MDIMH 2|49. Jodoh

2K 107 44
                                    

Tidak terasa satu tahun pun telah berlalu, setelah dimana Jennita dan juga keenam saudaranya telah berdamai keluarga Andrian pun kembali seperti biasanya, tanpa adanya gangguan dari satu orang sedikitpun yang menganggu ketenangan keluarganya.

Pagi ini tidak hentinya senyuman Jeniffer pun terlihat di wajahnya, membuat Andrian dan juga ketujuh anaknya yang melihat sikapnya itu pun menatapnya bingung, lebih tepatnya pura-pura bingung.

"Mama kenapa senyum-senyum begitu?" tanya Andrae mewakili semuanya, yang dibalas dengusan oleh Jeniffer.

"Kalian gak ingat hari ini, hari apa?" Bukannya menjawab, Jeniffer malah menanyakannya balik, membuat mereka semua yang ditanyai oleh Jeniffer pun serempak menggelengkan kepala mereka.

"Memangnya hari ini hari apa, hmm?" tanya Andrian sambil memeluk istrinya, yang dibalas tatapan kesal dari Jeniffer.

"Gak tau ah, aku juga sudah lupa mas. Sana gak usah peluk-peluk." ucap Jeniffer sambil membuang mukanya, tidak mau menatap suaminya.

"Hari ini memangnya hari apa, nak?" tanya Andrian dengan pertanyaannya yang sama, berusaha mungkin menahan sneyumannya ketika dirinya sendiri harus melihat tatapan dongkol istrinya itu.

"Beginilah punya suami dan juga anak gak peka, nyebelin!" gerutu Jeniffer sebelum dimana dirinya pun berlalu meninggalkan mereka semua.

"Kita lanjutkan rencana selanjutnya, nak." ucap Andrian saat dirinya sendiri sudah tidak melihat keberadaan istrinya lagi.

Ya, sebelum dimana hari spesial istrinya tiba. Dirinya sudah terlebih dulu menyiapkan semuanya untuk ulang tahun istrinya, termasuk rencana yang dibuat olehnya dan juga ketujuh anaknya.

"Siap pa!" ucap semuanya serempak, diakhiri dengan tawa kecil mereka.

"Bersabarlah sayang, mas ada kejutan khusus untukmu."

Berbeda tempat, berbeda juga situasi Jeniffer yang sedang berada di kamarnya pun tidak hentinya menggerutu, membuat Jennita dan juga Jesslyn yang memangnya menyusul keberadaan mamanya itu pun tersenyum.

"Mama!" panggil Jesslyn sambil mendekati Jeniffer, membuat Jeniffer yang dipanggil oleh putrinya itu pun menatapnya bingung.

"Kalian kenapa kesini, nak?" tanya Jeniffer sambil menatap keduanya secara bergantian.

"Kami kesini karena kami ingin mengajak mama ke acara ulang tahun teman kami ma. Mama mau ikut?" tanya Jennita yang dibalas gelengan kepala oleh Jeniffer.

"Gak nak, kalian saja mama mau di rumah saja." ucap Jeniffer sambil menutup dirinya dengan selimut, tanpa menyadari bagaimana tatapan kedua putrinya sekarang.

"Ma ada kecoa ma, kecoanya terbang-terbang lagi ma." ucap Jesslyn menakutinya, membuat Jeniffer yang mendengar sendiri ucapan putrinya itu pun segera berdiri dari tempatnya, dan ternyata kesempatan itu pun digunakan baik oleh kedua putrinya, untuk menyeret dirinya menuju tempat riasnya berada.

"Sekarang mama duduk baik-baik disini, tunggu kami berdua selesai merias mama baru mama boleh berbicara. Ikut gak ikut, intinya mama harus ikut kita gak mau tau." ucap Jennita tanpa memedulikan lagi tatapan geram mamanya kepadanya.

"Dasar anak nakal, mama kira beneran ada kecoa tau-taunya mama dikerjain sama kalian berdua." ucap Jeniffer sebelum dimana dirinya pun mau tidak mau memasrahkan dirinya saat wajahnya sendiri mulai dirias oleh kedua putrinya.

Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dirias oleh kedua putrinya, sampai dimana kedua putrinya pun bersorak senang setelah mereka berdua melihat bagaimana hasil dari riasan mereka sendiri.

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang