MDIMH|07.Pulkam

9.8K 300 8
                                    

Sesampainya Jeniffer dan Triple A di kampung halamannya, Jeniffer dan Triple A pun langsung disambut histeris oleh para warga yang berada disana karena sudah lama sekali Jeniffer dan anak-anaknya tidak pulang ke kampung halamannya semenjak dimana Jeniffer memutuskan untuk bersekolah dan bekerja di kota.

Dan tidak terduga olehnya, kehadiran dirinya di Jakarta pun merupakan sebuah takdir dirinya dimana pertemuan dirinya dengan Andrian bisa dikatakan sangat lucu karena saat itu Andrian yang tidak sengaja menabrak dirinya saat Andrian sedang sibuk berbicara dengan asisten sekretarisnya.

"Akhirnya pulang juga kamu nak. Ibu sudah kangen sama kamu." sambutan manis dari seorang wanita paruh baya yang membuat Jeniffer langsung berhambur memeluknya dengan disaksikan oleh para warga yang kebetulan mengikuti dirinya sampai dirinya berada di rumahnya.

"Jenif juga kangen sama ibu, keadaan ibu selama ini gimana? Maaf ya Jenif selama ini jarang sekali pulang karena mas Andrian yang selalu sibuk dengan pekerjaannya bu." ucap Jeniffer merasa tidak enak hati dengan ibunya sendiri.

"Tidak apa nak, ibu baik-baik saja dan mana suamimu? Kamu tidak mengajaknya nak?" tanya ibu Jeniffer merasa heran dengan anaknya.

"Katanya mas Andrian nanti menyusul bu."

"Kamu tidak lagi ada masalah kan dengan suamimu sendiri?" tanya ibu Jeniffer curiga yang dibalas gelengan kepala oleh Jeniffer.

"Tidak ada bu, memang mas Andrian sedang sibuk saja jadi nanti dia menyusul." bohong Jeniffer tidak mau membuat ibunya khawatir dengan dirinya.

Memang dirinya tadi sedang ada masalah dengan suaminya namun masalah itu sudah selesai ketika suaminya menelfon dirinya saat di perjalanan tadi.

Disaat dirinya sedang melepas rindu dengan ibunya, sorakan para warga pun semakin histeris saat melihat mobil berwarna hitam dengan diikuti beberapa mobil lainnya yang berada di depan dan dibelakangnya.

Tidak lama kemudian, keluarlah seorang pria tampan yang pesonanya tidak akan pernah hilang meski sudah memiliki tiga anak.

Ya dialah Andrian, dia langsung menyusul keberadaan istrinya saat istrinya tadi memberitahu dirinya bahwa istrinya akan pulang ke kampung halamannya.

Dengan senyumannya ia pun langsung memeluk ibu Jeniffer sambil menggendong salah satu putranya yang kebetulan meminta dirinya untuk menggendongnya.

"Ibu sangat senang jika kalian rukun seperti ini. Ibu minta kamu nak Andrian tolong jaga terus Jeniffer ya kalau bisa pertahankan terus kerukunan rumah tangga kalian. Jangan ribut-ribut terus kasian anak-anak yang masih kecil harus melihat kalian ribut." ucap Ibu Jeniffer yang diangguki oleh Andrian.

"Pasti bu. Tanpa ibu suruh, saya sebagai kepala keluarga dan suami Jeniffer pasti akan melakukannya dengan cara saya sendiri bu." ucap Andrian terdengar tegas dan meyakinkan.

"Dimana nenek kakek bu?" tanya Jeniffer mengedarkan pandangannya mencari keberadaan yang dia maksud.

"Ada di dalam nak, silahkan masuk nak Andrian." ucap ibu Jeniffer sambil memundurkan langkahnya sedikit memberikan ruangan untuk mereka masuk.

Setelah mereka semua ada di dalam Rae, Re dan Rey pun langsung berlarian menghampiri kolam ikan kecil tanpa menyadari tatapan Andrian sang ayah yang kini sedang menatap mereka bertiga dengan tatapan tajam dan dinginnya.

"RAE, RE, REY KEMBALI KALIAN KESINI!" bentak Andrian tanpa memperdulikan keadaan sekelilingnya lagi.

"Siapa yang suruh kalian lari-larian? Jawab." tanya Andrian dengan nada tegasnya yang membuat Triple A terdiam dan menundukkan kepalanya ketakutan.

"Jawab kalian, papa gak mau ya kalian bersikap seperti itu. Kalau kalian jatuh nanti gimana? Siapa juga yang khawatir nanti?" lanjutnya sambil menatap tajam ke arah ketiga putranya.

"Maaf pa." cicit Triple A tidak berani menatap Andrian.

"Sudahlah mas, yang penting Triple A sudah mengakui kesalahannya. Jadi mas gak usah perpanjang masalahnya lagi, dan Triple A lain kali hati-hati ya jangan lari-larian seperti tadi lagi." ucap Jeniffer tidak tega melihat keadaan Triple A.

"Kamu selalu membela mereka Jeniffer, selalu membela mereka disaat mereka sedang melakukan kesalahannya. Jelas-jelas mereka salah disini, hanya untuk melihat kolam ikan saja harus berlarian seperti itu. Kalau mereka jatuh siapa yang repot nanti? Tolong fikirkan hal itu Jeniffer." ucap Andrian dan langsung berlalu meninggalkan Jeniffer dan Triple A.

"Mama juga marah dengan kita?" tanya Andrae dengan nada pelannya yang dibalas gelengan kepala oleh Jeniffer.

"Tidak sayang, mama harap ini yang terakhir kalinya kalian seperti ini ya Triple A. Dan soal papa tadi jangan dimasukin ke hati ya nak, papa berkata seperti itu karena papa sayang sama kalian. Papa gak mau kalian kenapa-napa nanti saat kalian berlarian seperti tadi. Sekarang kalian masuk gih ke kamar kalian masing-masing. Kamarnya sudah dibereskan tadi sama oma dan mama. Mama mau nyusul papa kalian soalnya." ucap Jeniffer yang diangguki oleh Triple A.

"Siap ma"
***
Setelah mencari di seluruh ruangan, ternyata Andrian suaminya sedang berada di kamarnya yang kini keadaannya sedang sibuk dengan handphonenya.

"Mas" panggilan Jeniffer sama sekali tidak ditanggapi oleh Andrian yang membuat Jeniffer merasa kesal terhadap kelakuan suaminya itu.

"Mas ih kalau orang ngomong tuh didengerin dulu bukan didiemin kayak ginih." kesal Jeniffer yang akhirnya fokus Andrian pun teralihkan kearahnya.

"Mas ngapain sih dari tadi? Kok kayaknya sibuk banget." tanya Jeniffer bingung yang sayangnya tidak dijawab sama sekali oleh Andrian.

"Buat apa kamu kesini? Kamu bukannya mau temenin Triple A? Dan kemana Triple A sekarang?" bukannya menjawab, Andrian justru menanyakannya balik yang membuat Jeniffer merasa dongkol dengan suaminya itu.

"Anak-anak lagi di kamarnya mas, dan aku harap mas gak bersikap seperti itu kepada anak-anak karena kasian mereka mas kalau mas seperti itu kepada Triple A." ucap Jeniffer berusaha mungkin memberikan pengertian kepada suaminya yang membuat Andrian yang mendengarnya pun menghelakan nafasnya.

"Kamu tahu mas bersikap seperti itu karena mas gak mau keluarga mas celaka sedikitpun sayang." ucap Andrian terdengar cemas.

"Aku tahu mas, tapi mas juga harus yakin kalau Triple A gak bakalan celaka seperti yang mas kira. Mereka itu laki-laki mas kalau mereka celaka juga itu mengajarkan mereka supaya menjadi laki-laki yang kuat seperti mas." jawab Jeniffer yang membuat Andrian terdiam.

"Maafkan mas, mas beruntung bisa memiliki istri seperti kamu Jeniffer. Mas benar-benar beruntung." ucap Andrian sambil memeluk istrinya.

"Aku juga beruntung bisa memiliki suami sepertimu mas."

"Aku mencintaimu istriku."

"Aku mencintaimu juga suamiku."

Ungkapan cinta mereka berdua dimana kamar itu menjadi saksi bisu antara sepasang suami istri yang kini sedang menatap satu sama lainnya dengan tatapan penuh cinta dan ketulusan.

***
A/N : Jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian disini.
VOTE+KOMEN+SHARE

03012020

My Dosen Is My Husband

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang