Happy Reading
𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🍁
Saat Chesilya sudah sampai di rumahnya, ia melihat ada mobil sport merah yang sudah terparkir di halaman rumahnya. Ia merasa baru saja melihatnya, tapi ia lupa dimana ia melihat mobil sport merah itu.
Mencoba untuk mengingat, akhirnya ia ingat juga, ia melihat mobil sport merah itu di jalan sekolah tadi saat ia sedang menunggu taksi, mobil yang membuat bajunya basah dan pemilik mobil yang sungguh tak bertanggung jawab.
"Kira-kira mobil siapa, ya? Bodo amat ah, paling juga teman Papa." Ia langsung masuk ke dalam rumahnya. Ia berniat ingin langsung masuk ke kamarnya dan rebahan di kasur empuknya.
Rebahan is my life.
Tapi, niat itu ia urungkan saat di kursi ruang tamu, ia melihat ada seorang pria yang merasa ia kenal. Saat ia melihat wajah pria tersebut. Ia terkejut. Sangat terkejut. "Ini bukan mimpikan?" gumam Chesilya pelan, tapi masih terdengar oleh pria tersebut membuatnya terkekeh pelan.
Pria itu menatap Chesilya lekat seraya mengusap-usap rambut Chesilya lembut. "Ini nyata, Sil." Chesilya masih tak percaya, ia sama sekali tak menyangka. Ia beberapa kali menepuk pipinya, siapa tahu ia sedang bermimpi. Jika benar sedang bermimpi, ia hanya berharap untuk tidak bangun dari mimpinya ini.
"Coba cubit gue!" titah Chesilya. Pria tersebut langsung saja mencubit pipinya dengan gemes. "Ahh sakitt!" Chesilya memegang pipi pria itu dan mencubit-cubiti pipinya.
"Ini nyata, ini bukan mimpi!" Chesilya mengerjap-ngerjap matanya.
"YAA INI BUKAN MIMPIII, HUAAAAAA!!" teriak Chesilya langsung memeluk pria yang ada di hadapannya. "AHHH LO KEMANA AJA, SIHH?? GAK TAU APA GUE KANGEN SAMA LO, HAH??!" tanya Chesilya sambil menangis.
Ia menangis, rasanya terharu banget saat pria ini sudah datang kembali. Pria yang sangat ia sayangi, sebagai sahabat.
"Hush, hush, udah dong jangan nangis. Masa gue dateng lo sedih sihh?!" ujar pria itu sambil menghapus air mata Chesilya yang mengalir di pipi mulusnya.
"Ini bukan air mata kesedihan tau, tapi air mata kebahagiaan!"
Pria itu terkekeh pelan. "Lo nangis karena bahagia gue kembali?" Chesilya menganggukkan kepalanya cepat. "Ya iya lah," jawab Chesilya sambil memukul tangan pria itu membuatnya terkekeh pelan.
"Haha, kirain lo bakalan marah karena waktu dulu gue udah ninggalin lo."
Chesilya tersenyum kecut saat mendengar penuturan dari sahabatnya itu. "Dahlah nanti lagi aja di bahasnya. Gue capek, pengen istirahat!" Pria itu mengangguk mengerti, mengelus-ngelus rambut Chesilya sambil berkata, "iya sana istirahat, nanti malem kita jalan."
Senyum Chesilya langsung mengembang, matanya berbinar. "Wah yang bener?"
"Iya. Udah gih sana istirahat, udah itu dandan yang cantik!"
"Ay, ay, kapten!" Chesilya langsung lari menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya.
"Lo ternyata masih sama kayak Chesilya yang gue kenal," gumam pria tersebut sambil tersenyum.
Devan. Pria tersebut bernama Devan Pasha Hermawan.
****
Chesilya sangat kaget saat Devan sudah ada di kamarnya. Ia langsung melihat jam di kamarnya dan jarum jam tersebut menunjukkan pukul 07.00 malam. "Ha? Udah jam 7 aja nih," gumam Chesilya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay in Here [TERBIT]
Teen Fiction𝔹𝕌𝔻𝔸𝕐𝔸𝕂𝔸ℕ 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝕄𝔼𝕄𝔹𝔸ℂ𝔸-! ** [SUDAH TERBIT DI SUARA SASTRA PUBLISHER, SEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS :)] Siswi baru yang memiliki sifat jutek bisa menarik perhatian seorang pria badboy s...