MDIMH 2|42. Pengkhianat 2

2.3K 150 135
                                    

Disinilah keluarga kecil Andrian berada, setelah dimana penuduhan Jennita terhadap Jesslyn Andrian yang mendengarnya pun langsung berlalu meninggalkan mereka semua, membuat mereka bertujuh yang melihat keadaan ayahnya itu yang telah berlalu meninggalkan mereka semua pun dengan segera menyusul ayahnya, tanpa berani lagi mengeluarkan suara mereka sedikitpun.

Begitupun juga dengan Jeniffer, keadaan dirinya yang tidak beda jauhnya dengan keadaan suaminya itu pun, membuat dirinya bisa merasakan apa yang telah dirasakan oleh suaminya itu.

"Kalian tau papa memilih pulang bukan berarti papa membenarkan ucapanmu Nita, tapi papa memilih pulang karena papa rasa lebih baik semuanya di selesaikan di rumah daripada menyelesaikannya di tempat itu. Jadi sebelum dimana papa melanjutkan kembali pengkhianatan itu, apa yang telah dilakukan oleh aunty itu sampai-sampai aunty itu bisa memberitahumu seperti itu, nak?" tanya Andrian to the point, sesampainya mereka semua di ruang keluarga.

"Sudahlah pa, namanya pengkhianat tetap saja pengkhianat. Kenapa sih papa gak langsung hukum Jesslyn saja, kenapa coba papa masih menanyakan Jesslyn yang jelas-jelas Jesslyn sudah tega berkhianat di keluarga ini?" tanya Jennita sambil menatap sinis Jesslyn, membuat Andrian yang mendengar sendiri bagaimana pertanyaan putrinya itu pun menatapnya tajam.

"DIAM KAMU JENNITA! Papa disini menanyakan adik kamu, bukan kamu Nita, jadi tolong bedakan dimana saat papa sendiri menanyakan kamu, dan juga dimana saat papa sendiri menanyakan adik kamu Nita." ucap Andrian tegas sebelum dimana dirinya pun beralih menatap Jesslyn lagi.

Berbeda dengan Jennita, dirinya yang mendengar sendiri ucapan ayahnya itu pun mendengus, membuat Andrian yang memangnya menyadari sikap putrinya itu pun menggeram.

PRANG!

Meja kaca di ruangan keluarga pun kini telah hancur, membuat Jeniffer dan juga ketujuh anaknya yang melihatnya pun terkejut.

Bagaimana bisa mereka semua tidak terkejut?

Saat mereka sendiri harus melihat kemarahan ayah mereka yang terlihat berbeda bahkan sangat-sangat berbeda, dari kemarahan biasanya.

Biasanya ayahnya memarahinya hanya melalui kata-katanya tapi tidak untuk sekarang. Kemarahan ayahnya terlihat sekali sudah memuncak, terbukti barang yang ada disekeliling mereka bisa dihancurkan begitu saja oleh ayahnya tanpa memedulikan lagi tangannya yang akan yang terkena serpihan kaca itu.

"Sudah cukup kesabaran papa selama ini untuk menghadapi sikap kekurang ajaranmu itu, Jennita! Papa selama ini selalu bersabar memilih mengalah untuk menghadapi sikapmu, tapi ternyata kesabaran papa selama ini gak dimanfaatkan baik olehmu Nita. Ingat nak sesabar-sabarnya orang terhadapmu juga semuanya ada batasnya juga Jennita. Harusnya setelah dimana papa memberikanmu maaf, kamu bisa memperbaiki dirimu itu nak, memperbaiki kesalahanmu sekaligus sikapmu itu Princess Jennita Valentino." ucap Andrian sambil beranjak dari tempatnya, mendekati putrinya yang sedang terdiam karena ucapannya.

"Tapi apa yang dilakukan oleh Nita sudah benar pa, dia---" ucapan Jennita pun langsung terpotong oleh ucapan ayahnya sendiri.

"Kalau memang seandainya Jesslyn pelaku dibalik ini semua, orang yang sudah berkhianat di keluarga ini dia gak akan sediam itu saat papa sendiri menanyakannya Nita. Tapi kenapa justru kamu sendiri yang terlihat berisik selama ini, bahkan dari kemarin pun juga sama. Kamu berusaha mungkin menyela ucapan adikmu sendiri, bahkan menjawab pertanyaan papa yang memang seharusnya gak kamu jawab. Ada apa dengan dirimu itu, Jennita? Jangan pernah mengira akhir-akhir ini papa diam bukan berarti papa gak menyadari semuanya nak, papa selama ini diam karena papa sendiri mau liat seberapa takutnya kamu saat kamu sendiri telah membunyikan sesuatu dari papa sendiri, sayang. Mungkin saja sekarang papa gak tau apa yang sedang kamu sembunyikan itu, tapi bukan berarti gak selamanya papa gak akan tau itu sesuatu yang sudah kamu sembunyikan itu. Cepat atau lambat, tanpa kamu sendiri yang memberitahukannya pun, papa sendiri yang akan mencari taunya sendiri." ucap Andrian dengan seringaiannya, membuat Jennita yang mendengarnya pun lagi dan lagi terdiam.

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang