MDIMH|34. Jeniffer

4.1K 216 29
                                    

"Untuk apa kau kesini Aldric?" tanya Andrian ketika berpapasan dengan Aldric.

"Tentu saja saya ingin menyelamatkan Jeniffer pak Andrian." ucap Aldric santai tanpa memperdulikan tatapan tajam Andrian.

"Untuk apa? Saya pun juga bisa Aldric." ucap Andrian dengan nada tidak sukanya membuat Aldric mengangguk.

Ya, setelah dimana Andrian mengecek pesan di hp Bella Andrian pun telah menyalin ulang semuanya dan langsung memindahkannya ke hpnya.

Ada suatu rencana yang harus ia lakukan disini, yang pastinya rencana dirinya akan bermain dengan halus juga sama seperti Bella.

Kenapa ia tidak mau membalasnya langsung? Bisa saja ia langsung menghancurkannya dan membunuhnya juga mengingat janjinya selama ini.

Tetapi meski begitu, ia harus berpikir matang-matang sebelum dirinya bertindak. Ia tidak mau karena emosinya menghancurkan semuanya. Karena belum ada yang menjamin kalau dirinya menangkap Bella apakah orang itu akan membatalkan rencananya atau tidak. Lebih baik ia sudah tau siapa pelakunya, daripada ia tidak tau sama sekali tentang rencananya.

Mengingat rencana mereka yang sudah mereka buat bisa saja berubah saat rencana mereka sudah diketahui oleh dirinya.

Tunggu ia bisa mengetahui sumber asalnya dulu baru ia bisa meringkus keduanya.

Percayalah, apapun yang telah diambil oleh dirinya adalah rencana yang terbaik untuk keluarga kecilnya.

Pastinya rencananya juga gak akan kalah liciknya dari rencana mereka berdua.

"Eh pak Andrian mau ngapain?" tanya Aldric menahan tangan Andrian.

"Saya mau mendobraknya Aldric saya khawatir Jeniffer kenapa-napa didalam." ucap Andrian menghempaskan tangan Aldric.

"JANGAN! Nanti uncle bisa marah----." ucap Aldric pun terhenti ketika melihat pintu itu telah rusak karena dobrakan Andrian.

BRAKK!

"JENIFFER!" teriak Andrian sambil mendekati istrinya yang sudah pucat sambil menggendongnya langsung.

"Pak Andrian mau dibawa kemana Jeniffer nya?" tanya Aldric yang ikutan terkejut juga saat melihat keadaan Jeniffer.

"DIAMLAH!" bentak Andrian sambil berlalu meninggalkan Aldric yang kini sedang terdiam di tempatnya.

"BAGUS UNCLE BILANG JANGAN DIDOBRAK TAPI DIDOBRAK JUGA! PANTES UNCLE MERASAKAN GAK ENAK TAU-TAUNYA KAMU SUDAH RUSAKIN PINTUNYA." teriak Sam sambil menjewer telinga ponakannya.

"Uncle lepasin uncle, ih uncle sama kayak mom main jewer-jewer saja." rengek Aldric yang sayangnya tidak dipedulikan oleh Sam.

Dengan perasaan tidak berbelas kasihnya, Sam langsung menyeretnya ke ruangannya juga tanpa mau melepaskannya sama sekali.

Sedangkan Aldric yang diperlakukan seperti itu oleh pamannya pun hanya bisa mendengus dan pasrah.

Berbeda tempat berbeda juga situasi, Andrian yang memang sudah sampai di rumah sakit miliknya pun telah turun dari mobilnya sambil menggendong badan istrinya yang sudah dingin.

"DOKTER SUSTER TOLONG ISTRI SAYA!" bentak Andrian penuh penekanan membuat para suster dan sejumlah dokter langsung turun tangan melihat atasan mereka yang baru saja datang dengan keadaan tidak baiknya bersama istrinya.

Salah satu suster pun mendorong brankarnya yang langsung saja diletakkannya pelan-pelan oleh Andrian seolah-olah jika ia meletakkannya secara kasar sedikit saja maka tubuh istrinya bisa remuk begitu saja di tangannya.

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang