Sampai kapan ini terus saja terjadi?? Aku capek, Tuhan! Rasanya ingin akhiri semuanya saja pada saat ini juga!
Baca nya bisa sambil putar video yang ada di mulmed yaa 👆
Happy Reading
𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🍁
Sinar mentari pagi masih tertutupi oleh gumpalan awan hitam. Entah sampai kapan awan hitam itu akan pergi, seperti kehidupannya, mau sampai kapan ia menanggung beban yang ada di hidupnya sendiri?!
Gadis ini sangat muak dengan kehidupannya. Ia merasa tidak adil. Tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak bisa berbuat apa-apa, selain diam dan percaya bahwa 'Akan Indah pada Waktunya'.
Seperti biasa, ia mulai melakukan kegiatannya seperti bangun, mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah.
"Sil? Udah siap?" tanya Devan pada Chesilya.
"Udah, ayo!"
Saat Devan mau menaiki motornya, ia urungkan niatnya ketika ada sebuah mobil yang masuk ke halaman rumah Chesilya. Keluarlah seorang pria paruh baya dari mobil tersebut. Yudha—Papah Chesilya yang baru saja pulang dari luar kota.
Memang, beberapa minggu lalu, Yudha tidak ada di rumah. Yudha harus ke luar kota karena ada hal yang harus di selesaikan yang menyangkut perusahaannya.
"Eh Om, apa kabar?" sapa dan tanya Devan ramah. Bukannya menjawab pertanyaan Devan, Yudha malah balik bertanya. "Mau apa kamu kesini?"
Devan mengerutkan dahinya, lalu ia tersenyum kembali. "Mau jemput Chesilya, Om," jawab Devan.
Lalu, Yudha beralih menatap Chesilya sekilas yang sedaritadi hanya diam. Bisa di lihat dari matanya, Yudha menatap Chesilya penuh kebencian, entah kenapa. Tapi itu yang di rasakan oleh Devan. Pasalnya, ia sendiri tidak tahu sekarang seperti apa hubungan Chesilya denganYudha itu. Apakah baik-baik saja atau sebaliknya?
"Yaudah, Om. Saya pamit dulu, ya. Assalamu'alaikum," salam Devan sambil mencium punggung tangan Yudha.
Saat Chesilya ingin mencium punggung tangan papahnya juga, Yudha malah langsung pergi dan masuk ke dalam rumahnya tanpa mempedulikan Chesilya yang diam di tempat. Devan yang melihat kejadian itu pun langsung bisa menyimpulkan, bahwa hubungan Chesilya dengan Yudha sedang ada masalah.
"Ayok Sil, naik. Takut telat!" Chesilya langsung menganggukkan kepalanya singkat.
****
"Sil? Lo kenapa?" tanya Vega pada Chesilya yang sedang melamun.
"Sil??" panggil Vega lagi.
"SILLL?!?!" teriak Vega membuat lamunan Chesilya buyar. "Kaget bego!"
"Lo dari tadi di panggil diam aja, kenapa sih?" tanya Vega.
"Nggak kok, gapapa!" bohong Chesilya seraya tersenyum tipis.
"Gue tau lo nggak lagi baik-baik aja, Sil."
"Jujur apa susahnya, sihhh!" sambung Vega.
"Gue capek, Ga!" ucap Chesilya membuat dahi Vega berkerut. "Capek kenapa?"
"Pengen rasanya gue cepet-cepet pergi dari sini!" ucapan Chesilya membuat Vega memukul lengannya. "Hush, jangan ngomong sembarangan, loh!"
Chesilya yang mendengar Vega berucap seperti itu hanya tersenyum tipis saja. Lalu, tak sadar gadis itu menangis. "Sil? Kok lo nangis, sih? Kenapa? Lo ada masalah??" tanya Vega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay in Here [TERBIT]
Teenfikce𝔹𝕌𝔻𝔸𝕐𝔸𝕂𝔸ℕ 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝕄𝔼𝕄𝔹𝔸ℂ𝔸-! ** [SUDAH TERBIT DI SUARA SASTRA PUBLISHER, SEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS :)] Siswi baru yang memiliki sifat jutek bisa menarik perhatian seorang pria badboy s...