24. 🍁Jealous?🍁

271 111 163
                                    

Kamu adalah kebetulan yang membuatku nyaman. Tapi sayangnya, perasaan kita tak pernah sejalan, ada dia yang memiliki segalanya, sampai pada akhirnya aku cukup menyukaimu secara diam-diam.

Baca nya bisa sambil putar lagu yang ada mulmed yaa👆

Happy Reading

𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🍁

Tok. Tok. Tok.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Chesilya. Gadis itu yang sedang melamun di balkon kamarnya langsung terlonjak kaget.

"Siapa sih? Buka aja!" sahut Chesilya.

Tok. Tok. Tok.

Chesilya mengusap wajahnya kasar, dengan malas ia melangkahkan kakinya menuju sumber suara. "Siapa sihh??"

Chesilya mendengus sebal. "Ish! Kira gue siapa?!"

Devan terkekeh pelan. "Ya maap."

Chesilya memutar bola matanya malas. "Masuk sana!" Devan pun langsung masuk dan duduk di tepi kasur Chesilya.

"Ada apa lo ke rumah gue?" tanya Chesilya galak.

"Jangan galak-galak dong! Lagi PMS, ya?"

Pletak!!

"Aduhh, ngapain sih harus di jitak segala jidat gue?! Sakit tau!"

"Lo sih ngomong sembarangan aja! Gue tuh lagi gak PMS ya!"

Devan mengumpat pelan. "Gue kan nanya neng!"

"Serah lo deh! Males gue!"

Devan menghela nafasnya sejenak. Ia harus sabar. "Kenapa sih? Lo lagi badmood ya?"

Chesilya mengedikkan bahunya acuh. "Yah, padahal kan gue mau ngajak lo jalan-jalan!" ucap Devan sambil mengerucutkan bibirnya.

Dengan mata yang berbinar, Chesilya langsung meloncat dari kasurnya dan menatap Devan. "Kemana?!"

"Kemana aja gitu yang penting jalan-jalan. Suntuk gue di rumah mulu!"

"Lo tunggu di luar, gue siap-siap dulu!" seru Chesilya.

"Serius?!" tanya Devan antusias.

"Cepet! Sebelum gue berubah pikiran!"

"Ay ay captain!!"

Chesilya pun langsung bersiap-siap dan mengajak Devan untuk ke Kedai ice cream seperti biasanya. "Beneran nih?" tanya Devan sekali lagi. Entah sudah keberapa kali Devan bertanya seperti itu.

"Ish Devan! Jangan nanya mulu, deh!" ketus Chesilya seraya memukul punggung pria itu. Devan menghembuskan napasnya pasrah. "Iya, Sil."

Sebenarnya Devan itu orang yang paling malas harus pergi ke Kedai ice cream. Karena pribadinya pun ia tidak terlalu suka dengan ice cream. Kayak anak kecil aja, pikirnya sih begitu. Tetapi, karena Chesilya tetap maksa untuk pergi ke sana dengan berat hati, pria itu menganggukkan kepalanya.

****

"Van lu yang pesan deh," kekeh Chesilya. "Hm, iya."

"Yaudah, gue tunggu di sana!" ucap Chesilya sambil menunjuk ke arah yang ia maksud. Devan menganggukan kepalanya, lalu ia melenggang pergi untuk memesan ice creamnya.

Stay in Here [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang