MDIMH 2|18. TOD

2K 131 88
                                    

"Pa milih truth or dare pa?" tanya Jesslyn membuat semuanya menatap kearah ayahnya.

Ya, setelah dimana masalah lingerie tadi mereka pun telah bersepakat untuk bermain TOD yang untungnya saja disetujui oleh kedua orang tuanya.

Berbeda dengan Andrian dan Jeniffer, mereka berdua sengaja menyetujui permintaan ketujuh anaknya karena mereka berdua berusaha mungkin tidak hanya bersikap seperti orang tua saja, melainkan mereka berdua juga berusaha mungkin bisa memegang peran sebagai teman sekaligus sahabat untuk ketujuh anaknya supaya ketujuh anaknya bisa lebih terbuka lagi dan lebih dekat lagi kepada mereka.

Ada saatnya mereka berdua sebagai orang tua, ada saatnya mereka berdua sebagai teman, tergantung situasi dan kondisinya.

"Truth" ucap Andrian yang dibalas anggukan kepala oleh semuanya.

"Papa ambil salah satu kertas itu setelah itu papa harus kasih kami kertas yang sudah papa pilih itu untuk kami baca." ucap Andrey menunjuk beberapa lembar kertas yang tersedia di hadapan mereka karena posisi mereka yang membentuk sebuah lingkaran kecil, dimana Andrian duduk disebelah istrinya.

"Seandainya mama gak pernah hadir dalam hidup papa, apa yang akan papa lakuin untuk hidup papa?" tanya ketujuhnya serempak membuat Andrian yang mendengar pertanyaan mereka pun tersenyum.

"Seandainya mama kalian gak pernah hadir dalam hidup papa, papa akan sendirian terus nak, hidup papa akan papa habiskan dengan kerja." ucap Andrian tegas sambil menatap satu persatu ketujuh anaknya.

"Tapi kenapa pa bukankah papa seharusnya mudah mencari pasangan dengan kekayaan yang papa miliki sekaligus fisik papa yang tampan?" tanya Andrey dengan tatapan bingungnya mewakili kebingungan keenam saudaranya dan Jeniffer.

"Rey papa kasih tau ya, mencari pasangan itu gak semudah yang kamu kira nak. Mencari pasangan itu gak seharusnya bermodalkan kekayaan dan fisik, tetapi mencari pasangan yang sebenarnya itu bermodalkan hati dan usaha. Tanpa hati tanpa usaha, gak akan pernah bisa mendapatkan pasangan yang tulus. Karena ketulusan itu dirasakan oleh hati bukan kekayaan, ketulusan juga dinilai dari seberapa usahanya bukan fisiknya." ucap Andrian yang dibalas anggukan kepala oleh Andrey.

"Ayok main lagi pa" ucap Andrey dan mulai memutarkan kembali botolnya sampai dimana botol itu terarah ke Jeniffer.

"Truth or dare ma?" tanya Andrey yang dibalas senyuman oleh mamanya.

"Truth" ucap Jeniffer sama dengan pilihan suaminya, dan mulai mengambil salah satu kertas seperti yang dilakukan oleh Andrian tadi.

"Salah satu hal kenangan terindah yang masih mama ingat sampai sekarang apa?" tanya ketujuhnya serempak, dengan wajah mereka yang terlihat antusias.

Sedangkan Jeniffer yang mendengar pertanyaan ketujuh anaknya pun saling bertatapan dengan Andrian, sambil tertawa kecil.

"Saat papa kalian melamar mama." ucap Jeniffer sambil menatap satu persatu ketujuh anaknya.

"Ceritain pa ma, kami penasaran!" ucapnya serempak yang dibalas anggukan kepala oleh Jeniffer.

-Flashblack on-
Setelah dimana Jeniffer telah diterima di perusahaan milik Andrian, sehari-harinya dirinya pun langsung diangkat menjadi sekretaris pribadinya membuat dirinya secara mau dan tidak mau pun mengikuti atasannya kemanapun atasannya itu pergi.

Sampai dimana, Andrian pun harus menghadiri salah satu acara pertemuan antar perusahaan seluruh dunia, disitu jugalah Jeniffer dengan setianya mengikuti dan berkenalan dengan sekretaris lainnya.

Karena tidak mungkin bukan jika dirinya sebagai sekretaris perusahaan Valentino'Comp tidak bertegur sapa dengan mereka?

Di tengah-tengah keramaian pesta, tiba-tiba keadaan pesta pun gelap dan hanya menerangi salah satu seorang pria yang sedang berjas putih dimana disana terdapat seorang pria yang sedang duduk di hadapan piano putihnya.

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang