MDIMH|41. Obat

4.8K 204 106
                                    

"Gua mau lu taruh obat ini kedalam minuman pak Andrian, tapi ingat jangan sampai pak Andrian tau, paham?" ucap Bella menyuruh salah satu siswi membuat siswi itu mengangguk.

"Paham"

"Sana lakuin gua gak mau tau bagaimana pun juga caranya, yang penting obat ini harus ada di minuman pak Andrian." perintah Bella membuat siswi itu berlalu meninggalkannya.

"Sebentar lagi pak Andrian bakal melakukan apa yang gua mau selama ini. Tinggal tunggu kehancuranmu saja Jeniffer melihat sendiri bagaimana suamimu itu." ucap Bella dengan seringaiannya.

"Bel" panggil Jeniffer ketika dirinya baru duduk di tempatnya.

"Iya Jen?"

"Maafin soal kemarin ya, aku jadi gak enak hati sama kamu." ucap Jeniffer dengan senyumannya yang dibalas anggukan kepala oleh Bella.

"Gak apa Jen, oiya ini ada makanan buat anak-anakmu Jen." ucap Bella menyerahkan sebuah kantong batik yang langsung saja diterima oleh Jeniffer.

"Terima kasih Bel, oiya kenapa kamu bilang anak-anak ke aku? Maksud kamu anak, anak gimana?" tanya Jeniffer membuat Bella terdiam.

"Ah gak aku bilang begini karena Aldric sendiri yang bilang kemarin DBD itu anak kamu sama Aldric. Tapi kok kemarin kamu perginya malah bareng kakakmu itu bukan bareng Aldric?" tanya Bella balik disertai dengan senyumannya ketika melihat ekspresi Jeniffer yang sedang pucat.

"Aku gak ada hubungan apa-apa dengan Aldric Bel berapa kali lagi aku harus jelasin ke kamu. Dan itu anaknya pak Andrian karena aku adiknya pastinya aku ikut dong bukan anak aku dengan Aldric" ucap Jeniffer menbuat Bella mengangguk.

"Kalau kamu adiknya, kemana istri pak Andrian sebenarnya Jen? Kamu kan adiknya pasti kamu tau dong." ucap Bella dengan santainya tanpa mempedulikan Jeniffer yang sudah kehabisan kata.

"Aku gak tau Bel, karena itu urusan kakakku bukan aku." ucap Jeniffer sambil mengeluarkan hpnya yang baru saja dibeli oleh suaminya kemarin.

"Memang lu pikir gua bisa dibodohin? Wajarlah lu gak ada apa-apa dengan Aldric, orang lu saja statusnya sudah menjadi istri pak Andrian. Lihat saja sehabis ini gua bakal buat lu bercerai dengan pak Andrian dan setelah lu bercerai saat itu juga gua bakal bisa dapetin pak Andrian." ucap Bella sambil membayangkan betapa bahagianya dirinya nanti saat dirinya bisa menggantikan posisi Jeniffer yang sudah ia inginkan selama ini.

"Jen aku ke toilet dulu ya." ucap Bella tanpa menunggu jawabannya lagi, dia pun langsung berlalu meninggalkan Jeniffer yang sedang bingung dengan kelakuannya.

Dan secara diam-diam juga Jeniffer pun mulai beranjak dari kursinya dan mengikuti Bella dari belakang.

Berbeda tempat berbeda juga situasi, Andrian yang tadinya sehabis meminum minuman yang dibawanya dari rumah pun tiba-tiba merasakan hasratnya pun naik setelah dimana ia kedatangan seorang siswi yang ingin bertanya seperihal materinya.

"Ada apa denganku?" tanyanya bingung saat merasakan panas di sekujur tubuhnya.

Panas di tubuhnya semakin lama semakin hebat ia rasakan, bahkan hasrat dirinya ingin menyentuh pun semakin lama semakin kuat.

Hanya satu di pikirannya kini, obat apa yang telah dibawa oleh siswi tadi saat dirinya sedang menjelaskan materi yang diinginkan oleh siswi itu.

Betapa bodohnya dirinya saat dirinya tidak menyadari itu semua.

"Mau apa kamu kesini Bella?" tanya Andrian dengan tatapan tajamnya saat melihat kedatangan Bella secara tiba-tiba.

"Maaf pak, saya tidak mengetuk pintu bapak. Saya kesini saya mau menawarkan tawaran yang menarik buat bapak. Pasti bapak sedang panas bukan? Bagaimana saya bantu meringankan rasa panas itu pak?" tanya Bella dengan senyumannya membuat Andrian mendengus.

"Jangan harap Bella, saya lebih memilih tersiksa dengan panas ini daripada saya harus menyentuh kamu." ucap Andrian dingin sambil melanjutkan kembali tugas-tugasnya.

Sedangkan Bella yang mendengar ucapan Andrian pun menatapnya kesal.

"Bapak beneran tidak mau kah? Atau malu-malu?" tanya Bella sambil mendekati Andrian.

"Jangan menyentuh saya Bella." ucap Andrian penuh penekanan saat Bella menyentuh wajahnya.

"Sangat sayang pak Andrian, penawaran ini sangat menguntungkan loh buat bapak." bisik Bella sambil memainkan kancing kemeja Andrian.

Berbeda dengan Bella, Andrian yang diperlakukan seperti itu oleh Bella pun menghempaskan tangannya dari kemeja miliknya secara kasar.

"Saya tidak sudi menyentuhmu, saya lebih memilih menyentuh istri saya sendiri daripada kamu Bella. Saya lebih memilih menyentuh wanita yang sudah sah dengan saya bukan kamu yang tidak sah untuk saya. DAN SEKARANG SAYA MAU KAMU KELUAR DARI RUANGAN SAYA!" ucap Andrian penuh ketegasan diakhiri dengan sebuah bentakan membuat Bella terkejut.

"Tapi pak Andrian, saya sudah berbaik hati disini untuk anda. Dan anda malah membentak saya, sebegitu setianya kah anda dengan istri anda sampai tidak mau menyentuh saya?" tanya Bella dengan tatapan sedihnya membuat Andrian menyeringai.

"Dengarkan baik-baik, saya sadar dengan status saya, saya sadar dengan janji saya sendiri saat saya menikah. Saya berjanji bukan untuk disaksikan dihadapan semua orang saja, saya berjanji untuk Tuhan bahwa saya sendiri Andrian Daylon Valentino dengan segenap hati dan jiwa saya saya serahkan sepenuhnya kepada istri saya, bukan untuk wanita lain. Maka karena itulah apapun yang terjadi dengan saya, bagaimana pun juga rasa panasnya saat saya rasakan saat ini saya tidak akan pernah mau bahkan tetap tidak mau menyentuh wanita lain terkecuali istri saya sendiri. Sudah saya katakan bukan saya lebih memilih menahan rasa panas ini daripada melakukan suatu hal yang tidak harus saya lakukan. Saya tidak mau mengkhianati janji saya sendiri, saya tidak mau mengotori ikatan suci saya sendiri dengan istri saya. Jangan sampai saya bertindak kasar kepada kamu Bella, saya disini masih menghargaimu karena kamu seorang wanita. Kalau saja kamu bukan seorang wanita, dari tadi saja saya sudah bertindak kasar denganmu. Jangan sampai karena kamu sendiri, saya yang berjanji dalam seumur hidup saya untuk tidak menyakiti seorang wanita sedikitpun saya harus melanggarnya sendiri karena kamu Bella. Dan sekarang saya mau kamu KELUAR!" ucap Andrian sambil menyeret tangan Bella membuat Bella yang ditarik pun meringis.

"Anda kejam pak Andrian, selain anda menolak saya anda juga menarik tangan saya." ringis Bella tidak dipedulikan oleh Andrian.

Saat dimana Bella yang menyadari suara kedatangan Jeniffer dihadapan pintunya pun pura-pura terjatuh membuat Andrian yang memang belum menyadari kedatangan istrinya pun berbalik.

Dan seketika hal tidak terduga pun terjadi, Bella langsung saja menarik kemeja Andrian membuat Andrian yang memang tidak menyangka dirinya akan ditarik pun, akhirnya dirinya sendiri ikut terjatuh dan dari sanalah kesempatan Bella untuk menciumnya tepatnya menciumnya di bibirnya.

Ceklek

"Andrian"

***
A/N : Jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian disini
VOTE+KOMEN+SHARE

2306020
-Tetap jaga kesehatan ya 🖤
My Dosen Is My husband

-My Note-
1. Apa yang akan terjadi selanjutnya ya saat mama Jeniffer melihat sendiri papa Andrian berciuman dengan Bella, ah lebih tepatnya Bella yang menciumnya?

Apakah mama Jeniffer akan mempercayai semua penjelasan papa Andrian? Atau tidak?

Bagaimana dengan sikap papa Andrian?

Bagaimana dengan part ini menurut kalian?

Tanggapan kalian yaaa, supaya bisa di update seperti biasanya double up bahkan triple up.

Bagi yang silent reader tetap meninggalkan jejak ya, meski gak komentar vote pun boleh.

Dan bagi yang sudah meninggalkan jejak, terima kasih yaa.. dan jangan lupa terus untuk tinggalkan jejak kalian... sayang kalian 💕

My Dosen Is My Husband √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang