MDIMH 2|10. Makan Malam

2.6K 168 57
                                    

"Ma mau kita bantu?" tanya Jennita mendekati mamanya yang sedang sibuk di dapur.

"Gak usah nak, mending kalian bergabung sama papa sama kakak kalian sana." ucap Jeniffer tidak mengalihkan tatapannya sedikitpun dari sayur yang dibuatnya.

Ya, malam ini dirinya berniat memasak capcay, ikan goreng, dan bakso goreng, sebagai menu makan malam mereka.

"Kita bantu ya ma, kita juga bisa kok." ucap Jesslyn yang dibalas anggukan kepala oleh Jennita.

Sedangkan Jeniffer yang mendengar ucapan Jesslyn pun mau tidak mau mengangguk mengiyakan.

"Yasudah Nita bagian bakso gorengnya, Jes bagian ikannya." ucap Jeniffer tegas, yang dibalas senyuman oleh mereka berdua.

"Iya ma!" ucap keduanya serempak dan mulai melakukan tugasnya.

"Jes sini deh liat." ucap Jennita membuat Jesslyn yang sedang sibuk dengan ikannya pun menatapnya.

Timpukan tepung seketika mendarat di wajahnya, membuat Jennita yang melihatnya pun tertawa.

Berbeda dengan Jesslyn, Jesslyn yang ditimpuk tepung oleh kakaknya pun menggeram.

Karena rasa tidak terimanya, dirinya pun mulai membalas lagi apa yang telah dilakukan oleh kakaknya itu dan seketika perang tepung pun terjadi diantara keduanya, membuat Jeniffer yang melihatnya pun menghelakan napasnya.

"Kalian bukan bantu mama namanya ini nak, tapi ngerusuhin dapur." lirih Jeniffer ketika melihat keadaan sekelilingnya yang sudah kacau karena tepung.

"Jes sudah masukin ikannya? ASTAGA NAK APINYA DIKECILIN DULU SAYANG, BUKAN LANGSUNG DIMASUKIN BEGITU. MINYAKNYA KAN JADI CIPRAT-CIPRAT JESSLYN!" lanjutnya diakhiri tatapan tajamnya, sambil melangkah mundur menghindari percikan minyak.

Sedangkan Jesslyn yang diteriaki oleh mamanya pun hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Maaf ma, kan Jesslyn gak tau." ucap Jesslyn dengan nada pelannya yang untungnya masih dapat didengar oleh Jeniffer.

"Bilang dari tadi kalau kamu gak ngerti goreng ikan Jesslyn, kan bisa mama bantu tadi kalau kamu kasih tau mama." ucap Jeniffer dengan tatapan kesalnya.

"Ma coba deh liat sini." ucap Jennita sambil menimpuk kembali tepung itu ke wajah mamanya membuat Jeniffer yang ditimpuk oleh putrinya pun menggeram, sama seperti yang dirasakan oleh Jesslyn tadi.

"DASAR ANAK NAKAL!" teriak Jeniffer sambil mengejar Jennita yang sudah duluan berlalu meninggalkan dapur.

Sampai dimana Jennita pun bersembunyi di belakang Andrian, membuat Andrian dan kelima putranya yang tadinya sedang sibuk belajar pun menatapnya.

"Ma kenapa bawa centongan begitu ma?" tanya Andrey dengan tatapan bingungnya, membuat Jeniffer yang mendengar pertanyaan putranya itu pun mendengus.

"Tanyakan saja ke adikmu itu Rey." ucap Jeniffer tidak mengalihkan sedikitpun tatapannya dari Jennita yang kini sedang ketakutan.

"Mama lagi maskeran?" tanya Andre mewakili keempat saudaranya.

"Kepalamu lagi maskeran, ini tepung bukan masker." ucap Jeniffer sambil mendekati Jennita.

"Minggir mas!" perintah Jeniffer yang dibalas gelengan kepala oleh Andrian.

"Sudahlah sayang, jangan marah-marah begitu." ucap Andrian melerainya yang sayangnya tidak dipedulikan oleh Jeniffer.

"Mau minggir atau mas ku pukul pakai ginian?" tanya Jeniffer sambil berkacak pinggang, dengan tangannya yang sudah memegang centongan sayur, sedangkan Andrian yang mendengar pertanyaan istrinya pun menggeser ke samping, memberikan jalan untuk istrinya.

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang