MDIMH 2|41. Pengkhianat

2.2K 130 97
                                    

"Jesslyn paham maksud papa, terima kasih sudah mengingatkan Jesslyn. Sekali lagi, Jesslyn minta maaf karena Jesslyn sendiri sadar kalau Jesslyn salah sesuai yang Jesslyn katakan tadi dan juga maksud Jesslyn disini berkata seperti tadi itu bukan berarti Jesslyn ingin melanggar ajaran papa selama ini, tapi apa yang diucapkan oleh Jesslyn tadi itu semua murni dari hati Jesslyn sendiri pa. Murni dari hati Jesslyn saat dimana aunty itu melakukan yang gak seharusnya terhadap Jesslyn, murni dari hati Jesslyn sendiri saat Jesslyn sendiri harus mengingat kembali apa yang diucapkan oleh aunty itu ke Jesslyn sendiri pa." ucap Jesslyn dengan nada pelannya yang untungnya masih dapat didengar oleh semuanya.

"Memangnya apa yang telah diucapkan oleh aunty itu terhadap dirimu nak?" tanya Andrian dengan tatapan bingungnya, membuat Jesslyn yang mendengar sendiri pertanyaan ayahnya pun lagi dan lagi terdiam.

Dirinya terdiam bukan berarti dirinya tidak mau mempedulikan pertanyaan ayahnya, tapi dirinya terdiam karena dirinya ragu apakah dirinya harus mengatakan sesuai dengan faktanya, sesuai yang diucapkan oleh aunty itu atau justru lebih baik dirinya menyembunyikannya sendiri demi kebaikan saudaranya sendiri?

Ya, meskipun dirinya juga belum tau siapa yang dimaksudkan oleh aunty itu, tapi yang pastinya yang telah diucapkan oleh aunty itu terhadap dirinya, membuat dirinya merasa tidak percaya dengan semuanya.

Bagaimana tidak? Aunty itu berkata kepadanya kalau misalkan dibalik persaudaraan mereka terdapat sebuah pengkhianatan yang tidak pernah diduga olehnya, bahkan tidak pernah terduga olehnya.

"Papa bertanya untuk dijawab Jesslyn, bukan untuk didiamkan. Papa bertanya juga bukan bermaksud menyinggungmu kembali sayang, papa bertanya karena papa sebagai orang tuamu berhak tau apa yang telah diucapkan orang itu terhadap anak papa sendiri." lanjutnya berusaha sesabar mungkin, yang dibalas anggukan kepala oleh Jesslyn.

"Maafkan Jesslyn pa, Jesslyn belum bisa memberitahukannya pa." ucap Jesslyn sambil menundukkannya kepalanya, tidak berani menatap tatapan ayahnya.

"Apa maksudmu kamu belum bisa memberitahukannya, Jesslyn? Apa yang sudah kamu sembunyikan dari papamu sendiri, nak?" tanya Andrian dengan tatapan tajamnya, sambil mendekati Jesslyn yang kini sudah bergetar karena tangisannya.

"Sudahlah mas, mungkin saja Jesslyn belum siap untuk memberitahukan mas dan juga kita mas. Bagaimana pun juga kita sendiri gak boleh memaksanya, mas." ucap Jeniffer sambil memeluk Jesslyn kembali, berusaha mungkin menghentikan tangisan putrinya.

"Papa disini gak membentakmu sama sekali Jesslyn, kenapa kamu bisa menangis? Niat papa disini bertanya, bukan memaksamu. Papa mau kamu sebagai anak terbuka terhadap orang tuamu sendiri, Jesslyn. Apapun itu keadaannya, lebih baik beritahukan papa dan juga mama yang mungkin saja nanti kami berdua bisa membantumu menyelesaikan masalahmu itu sayang. Bukannya malah menyembunyikannya sendiri yang nantinya akan merepotkan kami semua sebagai kedua orang tuamu. Kalau bukan sekarang kamu memberitahukannya ke papa, mau tunggu sampai kapan lagi? Mau tunggu nyawamu sendiri yang menjadi taruhannya baru kamu sendiri mau terbuka untuk memberitahukan papa dan juga mama?" tanya Andrian tegas sambil beralih memeluk putrinya itu.

"Sudah jangan menangis, gak ada yang menyuruhmu menangis Princess Jesslyn Valentino." lanjutnya sambil mengelus pucuk kepala Jesslyn.

Sedangkan Jesslyn sendiri yang mendengar sendiri ucapan ayahnya itu pun seketika tangisannya berhenti, membuat Andrian yang melihatnya pun tersenyum.

"Jesslyn menangis bukan karena pertanyaan papa, tapi Jesslyn menangis karena Jesslyn sendiri sedih pa. Apa salah Jesslyn selama ini pa, apa salah Jesslyn selain terhadap aunty itu, terhadap saudara Jesslyn sendiri? Apa Jesslyn selama ini sebagai saudara sudah berbuat jahat terhadap mereka saudara Jesslyn sendiri sampai-sampai Jesslyn sendiri harus menerima ini semua? Dan juga apa selama ini Jesslyn sudah kelewatan terhadap papa maupun mama sehingga Jesslyn sendiri harus dibenci oleh saudara Jesslyn sendiri?" tanya Jesslyn bertubi-tubi membuat Andrian yang mendengar pertanyaannya itu pun semakin bingung.

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang