis itu sekolah di SMA Garuda kelas X. Gadis manis berlesung pipi membuat semua orang terpana melihat kelucuan dari gadis itu.
"Kak, sini sarapan dulu," ajak Michelle, ia memaksakan senyuman manisnya pada Chesilya, kakaknya.
"Iya," jawab Chesilya singkat seraya menjatuhkan pantatnya ke atas kursi.
Baru saja Chesilya menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, pria paruh baya yang ada di hadapannya ini seketika menurunkan napsu makannya.
"Masih mau makan di rumah kamu? Biasanya nggak mau," ucap Yudha seraya menatap Chesilya tajam.
"Terpaksa," jawab Chesil sekenanya.
Sungguh, ia sangat rindu sarapan bareng bersama Yudha, terutama dengan Rika—bundanya. Memang benar, ia jarang sekali sarapan di rumah. Tetapi, ia melakukan itu secara terpaksa, karena ia tidak mau membuat Yudha kesal atas kehadirannya.
Chesilya tak mau berdebat dengan Yudha langsung saja berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari rumah menunggu taksi lewat. Kurang lebih 15 menit ia menunggu taksi, tetapi tak kunjung datang pula membuat Chesilya menghembuskan napasnya sabar. Ia menatap jam yang berada di pergelangan tangannya, kini waktu sudah menunjukkan pukul 06.50 pagi, tandanya 10 menit lagi bel masuk sekolah akan berbunyi.
"Ihh taksi mana sihh, lamaa banget dah," kesal Chesilya, ia terus melirik kearah jam tangannya. Dan tak lama kemudian, taksi pun lewat membuat senyuman manis tercetak di wajah mungilnya.
****
"Maaf, tapi tetap nggak bisa di buka gerbangnya. Udah peraturan di sekolah ini, Dek," ucap Pak Satpam yang bernama Pak Doni.
"Pak mohon. Saya murid baru, nih," mohon Chesilya lagi, ia benar-benar terlambat masuk sekolah. "Tetap tidak bisa, Dek," tegas Pak Doni. Chesilya hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah.
"Eh eh? Apaan, nih?!" kaget Chesilya saat tiba-tiba ada pria tinggi yang menarik tangannya.
"Berisik lo!" ucap pria itu membuat Chesilya mendengus sebal. "Ish, lo mau bawa gue kemana, sih?" teriak Chesilya sambil menjambak rambut si pria itu membuatnya mengaduh kesakitan. "Haduhh, sakit bego!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay in Here [TERBIT]
Jugendliteratur𝔹𝕌𝔻𝔸𝕐𝔸𝕂𝔸ℕ 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝕄𝔼𝕄𝔹𝔸ℂ𝔸-! ** [SUDAH TERBIT DI SUARA SASTRA PUBLISHER, SEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS :)] Siswi baru yang memiliki sifat jutek bisa menarik perhatian seorang pria badboy s...