MDIMH|42. Pertengkaran

4.8K 224 82
                                    

"Jeniffer" gumam Andrian sambil menatapnya tidak percaya.

Bagaimana bisa dirinya tidak menyadari kedatangan istrinya?

"Berdiri kamu." perintah Jeniffer dingin membuat Andrian yang menyadari posisinya sekarang pun buru-buru beranjak dari atas Bella.

PLAK!

Sebuah tamparan keras pun mendarat di pipi Andrian membuat Andrian dan Bella yang melihatnya pun terkejut.

"Tega kamu Andrian, tega. Kurang aku dimana selama ini sama kamu? Kesalahan aku dimana Andrian, DIMANA!" ucap Jeniffer diakhiri teriakannya membuat Andrian terdiam.

Ia terdiam bukan karena ia tidak mau menjelaskannya yang sebenarnya.

Ia terdiam karena percuma ia berbicara saat orang sedang keadaan marah, apa yang dikatakannya memang berniat menenangkannya tetapi bukan menenangkannya justru membuatnya semakin marah.

"Kenapa kamu diam? Benar kan kata aku dimana kesalahan aku selama ini ke kamu sampai kamu sendiri harus melakukan ini sama aku Andrian? Kalau kamu memang sudah gak mau lagi sama aku, gampang tanpa harus nunggu kamu lagi, aku yang bakalan ajuin surat cerai duluan ke kamu Andrian." ucap Jeniffer yang dibalas tatapan tajam Andrian.

"Begitukah cara penyelesaianmu Jeniffer? Saya mendiamkanmu bukan berarti apa yang kamu lihat itu benar. Saya mendiamkanmu karena saya mau kamu melampiaskan semua emosi itumu Jeniffer. Saya tidak mau kamu memendam semua emosimu itu, kamu boleh caci maki saya, kamu boleh pukul saya, kalau perlu kamu boleh tampar saya lagi sepuas kamu tapi bukan berarti kamu saya perbolehkan saat kamu menyebutkan penceraian. Tidak ada penceraian disini, tidak ada kata perpisahan disini, bagaimana pun juga kalau menurutmu ini kesalahan saya lampiaskan semuanya ke saya bukan berarti harus kamu lampiaskan juga ke anak-anak. Apa kamu gak pernah berpikir dampak dari ucapanmu itu Jeniffer? Bagaimana nasib anak-anak saat melihat sendiri penceraian kedua orang tuanya? Jalur penceraian bukanlah jalur penyelesaian masalah, justru dengan jalur penceraian yang kamu ambil itu adalah cara kamu untuk memperburuk keadaan yang ada Jeniffer. Saya harap kamu tidak berpikir egois disini, setidaknya kalau kamu gak suka saya pikirkan anak-anak yang masih kecil. Pikirkan juga anak kita yang masih berada di kandunganmu Jeniffer. Tidak mungkin bukan anak itu lahir tanpa sosok ayah yang membesarkannya?" ucap Andrian tegas membuat Jeniffer yang mendengarnya pun terdiam, sedangkan Bella sendiri ia yang menjadi saksi pertengkaran mereka sedari tadi pun terkejut.

"Jeniffer hamil?"

"Dan kamu gak usah takut soal status kita berdua Jeniffer. saya yakin dia sudah mengetahui status kita berdua yang sebenarnya." lanjutnya sambil menatap Bella.

"Saya tidak tau pak, saya saja baru tau sekarang dari bapak yang kasih tau tadi." ucap Bella gugup ketika dirinya kini ditatap oleh Andrian dan Jeniffer.

"Berikan aku waktu." ucap Jeniffer sebelum berlalu meninggalkan ruangan Andrian.

Sedangkan Andrian yang melihat kepergian istrinya dari ruangannya pun hanya bisa menghelakan napasnya.

Ia bukannya tidak mau menahan kepergian istrinya, ia sengaja membiarkan istrinya itu untuk berpikir jernih dulu, baru ia akan bicarakan lagi kepada istrinya itu saat istrinya itu sudah mulai tenang.

"Sudah puas Bella? Sudah puas kamu membuat saya dengan istri saya sendiri bertengkar karena kamu itu?" ucap Andrian dengan tatapan bencinya membuat Bella meneguk ludahnya.

Baru kali ini, Andrian yang ia kenal menampilkan tatapan bencinya kepada dirinya.

Selama ini Andrian yang ia kenal sebagai dosennya hanya menampilkan dua tatapannya yaitu tatapan tegasnya dan tatapan dinginnya.

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang