26. 🍁Hari pertama🍁

257 115 179
                                    

Happy Reading

𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🍁

"Huamm, jam berapa ini?" gumam Chesilya. Gadis itu mengucek-ucek matanya yang masih mengantuk. "Jam setengah 7!" ujar Chesilya setengah sadar, lalu menutup matanya lagi.

Chesilya mengerjap-ngerjap. Lalu ia melebarkan matanya seraya duduk. "APA?! JAM SETENGAH 7?!"

Chesilya langsung berdiri dan berlari pelan kea rah toilet. "Anjir telat lagi, kan!" Chesilya menggerutu sebal.

Seperti biasa. Jika ia kesiangan maka cara salah satunya itu tidak mandi. Ia hanya mengoleskan seluruh minyak ke area tubuhnya. Begitu pula dengan seragam yang akan ia kenakan. Chesilya berlari ke alat rias, tangannya dengan lihai langsung menaburkan bedaknya ke wajahnya dan lipbalm ke bibirnya yang sedikit kering.

"20 menit lagi masuk! Semoga aja taksi nggak lama lewatnya!" ujar Chesilya seraya melangkahkan kakinya ke luar rumah. Tangan ia memegang knop pintu tetapi, ada orang yang lebih dulu membukanya.

Dugh!

"BUSET!!"

"SIAPA SIH ANJIR?! JIDAT GUE SAKIT SIALAN!" teriak Chesilya seraya memegang jidatnya yang terkena ujung pintu.

"Eh maaf, kirain gue lo gak ada di depan pintu!" ucap orang itu seraya menyegir lebar.

Chesilya mencibir pelan. Ia mendorong pria itu sampe tersungkur ke belakang. "Minggir! Gue buru-buru!"

Pria itu menepuk-nepuk pantatnya yang terasa sakit. "Tungguin, woi!"

"Buset pacar gue galak amat," gumamnya.

"GUE TELAT!"

Alfa itu mendengus kesal. "Iya gue tau, makannya gue jemput, lo!"

"Tau ah! Jidat gue sakit bego! Sialan lu!!" umpat Chesilya.

"Ya, sorry!"

"Kenapa sih gak ketuk pintu dulu? Benjol nih jidat gue!!"

Cup!

"Udah gak benjol lagi!" kekeh Alfa seraya menatap Chesilya yang terlihat kaget. "Ayok ah berangkat nanti telat!" sambungnya, ia terkekeh geli melihat Chesilya yang masih diam di tenmpat.

Dengan jantung yang berdebar. Chesilya memukul pundak pria itu keras. "GILA LO MAIN CIUM-CIUM AJA!"

Alfa menutup telinganya. "Sil, nggak usah teriak!"

Chesilya mendelik kesal. "Siapa suruh ngeselin?!"

"Yaudah sih maaf!"

"Maaf mulu, bosen gue dengernya!" ketus Chesilya seraya menaikkan tubuhnya ke atas motor Alfa.

"Pegangan, Sil!"

"Udah."

Alfa menundukkan kepalanya melihat ke arah perut yang tidak ada tangan gadis itu. "lo pegangan kemana?!"

"Ke belakang, lah!"

Mulut Alfa menganga lebar. "KOK KE BELAKANG, SIH?!"

Chesilya menghela napasnya sabar. Lalu, ia memindahkan kedua tangannya ke pundak pria itu. "UDAH CEPAT JALAN!"

Alfa mengusap wajahnya kasar. "Astaga, lu pikir gue tukang ojek?!" Chesilya berdecak sebal. "Cepat berangkat! 10 menit lagi bel!"

"Pegangan cantik! Gue mau ngebut!"

Chesilya memukul pundak pria itu keras. "Gue udah pegangan!"

Alfa diam. Pria itu mengatur napasnya. Menariknya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. "Ke pinggang gue sayang!" ujarnya seraya membawa kedua tangan gadis itu melingkari pinggangnya.

Chesilya hanya diam. Ia berdehem singkat seraya menetralkan detak jantungnya yang semakin berdetak cepat. "Sil jantung lu sampe ke rasa gitu."

Chesilya melototkan matanya. Ia langsung memukul pundak pria itu berkali-kali. "CEPETAN JALAN ALFA!"

"Untung gue pake helm, Sil. Jadi telinga gue nggak sakit."

Seluruh pasang mata memperhatikan Chesilya dan Alfa yang pergi sekolah bareng. Chesilya memutar bola matanya malas. "Gue tusuk tuh mata satu-satu."

"Nggak usah di liatin, ay!" ujar Alfa santai seraya merangkul pundak gadis itu.

Chesilya menghempaskan tangan Alfa keras. Ia menatap Alfa tajam. "Gak usah alay!"

Alfa mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. "Yaallah, Sil." Pria itu mengusap wajahnya sabar. "Untung lo pacar gue!"

Chesilya mencibir pelan. Lalu, meninggalkan Alfa yang masih diam di tenpat. "Sabar Alfa, orang sabar pacarnya nggak akan jutek lagi!" gumamnya seraya berlari pelan mengejar Chesilya.

****

Chesilya memelankan langkahnya saat teman sekelas gadis itu menatapnya penuh tanda tanya. "Ngapain lo lo pada ngeliatin gue?!"

"Buset Sil, galak bener," sahut Dera.

Chesilya menghembuskan napasnya kesal. "Ya kalian kenapa ngeliatin gue kayak gini. Gak jelas!"

Chesilya menjatuhkan pantatnya ke atas kursi. Lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh isi kelas yang masih saja memperhatikannya. "Kenapa, sih?!"

"Katanya nggak suka, tapi pacaran." Chesilya menoleh ke arah Vega. "Hah?!"

"Lu jadian kan sama Alfa?" tanya Shiren membuat Chesilya mengerutkan dahinya. "Tau darimana, lo?!"

"Cielah, Sil. Semuanya juga udah tau kali. Berita lu itu udah tersebar luas," sahut Rara yang langsung di angguki oleh penghuni kelas.

"POKOKNYA ISTIRAHAT HARUS KASIH PEJE!"

Ucapan Angelia membuat Chesilya melototkan matanya. "Ogah banget!"

"Yaudah gue minta ke Alfa aja." Chesilya mengangguk cepat. "Iya sono dah ke Alfa aja ya!"

Vega menepuk bahu gadis itu. Lalu berkata, "lu hutang penjelasan ke gue!"

****

Vega dan Rara menunggu Chesilya yang akan menjelaskan semuanya pada mereka. Gadis itu berdecak sebal. "Kepo amat, sih!"

"Cepet, Sil!"

"Kalian ingetkan kemarin Alfa ajak gue jalan?" Sontak mereka menganggukkan kepalanya cepat.

"Nah dia tuh nembak gue."

"Terus lu langsung terima?"

Chesilya menganggukkan kepalanya singkat. "Iya walaupun gue rada ragu."

Rara menyipitkan matanya. "Lu ... suka nggak sih ke Alfa?" Chesilya mengedikkan bahunya acuh. "Nggak tau gue juga. Masih ragu."

Vega mengangguk paham. "Mungkin lo belum sadar, Sil."

"Terus Karin siapa Alfa?!"

"Santai, dia cuma sahabat gue!" Vega, Rara dan Chesilya mematung di tempat, lalu menoleh ke belakang yang dimana sudah ada Alfa dan teman-temannya.

"Eh Alfa," kekeh Vega seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Pria itu menatap Chesilya datar. "Udah makan?" Chesilya menggeleng pelan. Ia menggigit bibir bawahnya. Apakah Alfa mendengar semuanya?

"Santai, kita baru datang kok. Jadi Cuma denger yang bagian Karin doang."

Ketiga gadis itu menghembuskan napas lega saat Wira berkata seperti itu.

"Makan, Sil!" ujar Alfa seraya menyodorkan nasi goring miliknya.

"Itu kan punya lo?" Alfa mengangguk. "Makan aja!"

"Nggak ah, gue mau bakso." Alfa menggeleng cepat. "Makan nasi!"

Chesilya berdecak kesal. "Ngg—"

"Makan Chesil!" Chesilya memutar bola matanya malas. "IYA ALFA IYA!"

𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🍁

Stay in Here [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang