17. 🍁Rapuh🍁

275 117 132
                                    

Lo tau gak bagian mana yang paling menyedihkan dari sebuah perpisahan? Berpisah karena kematian.

Happy Reading

𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🍁

Selama diperjalanan Chesilya hanya diam saja walaupun Alfa sudah beberapa kali mengajaknya ngobrol. Suasana diperjalanan jadi hening sekali. Hingga tak terasa Alfa dan Chesilya pun sudah sampai di rumahnya Chesilya.

Alfa menghentikan motornya di halaman rumah Chesilya. Baru saja Chesilya turun dari motor Alfa, ada pria paruh baya yang menghampiri mereka. Lalu, menampar pipi Chesilya dengan kencang.

Alfa yang melihat itu merasa sangat lah kaget. Chesilya memegang pipinya yang terasa panas dan perih. Ia mencoba untuk tidak mengeluarkan air matanya.

Tetapi, air matanya keluar begitu saja saat papahnya itu membentaknya.

"KEMANA AJA KAMU, HAH?!"

Chesilya hanya diam tak berani menjawab pertanyaan dari Yudha. Biasanya Chesilya berani untuk menjawab pertanyaan dari Yudha itu walaupun Yudha selalu membentaknya.

Tetapi sekarang? Ia merasa takut sekali, badannya mulai bergetar, ia tak berani menatap mata papahnya yang lagi marah.

Satu tamparan mendarat lagi di pipi Chesilya.

"KAMU TULI?! SAYA NANYA KE KAMU!"

Alfa yang tak tahan melihat Chesilya diperlakukan kasar oleh Yudha pun langsung mengeluarkan suaranya. "Maaf Om, sepertinya Chesilya harus di bawa lagi sama saya!" ucap Alfa.

"Jangan berani-beraninya bawa anak saya pergi!" ucap Yudha sambil menatap Alfa tajam.

"Om berkata Chesilya anak Om? Setelah Om memperlakukan tindakan kasar pada Chesilya?! Emang ada seorang ayah yang berani membentak dan berlaku kasar terhadap anaknya?! Tidak om! Tidak ada!" ujar Alfa, napasnya sudah tidak beraturan, mukanya merah padam, menahan amarah yang sebentar lagi akan keluar.

PLAKKK.

Sukses! Pipi Alfa sukses di tampar oleh Yudha. Chesilya tak percaya papahnya akan menampar Alfa, dengan cepat Chesilya menarik tangan Alfa untuk menjauh, tetapi pria itu diam tak berkutik.

"Sepertinya perbuatan saya untuk membawa Chesilya pergi itu sangat bener, Om. Saya pamit!" ujar Alfa sambil menarik tangan Chesilya untuk pergi dari hadapan Yudha.

****

Alfa membawa Chesilya ke taman. Kebetulan, taman yang ia duduki sekarang sedang sepi, karena haripun sudah mulai gelap. Alfa rasa membawa Chesilya ke tempat sepi bisa menenangkan pikiran gadis itu.

"Sil udah ya jangan nangis lagi!" ucap Alfa. Jujur saja, ia tak suka melihat seorang perempuan menangis, apalagi seorang pria yang sangat ia sayangi.

"Sill, udah ya?" bujuk Alfa pada Chesilya untuk tidak menangis lagi.

Sebenarnya Chesilya menangis bukan karena perlakuan papahnya tadi. Ia sudah biasa di perlakukan seperti itu. Tetapi, ia menangis karena sangat merindukan sosok bundanya.

Bundanya lah yang sering menenangkan Chesilya saat ia sedang menangis, yang selalu menghibur Chesilya saat ia merasa sedih, yang selalu membela Chesilya saat ia di marahi.

Chesilya rindu semuanya. Rindu pelukan hangat dari bundanya, rindu suara lembut bundanya, rindu senyuman bundanya yang bisa menenangkan hatinya.

Stay in Here [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang